Kamis, 30 Januari 2014

Gone 6 | Baby Dont Cry Chapter 1



Baby Don’t Cry


Posted by        : ZA StoryLine

A fanfiction by I_You
 Editor : Zi_You

Read For:
Now | Chapter 2 | Chapter 3 | Chapter 4 | Chapter 5 | Chapter 6(End)

Title    :   Baby Don’t Cry|Main Casts:  Lu Han (EXO M), Zhang Ara(OC),Oh Sehun (EXO K)|Other Casts: Member EXO PLANET, Hyun So Ran(OC), Kristal (fx), Fan Hae Yeon(OC), Yin In Sul (OC), Yun Zu Ra (OC), Shin Yun(OC) |Genre: Romance ,sad | Duration : Chapter

Summary :
Apa yang kau pikirkan!
Kenapa kau bersikap seolah olah tidak terjadi apa apa?

****
Hallo … author baru nongol lagi ,bawa ff baru , cerita ini dari imajinasikudan sebagian kecil berdasarkan pengalaman pribadi author hehehe, mianhae kalau ada kesamaan cerita atau  nama pemeran itu tanpa unsure kesengajaan,maaf untuk nama tempat author cuma ngarang hahaha karena gak sempet ngesearch. Happy reading ^_^ 

****

Part 1



Seoul , South Korea
Francesco Restaurant , at 16:00 KST
Hujan  baru saja berhenti  mengeluarkan titik-titik air yang telah jenuh pada awan abu-abu. Suhu yang dingin menusuk tulang  bersama angin, berhembus pelan membelai rambutnya lewat celah jendela yang terbuka. Wangi latte  dan tanah  basah menetralkan  cuaca hari in.  Zhang Ara mengamati keadaan sekelilingnya, mengamati apakah  kekasihnya akan datang. Hari ini  adalah hari jadinya dengan kekasihnyaSehun.
Zhang Ara menyesap  kopinya lagi , sudah  dua gelas ia habiskan sendiri  hari ini. Ia menghela nafas panjang  dan melirik jam tangan yang telah  melingkar di tangan kanannya
Pukul 16:00 , sudah  empat jam  aku menunggunya  apakah dia benar benar tidak datang? Atau memang ia tidak mengingatnya?”suara ponselnya yang berdering  membuyarkanlamunananya. Panggilan dari Sehun.Dialah lelaki yang ia tunggu sedari tadi.
Yeoboseo, Sehun” terdengar nada bahagia dalam ucapnnya, dansenyum manisnya mulai mengembang di kedua sudut bibirnya.
Mianhae Ara. Aku sibuk jadi aku tidak bisa datang, mianhae.ucapnya
Tidak bisakah kau berikan tiga menitmu untukku?” ucap Zhang Ara yang berusaha membendung air matanya yang akan jatuh.
Mianhae. Sebentar lagi akan ada  pemotretan. Member EXO  telah menungguku aku harus segera bersiap siap, mengertilah.  Ucap Sehun yang terdengar sedikit  terburu-buru  dan beberapa detik kemudian,ia menutup panggilannya.
Zhang Ara meletakkan beberapa won diatas mejanya  dan  beranjak pergi  meninggalkan restaurant itu. Ia melangkahkan kakinya lemas menuju pintu yang bertuliskan exit.
Dia tidak datang? Sudah ku duga.” senyum kecut mengembang dari salah satu ujung bibirnya. Kaki jenjangnya berjalan mendekati pintu keluar cafe tersebut. Namun, seketika langkahnya terhenti ketika seorang gadis yang sangat ia kenal tengah duduk bersandar dengan secangkir kopi di tangan kanan.
Zhang Ara menatap gadis tajam gadis tersebut. Sedang gadis itu, hanya tersenyum kecut. Dagunya sedikit terangkat, juga arah pandang mata coklat kehitamannya tertuju pada kursi di depannya. Ia seolah tak menginginkan lawan bicaranya hanya berdiri sedari tadi.
 Silahkan duduk.”Zhang Ara menarik nafas panjang dan menarik kursi yang berada di sampingnya. Kini, ia duduk berhadapan dengan gadis itu. Jung Krystal, namanya.
“Apa yang kau inginkan? Kau selalu mencampuri hubunganku dengan Sehun.”ucap Zhang Ara ketus. Mata coklatnya seolah tak menunjukkan tatapan sendunya. Hanya tatapan tajam yang ia tunjukkan pada Krystal.
“Lepaskan dia. Dia milikku” ucap Krystal, seolah  menegaskan bahwa Sehun adalah miliknya.
Mwo? Hei, apa kau gila?”  Tanya Ara dengan senyum kecut.
Ne , aku gila karena aku mencintainya.  lanjut Krystal lagi
Aku tidak akan pernah melepaskannya.  ucap Ara  sedikit geram. Rahanganya mengeras, sesaat setelah mendengar kalimat yang baru saja terucap dari bibir Krystal.
“Kau akan menyesal.”  Ucap Krystal dengan tatapan sinis.
 Zhang Ara tidak menghiraukan ucapan  Jung Kristal dan beranjak pergi meninggalkan  restaurant itu.Kakinya melangkah menyusuri jalan-jalan kota Seoul yang ramai. Pandangan kosongnya, menatap gedung SM Entertaiment. Ya, gedung impian banyak orang yang bermimpi menjadi artis  multitalent.
“Sehun , apa kau bisa mendengarku ?” Gadis itu memanggil kekasih yang selama ini jauh darinya. Oh Sehun, seseorang yang ia cintai selama 1 tahun  kini hilang.
Langkahnya terhenti pada kerumunan orang yang menghalangi langkahnya. Ia menelusup diantara mereka yang  mencari tahu, apa yang terjadi.Jantungnya serasa berhenti ketika melihat paras dihadapannya, seorang pria sedang bernyanyi dan memainkan gitarnya sedang duduk di salah satu bangku.
“Luhan oppa? Apa yang sedang dia lakukan?” ucap Zhang Ara dalam hati.
-o0o-
Kini Luhan telah menemukan gadis itu dari padatnya kerumunan. Ia menghentikan permainan gitarnya. Membuat para penonton saling menatap binggung. Luhan menatap gadis itu lalu  melanjutkan  permainannya, Ia menyanyikan salah satu lagu dari EXO “ Baby Don’t Cry”. Dan semua penonton bertepuk tangan.
            “Gamsahamnida.Luhan membungkukkan badannya  sebagai tanda terimakasih.Semua fans masih saja meneriaki namanya dan ingin sekali meminta foto atau sekedar tanda tangannya. Segera manager Lee beraksi untuk  mencegah para fans itu mendekati Luhan. Ia bergegas beranjak dari tempat duduknya dan meminta maaf  kepada fans fansnya  karena ia menginginkan waktu pribadi. Tiba-tiba  Luhan berjalan kearah Ara, membuat Ara sedikit terkejut atas apa yang di lakukan Luhan  dan  menariknya dari kerumunan para fans yang semakin kencang meneriakkan namanya itu. Mereka berjalan menjauhi tempat itu, melewati kerumunan para fans menuju sebuah restaurant kalsik, yang berada tidak jauh dari tempat itu.Sontak membuat fans saling menatap bingung. Luhan mencoba melindungi Ara dari para fansnya yang mungkin akan menyerangnya dengan menenggelamkan wajah Ara dalam pelukannya sedangkan Ara hanya menundukmencoba menyembunyikan wajahnya.Membuat para fans semakin histeris melihat adegan Luhan dan Ara tadi, bahkan Luhan tak peduli setelah ini akan ada berita secandal diantara mereka.Yang ia inginkan hanya Ara saat ini.
Terdengar sedikit decitan kecil dari kursi klasik yang di tarik Luhan.
“Silakan duduk.”titah Luhan pada Ara. Lalu sedetik kemudian ia menarik kursi yang berada di depan Ara dan duduk berhadapan. Ia membuka buku menu yang telah di siapkan oleh pramusaji. Ia memesan 2 hot Chocolate dan dua sweet cake untuk teman mengobrol mereka.
            Permainanmu bagus Luhan oppa” puji Zhang Ara yang mencoba membuka pembicaraan diantara mereka  danLuhan hanya menanggapinya  dengan senyum simpul.
Oppa,lagu itu untuk kekasihmu?”pertanyaan naïf itu keluar dari mulut Zhang Ara membuat seakan aliran darahnya berhenti.
“ Hah…ani ….aniyya, lagu itu  untuk….ah lupakan, sebernarnya ada yang ingin  aku tanyakan padamu?” ucap Luhan dengan tatapan serius.
Ne , mwo?” ucap Ara menanggapi.
“Sehun... Apa dia tidak  datang?” ucap Luhan dengan keraguan disetiap katanya.
Kini wajah gadis itu  pucat. Tak satu katapun keluar dari  mulutnya. Ia harus  mendengar pertanyaan itu lagi. Ia merasakan butiran air matanya telah berkumpul pada pelupuk matanya, sekalipun ia menahannya agar tak terjatuh pada pipinya, namun pada akhirnya butiran-butiran air mata itu akhirnya jatuh  tanpa ia bisa bendung lagi.
Mianhae.. aku tak bermak”ucapnnya Luhan terbata-bata.
“ Gwaechanayo oppa ,aku tidak menangis.”Zhang Ara  tersenyum palsu, tangannya menghapus butiran air mata itu dengan terburu buru.
“Bukankah kalian ada sesi pemotretan?  Kenapa oppa ada disini?”ucapnya lagi.
“Pemotretan selesaidua jam yang lalu.”ucap Luhan.
“Mwo? Benarkah?” ucap Ara terkejut. Zhang Ara tertunduk lesu,  hatinya terasa sakit. Otakknya tak dapat berfikir  jernih. Luhan memegang tangan gadis itu dan menariknya pergi.
“ Oppa,kita mau kemana?” Tanya Ara  sedikit bingung dengan sikap Luhan yang tiba-tiba saja menarik tangannya.
“Diam dan ikutlah denganku.” ucap Luhan sembari tersenyum simpul.
Luhan membawa gadis itu ke  sebuah mall yang telah tutup dan bermain ice skyting disana.
“Oppa,bagaimana  kau bisa masuk ketempat ini?” Tanya Ara penasaran.
Mall ini milik temanku dan aku telah menyewanya untuk malam ini.” jelas Luhan  sembari memasangkan sepatu di kaki Ara.
Mereka bermain ice skyting bersama dengan  diselingi canda tawa yang menguar  memenuhi ruangan itu. Sesekali Ara menunjukkan kemampuannya beraksi di atas lapisan es  itu didepan Luhan yang selalu membuatnya berdecak kagum.
“Apa kau senang ? Sudah lama kita tidak melakukan ini bersama.” ucap Luhan, dengan menyunggingkan senyum manisnya.
“Ne oppa.senyuman lebar itu menghiasi wajahnya membuat Luhan sedikit lega karena dia bisa membuat wanita yang amat ia cintai lupa dengan masalahnya, meski sejenak.
“ Aku akan mengantarkan mu pulang,kajja” Luhan menggenggam hangat  tangan gadis itu dan beranjak menaiki  mobil. Beberapa detik kemudian mobil itu mulai melajumelewati jalan Seoul yang ramai.
“Kenapa sekarang kau bersikap seperti itu  padaku?” Luhan  mengawali pembicaraan.
“Sikap yang bagaimana,oppa?”Ara mencerna perkataan Luhan.
“ Kenapa kau berubah? Seakan kita baru saja saling mengenal?” ucap Luhan lagi.
“ Mianhae oppa. Kau seorang artis  sekarang,dan karirmu sedang naik daun,kau harus menjaga image mu. Aku tidak mau terjadi skandal di antara kita, bukankah begitu seharusnya?” jelas Ara pada Luhan yang sedari tadi masih focus mengemudi.
Ssst…. Luhan membanting setir kekiri untuk menepi, tangannya meraih tangan Ara dan menatapnya hangat.
“Dengar! Artis hanya profesiku, dan aku  tetap Luhan  yang kau kenal dulu,arraseo?” jelas Luhan sedangkan Ara hanya mengangguk tanpa ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya 
****
Zhang Ara Home ,at 20:00 KST
“Gamsamhamnida, hati hati.” Ia melambaikan tangannya pada Luhan seiring lelaki itu memacu mobilnya menjauh.  Nafas berat kembali ia hembuskan  seiring ia melangkah membuka  pintu apartemennya. Butiran-butiran air mata itu jatuh ketika mata coklatnya melihat foto itu lagi, foto Sehun dengan Krystal yang terpampang jelas pada  cover majalah dewasa itu. Ia menghempaskan badannya di tempat tidur yang berukuran King size miliknya. Matanya menatap langit-langit apartemen kosong , Ara meraih ponsel yang berada di samping tangan kanannya lalu memencet tombol pada ponselnya, Luhan satu nama yang ia ingat.
Yeoboseo.” Suara lelaki itu sedikit menenangkan  hatinya.
Yeoboseo  oppa , apa kau sedang sibuk?”tanya Ara pada sumber suara itu.
Mianhae, aku manager Lee, Lu Han sedang latihan tolong jangan diganggu.” ucap Manager Lee.
Aih babo! Ara merutuki dirinya sendiri 
Ah mianhae tadi aku hanya salah memencet nomor, mianhaemanager Lee” Ia menutup sambungan telephone itu. Ia melempar ponselnya sembarang dan kembali membaringkan dirinya pada bedcover coklatnya. Memorinya seakan berkelana pada masalalunya.
*FLASHBACK*
Shanghai  High School, China
            Ya ayah , setelah pulang sekolah aku akan kekantor tenang saja. Aku janji”ucap seorang gadis. Ia  lalu menutup sambungan telephone dari ayahnya. Langkahnya terhenti. Matanya terbelalak  melihat paras pria asing yang berada di depannya. Ia memperhatikan setiap gerakan  pria itu. Keren sekali,bahkan hanya untuk mengedipkan matanya, ia kesulitan.Tanpa ia sadari  pria itu mendekatinya yang masih melongo terpesona dan membisikan sesuatu tepat di telinga kanannya
            “Tolong jangan beritahu orang lain. pria itu kemudian berlalu pergi. Gadi ituAra mengerjap-ngerjapkan matanya  mencoba mencerna perkataan pria tadi. Kemudian Ara  melanjutkan berjalan menuju lokernya untuk  mengambil jam tangannya yang tertinggal. Ia mendengar para gadissedang membicarakan murid baru dari kelas dua. Ia menutup lokernya  dan bergabung dengan gadis-gadis itu.
            “Benarkah ada siswa baru  di kelas dua ? Siapa namanya?”Tanya Ara penasaran.
            “Ya. Kau lihat pria jangkung itu. Dia Oh Sehun. Bukankah dia sangat tampan ?” Kini Ara  mengikuti arah telunjuk  salah seorang gadis itu, pada segerombolan tim basket yang sedang berjalan  melewati  Ara, juga gadis-gadis di sekitarnya.
            “ Sehun ?Oh Sehun ? Jadi itu namamu” batinya berteriak.Ia berlari menuju kelas untuk menemui  Yun Zu Ra dan Yin In Sul, sahabat karibnya.
            Hei… kenapa  kau berdiri disitu dan senyum-senyum sendiri?” Tanya Yun Zu Ra penasaran 
            Kau kenapa Ara? Kau baik baik saja?” Tanya Yin In Sul menyambung.
            Aku melihat pangeran. jawab Ara. Mata coklatnya menerawang pada langit-langit kelasnya. Seolah membayangkan kembali wajah pria jangkung itu. Sedang bibirnya tak henti-hentinya menyunggingkan senyum manisnya.
            Kau sakit?”  Zu Ra beranjak dari tempat duduknya dan memegang kening Ara  memastikan  kalau Ara benar-benar tidak sedang mengigau.
            “Tidak, itu benar.” Ara kini menatap lekat kedua teman karibnya. Seolah meyakinkan kalimat yang terucap dari bibirnya.
            Hahahaha…..”  kini tawa mereka  terpecah memenuhi seluruh ruang kelas  setelah mendengar pernyataan Ara.
            Hei  berapa umurmu?” ucap Yin In Sul.
            “16 tahun.” ucapnya polos.
Hei sudahlah. Kenapa kau masih saja melihat film Barbie dan berkhayal ada pangeran yang akan menjemputmu ?” goda Yun Zu Ra.
            “Sungguh , namanya  Oh Sehun anak kelas dua, kalian tetap tidak percaya? ucapnya menegaskan jika dia memang tidak bermimpi.
            Tidak.” ucap Yun Zu Ra dan Yin In Sul bersamaan.
            Ayo ikut aku.” Ara menarik kedua temanya itu menuju  lapangan basket sekolahnya. Telunjuk kanannya menunjuk seseorang pria jangkung,diantara pemain basket itu.
            “Yun Zu Ra,Yi In Sul  lihat lelaki yang sedang lay up itu, dia Sehun.”  ucap Ara, dengan mata berbinar.
            “Ara kau benar. Dia sangat tampan seperti pangeran, In Sul kau lihatkan Ara benar?” ucap Zura
            Lihat apa ? Siapa ?” ucap In Sul polos  yang masih sibuk membenarkan  kancing bajunya yang hampir lepas.
Zu Ra memegang kepala In Sul dan,memutarnya menghadap lapangan basket.
Lihat pria jangkung yang memakai ikat kepala berwarna merah, namanya Sehun.  ucap Zu Ra  sedikit geram karena tingkah lola  dan pocer face sahabatnya itu.
            Wah tampan sekali. Lalu kenapa ?” Tanya In Sul polos.
            Hah! Kau tahu, Ara itu menyukainya, mengerti ?” jelas Zu Ra.
            “ Oh.. kalau begitu aku setuju, kami akan membantumu mendapatkannya, oke?” ucap In Sul tanpa pikir panjang.
Jam sekolah akhirnya berakhir  juga semua siswa segera membubarkan diri karena terlalu penat  dengan pelajaran sekolah. Seperti biasa Ara  menunggu Lu Han di pohon depan sekolah bersama Yun Zu Ra dan Yin In Sul.
            Hei kalian !” sapa Luhan dari arah belakang.
            Heigege. Baru keluar? Tanya  Zu Ra.
            Tadi ada sedikit pengumuman dari guru.” Jelasnya.
            Kalian belum di jemput ?”Tanya Luhan
            Belum,mungkin sebantar lagi gege.” ucap In Sul
            “Ara ayo pulang.” ajak Luhan, namun sedikit pun tak ada respon dari Ara.
            Gege, mungkin dia ingin melihat seseorang dulu sebelum dia pulang.” ucap Zu Ra lagi
            Seseorang? Siapa?” Tanya Luhan penasaran.
            Itu.” In Sul menunjuk seorang laki laki yang baru saja keluar dari kelasnya. Pandanagn mata Luhan pun kini mengikuti arah telunjuk  In Sul.
Namanya Sehun , Oh Sehun. Dia murid baru di kelas dua, Ara menyukainya,gege.  jelas Yin In Sul  pada Lu Han.
            “ Dia?  Benarkah Ara menyukainya?” Tanya Luhan dengan nada sedikit lemas, Yun Zu Ra dan Yin Insul mengangguk bersamaan.
-o0o-
Zhang Ara Home , At 19:00 SCT
Tok.. tok.. Ara mengetuki pintu kamar Luhan, lalu sedetik kemudian  ia membukanya.
            Gege, apakah kau sedang sibuk?” Tanya  Ara  pada Luhan yang  tengah ia dapati sedang duduk di meja belajar.
            Tidak.Ada apa?” ucap Luhan seraya membalikan badannya.
            Kau bisa membantuku? Aku tidak mengerti dengan  tugas kimia ku.” ucapnya seraya berjalan mendekati Luhan. Ia menarik kursi yang berada di samping kanan Luhan lalu membuka lembaran-lembaran soal soal yang serasa cukup rumit baginya.
            Ah ini  tentang minyak bumi. Jadi, senyawa  hidrokarbon  dalam  minyak bumi  itu ada neptana, paraffin, aromatic  dan aspaltena  yang masing masing memiliki  ukuran dengan rata rata…” ucap Luhan. Ia menjelaskan dengan rinci apa yang tak dimengerti Ara. Sesekali mata coklat kehitamannya melirik Ara. Namun, yang terlihat dari indra penglihatannya, Ara seperti menerawang langit-langit kamar Luhan, dengan binar di matanya. Seolah indra pendengrannya tak ia fungsikan, untuk mendengarkan penjelasan Luhan.
Ara ? Kenapa kau tidak memperhatikan penjelasanku dan  malah senyum senyum sendiri ?” Tanya Lu Han seraya melambai lambaikan tanganya  di depan wajah Ara.
            Ah, maafkan aku, gege. Emm… gege sebenarnya aku ingin cerita padamu.Sebenarnya…
            Ah oke  oke.. tapi selesaikan tugas mu dulu. Baiklah,  kita lanjutkan  rata rata untuk neptana itu sekitar49 % , paraffin  30 % ,aromatic 15 %, dan aspaltena  6 %. Nah, minyak bumi itu didapatkan  dari dalam bumi dengan  cara pengeboran  daerah antiklinal  di darat maupun di lepas pantai jadi…. kalimatnya terputus ketika ia melihat  Ara tengah tertidur. Ia  mengelus pucuk kepala gadis yang sangat ia cintai. Rupanya gadis itu masih sama. Sulit jika di perintah untuk belajar. Sedetik kemudian, Luhan lalu  membopongnya menuju kamar.

Shanghai Hight School , China
Tring … 
Bel istirahat berbunyi. Semua siswa  keluar dengan lesu karena telah muak dengan pelajaran yang menumpuk hari ini. Lorong panjang harus mereka lewati  untuk menuju kantin yang penuh sesak siswa siswa.
‘Aargh..’
Jerit Ara dalam hati ketika kakinya terinjak oleh seseorang. Tapi dengan  tubuhnya yang  mungil  memberinya keuntunganngan,sehingga  memudahkan dia sedikit bergeser. Seperti mendapat keberuntungan dari Dewi Fortuna, ketika  seseorang menabraknya,itu tak membuatnya tersungkur jatuh, bahkan membuatnya mengantarkan pada keberuntungannya. Ia menabrak Sehun, seseorang yang saat ini ia puja. Wajahnya merona  malu dan bahagia bercampur.
‘Oh, apakah ini mimpi? batinnya berteriak.
Keadaan kantin yang sangat ramai, membuatnya antrian yang sangat panjang. Perutnya sudah berbunyi sedari tadi karena hari ini dia tidak sempat sarapan. Ia  takut mendapat hukumandari guru Xang Fan,jika ia terlambat.Lelaki itu, terkenal disiplin dan tegas. Jika ada salah satu siswanya terlambat, maka ia akan di hukum keluar kelas sampai  jam mengajarnya selesai.
‘Hufft’
“Andai saja  Sehun atau Luhangege  ada di sini, mungkin  aku tidak bosan menunggu antrian sepanjang ini. Sedangkan In Sul dan Zura mungkin sudah di meja makan  dan menikmati makanan mereka. Kami terpisah saat di lorong tadi gumamnya.
Ara mencoba melihat ke belakang  melihat apakah kakaknya itu ada di  baris antrian ini. Matanya terbelalak, jantungnya berkerja tidak normal seakan akan ingin berhenti  ketika paras yang sangat ia kenal berada tepat di belakangnya yang kini sejajar dengan  wajahnya
 ‘Se…Sehun ?’  batinya berteriak. Ia tak menyangka  lelaki itu kini sedang menatapnya.
            Kau tidak apa apa ?  suara itu berhasil  memecah lamunannya dan membuatnya salah tingkah
            A…ah aku ? Aku tidak apa apa. Maaf .” Ia membalikkan tubuhnya cepat. Ia tak ingin Sehun mengetauhi semuanya. Ia tak ingin melihat wajahnya memerah seperti tomat. Ia tertunduk dan  menggigit bibir bawahnya, matanya  menyipit  nyaris terpejam menahan teriakan  bahagia yang ingin sekali ia  keluarkan.
            Tring…bel tanda masuk berbunyi lagi pelajaran  jam ke  5-6 matematika. Ara mengutuk palajaran itu karena ia sangat membencinya. Huff… ia menghela nafas berat lagi,entah berapa kali ia  meghela nafas yang sama dan terus mengeluh.
ARA’S CLASS at 11:00 SCT
Tok ..tok … suara ketukan pintu seseoarng tak membuat Ara  bangun dari  meja tulisnya. Malas sekali mengangkat  kepalanya. Terdengar suara laki-laki sedang berbicara. Telinganya  menangkap jelas suara itu. Seketika suasana hatinya telah kembali, karena termensed dalam pikiranya jika hari ini guru Sin tidak mengajar. Ia mulai mengangkat kepalanya perlahan dan melihat siapa yang sedang berbicara. Matanya terbelalak, bahkan ia bisa merasakan darahnya mengalir sangat cepat, ketika melihat paras tampan itu  kembali. Oh Sehun, lelaki itu sekarang sedang  berada di kelasnya. Tidak perduli apa yang akan dia lakukan, yang terpenting ia bisa melihat wajahnya dari dekat, lagi. Ia tak merelakan sedetik saja matanya berkedip, ketika lelaki yang amat di sukainya itu sedang memberikan pengumuman tentang jadwal extra fotografi terbaru. Dan beberapa detik  kemudian Sehun berlalu pergi.Sehun adalah suntikan semangat baginya menghadapi ribuan rumus dan soal-soal matematika yang kini terus berputar mengelilingi kepalanya.
Tring… kini bel istirahat terakhir telah berdenging. Ingin rasanya perut ini memakan  sesuatu yang mengeyangkan dan  menenggak jus yang segar karena rasanya tenggorokannya telah mongering. Ara keluar dengan rambut sedikit berantakan. Frustasi! Ya hanya kata itu yang ada di benaknya setelah  memakan ribuan soal soal matematika. Ara, Zu Ra dan In Sul mengambil nampan dan segera menyendok nasi, sayur dan beberapa daging,  tak lupa  orange jus yang ia letakkan di nampan sebagai akhir petualangan  kulinernya.
            Apa kau sungguh  akan memakan ini semua ?”   ucap Zu Ra yang berdecak keheranan. Ara, yang ditanya pun hanya mengganguk, memberi tanda  pada Zu Ra bahwa itu benar dan In Sul  hanya menggeleng atas perlakuan  Ara sahabatnya itu.
Bola matanya kini  kembali memutar mencari celah bangku yang kosong, kini matanya membulat sempurna. Wajah kusutnya kembali  terlihat ceria, membuat kedua ujung bibirnya terangkat dan kini telah mengembang, ketika menatap  sosok lelaki itu , lelaki berambut coklat  yang sedang bebincang dengan teman-temanya di bangku nomer tiga dari depan. Kakinya, kini telah melangkah perlahan  tanpa ia sadari.
‘BRAKKK….’
Suara nampan dan piring yang jatuh. Semua mata menatap dirinya yang telah jatuh tersungkur di depan Oh Sehun karena tersandung kakinya sendiri.‘Bodoh ! Kau mempermalukan dirimu sendiri Zhang Ara!’  umpatnya  geram. Malu. Hanya itu yang ia rasakan. Kini rasanya ia ingin menyembunyikan wajahnya di dalam  rompinya. Otaknya kini tak mampu berfikir jernih bajunya kini telah di penuhi dengan bumbu daging dan orange jus yang belum sama sekali ia sentuh.
            Pakai ini  untuk  membersihkan wajah mu ,dan pakai ini untuk mengganti bajumu.”  lelaki itu, lelaki yang berhasil membuat darahnya berdesir lebih cepat dan  membuat jantungnya bekerja tidak normal ketika ia berada di depanya , berjongkok di hadapannya untuk membuat mereka dalam posisi sejajar dan sekarang menyerahkan sapu tangan berwarna biru itu pada Ara. Tangan itu kini mulai semakin dekat dengannya, ketika dia melepaskan rompinya dan mengenakannya pada tubuh Ara. Kini pikirannya mulai liar. Rasa itu ingin sekali meluap, tapi ia tidak ingin melihat Sehun malu karenanya  dan membuat lelaki itu membencinya.
            Lain kali hati- hati.” ucap Sehun sebelum  ia beranjak meninggalkan Ara  yang kini telah di papah Zu Ra dan In Sul yang juga ingin menyelamatkannya dari situasi memalukan ini.
Ara  berlalu menuju kamar mandi, segera ia membersihkan semua noda yang ada di baju dan wajahnya, karena sebentar la ada pelajaran Mr. Po, ia  menyebutnya Mr Po karena wajahnya terlihat seperti panda. Wajahnya berseri ketika melihat wajahnya di cermin  kamar mandi sekolah. Aneh. Seharusnya ia mengutuk dirinya sendiri  karena kecerobohannya di depan lelaki yang amat ia cintai itu. Ia lupa dengan  semua itu ketika ia mengingat kembali  kejadian di kantin  tadi. Ini adalah kisah sejarah terbesarnya, mungkin kali ini dia tidak akan bisa tidur  karena selalu terbayang bayang wajah lelaki itu meskin ia harus memaksa matanya untuk terpejam, tetapi wajah lelaki itu tetap dalam pikirannya. Oh Sehun, pria yang begitu ia puja, bukan hanya karna tampan tapi dia sangat menarik.
ARA’S HOME  at 19:00 SCT
Ia kembali  mengenakan rompi itu seakan ia merasa jika saat ini Sehun sedang memeluknya. Ia lalu berkaca pada meja riasnya. Sehun. gumamnya dalam hati.
“Ara! Cepat turun kita makan  malam bersama!”   teriakan ibu  dari lantai satu membuyarkan lamunannya. Ia menuruni anak tangga dari kayu yang sudah tua  menuju ruang makan.
“Ara apa yang kau lakukan? Kenapa kau memakai rompi sekolahmu cepat taruh rompi itu, dan kita makan sekarang.  perintah ibu. Hal itu membuat selera makan Ara  hilang seketika. Ia mengerucutkan  bibirnya  Menyebalkan!’ umpatnya
“Ibu biarkan  Ara memakai rompi itu.” ucap  Luhan yang mencoba membela Ara. Luhanpun  menarik kursi yang berada di samping kanannya untuk Ara  dan merekapun makan malam bersama.
Selesai makan malam ia bergegas menuju kamar. Ingin sekali bau feromon lelaki itu slalu melekat di tubuhnya. Tapi besok dia harus  mengembalikannya kepada lelaki itu. Ia merasa jantungnya mendadak berhenti  karena ia tidak sabar menunggu hari esok untuk bertemu dengannya, dan melihat senyum simpulnya lagi. Hanya untuknya.
SHANGHAI HIGHT SCHOOL , CHINA
Hari ini seperti hari biasa, suasana sekolah sangat ramai. Ia  sengaja berjalan memutar  melewati lapangan basket. Matanya berputar  mencari sosok lelaki itu. Tapi nihil. Tak ada Sehun di sana. Dia tak berani mengantarkan rompi itu  ke kelasnya, ia tidak mau terjadi scandal dia antara mereka dan membuat Sehun membencinya. Kepalanya tertunduk, kecewa. Ia pun beranjak menuju kelas.
Tring……..
Bel pelajaran telah usai. Semangatnya memburu. Ia kemasi semua buka dan peralatan tulisnya, lalu ia bergegas beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Zu Ra dan In Sul .
            Hei Ara! Tunggu aku !”  pekik Zu Ra yang  berlari mengejarknya membuat Ara menghentikan langkahnya sejenak.
” Apa? Kau memanggilku ?”  ucapnya
            Heh…heh…larimu cepat sekali Ara, kenapa  kau tidak setia kawan dan meninggalkan ku.” ucap Zu Ra seraya berusaha mengatur nafasnya.
            Maaf, aku terlalu senang aku berharap  bisa bertemu Sehun dan mengembalikan sapu tangan dan rompi ini. In Sul mana ?”  ucap Ara, seraya memperlihatkan rompi dan sapu tangan biru, yang kini dalam genggaman tangannya.
            “In Sul mungkin  sudah di bawah pohon. Ayo!”  ucap  Zu Ra  seraya menarik  tangan Ara  menuju ke tempat   tempat  biasa.
Seperti biasa, mereka menunggu Luhan yang biasanya pulang paling terakhir. Wajar karena dia sudah kelas tiga. Tapi, hari ini semua siswa pulang  secara bersamaan.
            Ayo  kita pulang Ara.” ajak Luhan pada Ara.           
            Sebentargege. Ada  seseorang yang ingin aku temui. Aku ingin mengembalikan ini padanya  karena tadi di sekolah aku tidak menemukannya.”  jelas Ara
Kini senyum Ara kembali mengembang ketika  melihat Sehun keluar kelas. Matanya berbinar  tidak sabar untuk menemuinya dan mengucapkan terimakasih. 
            Sebentar ya, aku ke Sehungege dulu.”  ucap Ara tergesa gesa ia membalikkan tubunya cepat dan segera beranjak dari tempat itu. Baru satu langkah ia beranjak, Luhan memegang tangannya. Seketika membuat Ara  memalingkan kepalanya  menatap Luhan,lalu menarik Ara ke dalam pelukannya.
Nyaman kini yang Luhan rasakan. Kini wanita yang amat ia cintai berada di dalam pelukannya, meski sesak ia tahu jika “gadisnya” telah mencintai pria lain dan bukan dirinya.
            Gege? Ke.. kenapa kau memelukku?” ucap Ara sedikit terbata. Ia bingung dengan sikap Luhan kali ini, tidak biasanya ia bersikap seperti ini di tempat umum.
            Maafkan aku. Ranting itu hampir jatuh dan mengenai kepalamu.  ucap Luhan menetralkan suasana, sebelum Ara berfikiran tidak-tidak tentang perasaannya dan ia tidak mau melihat  Ara menangis  ketika ia tahu  Sehun berboncengan dengan gadis lain dan  gadis itu adalah kekasihnya.
            Oh..kalau begitu aku per....” kalimatnya terputus ketika ia mendapati Sehun tidak berada di seberang lagi. Kecewa, itu yang ia rasakan sekarang  kini kepalanya tertunduk dan tatapannya kosong.
ARA’S BEDROOM AT 22:00 pm. SCT
Ara menghempaskan badannya di ranjang  nya yang berukuran  King size itu. Matanya  terpejam , kepalanya pening  setelah menyelesaikan tugas metematika yang menumpuk. Sehun. Kini wajah lelaki itu telah memenuhi pikirannya, senyumnya mulai  mengembang. Ia bangun dari ranjangnya dan membuka laci almari untuk mengambil sapu tangan dan rompi itu. Sedetik kemudian ia memakainya. Ia memeluk erat rompi itu. Senyumnya mengembang, mata sipitnya kini hampir tak terlihat “Wo ai ni, Oh Sehun.” ucapnya seraya merebahkan tubuhnya lagi.
AT : 24:00 pm.SCT
Kring…kring
Suara handphone  Ara  yang terus berdering. Ia memaksa membuka  matanya yang masih lengket. Satu  panggilan dari Luhan.
            Hallo gege,kenapa kau menelponku malam-malam? Bukankah kamar kita hanya bersebelahan, kenapa kau tak kekamarku saja?” Ara mengucek matanya pelan.
            Bisakah kau keluar sekarang?” ucap Luhan
            Apa? Ini sudah malam aku mengantuk. Aku ingin tidur.” ucap Ara  seraya menarik selimutnya untuk kembali  tidur .
            Aku mohon lima menit saja. Keluarlah.” ucap Luhan lalu sedetik kemudian ia menutup sambungan panggilannya.
Ara beranjak dari ranjangnya. Mengambil jaket asal dan memakai sandal emonya. Ia menarik  gagang pintu lalu membukanya. Matanya terbelalak  melihat puluhan lilin berada didepanya. Ia berjalan mengikuti lili itu sampai ia berada di taman belakang rumah mereka.Kini lilin-lilin itu membuat simpul membentuk kata  HAPPY BIRTHDAY. Kedua  ujung bibir Ara mengembang. Butiran-butiran bening itu kini mengalir membasahi pipi tomatnya. Ara melihat  Luhan berdiri  di antara lilin itu dan membawa sebuah kado. Luhan menarik tanganAra,  dan membawanya lebih dekat dengan tulisan lilin-lilin itu.
            Berdoalah  sebelum membuka kado ini.” ucap Luhan  seraya menyerahkan kado yang berada ditangannya. Kini Ara menyatukan  kedua telapak tangannya. Matanya terpejam ‘Tuhan aku ingin selalu bersama ayah, ibu , Kak Haerin, Luhangege. Dan izinkan aku mendapatkan  Sehun gege.’ gumamnya dalam hati. Ia kembali membuka mata sipitnya  dan mulai membuka kertas yang menyelimuti hadiah itu. Senyuman manis itu semakin mengembang ketika Ia mendapati  sepasang sepatu cantik yang ia inginkan, kini telah berada didepan matanya.
            Xie xie,Luhangege.” ucap Ara dengan nada gembira.Luhan tersenyum  bahagia. Ia menatap paras gadis itu,Aku berharap aku juga salah satu orang dalam doamu.’  gumamnya dalam hati
SHANGHAI HIGHT SCHOOL , CHINA
Heh…heh nafas Ara  terengah-engah. Ara menambah kecepatannya. Ia kembali melirik jam tangan yang telah melingkar di tangan kirinya. Hari ini Mr. Shang  mengajar  dan ia paling tidak suka  jika muridnya datang terlambat apalagi sampai tidak mengerjakan tugas rumahnya. Ia tak akan berpikir panjang lagi untuk menyuruh muridnya berdiri di luar dengan kaki kanan diangkat kedua tangan yang direntangkan sampai jam mengajarnya selesai.
            Permisi pak. Maafpak, saya terlambat.”Ara tertunduk. Ia tahu esekuensi nya jika dia terlambat. Benar saja, Mr. Shang menyuruhnya berdiri di luar Sial  sekali  hari ini , aku tidak bisa ikut ulangan fisika. umpatnya  kesal. Ia mengerucutkan bibirnya, lalu sedetik kemudian ia meniup poninya  kesal.
AT 10:00  SCT
Ara masih bergulat dengan tugas  yang diberikan Mr. Shang. Ia bahkan tidak sadar jika saat ini sudah jam istirahat. Hening. Semua siswa sudah keluar menuju kantin.
            Happy birthday to you , happy birthday to you happy birthday happy birthday happy birthday to you …
Lagu itu membuat Ara menghentikan aktivitasnya. Ia menatap semua teman-temannya yang sekarang  berada di depannya. Butiran-butiran bening itu menetes dan mengalir di pipi tomatnya. Ia tak menyangka jika teman- temannya mengingat hari ulang tahunnya, mereka bahkan menyanikan sebuah lagu untuknya. Ara menerima  ucapan selamat dari teman temannya,lalu Ara membuka hadiah dari Yin In Sul dan Yun Zu Ra. Ia membuka  kadonya, perlahan matanya berbinar dan kini kedua sudut bibirnya mengembang  membentuk sebuah senyuman  manis. Sebuah celengan imut berbentuk gajah berwarna biru dengan kartu ucapan didalamnya.
 To : Our Sister
HAPPY BIRTHDAY…
We hope you always health, we hope you can get your dream and make your parent  proud have daughter like you.
WISH YOU ALL THE BEST
                                                                                                          From : Your Little Sister
                                                                                                          Yun Zu Ra and Yin In Sul
                                                                                                         
Xie xie, teman-teman “ ucap Ara bahagia
           “Ara, kami punya satu kejutan lagi untukmu.” ucap Zu Ra dan In Sul dengan nada semangat. Sedetik kemudian In Sul mengeluarkan ponselnya, bola matanya bergerak mencari kontak nama lelaki  dengan marga Oh itu, lalu menunjukkannya  pada Ara.   
Seketika mata Ara terbelalak kaget, melihat kontak nama yang In Sul tunjukkan padanya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya  tidak percaya. Bagaimana sahabat-sahabat polosnya itu bisa mendapatkan  nomer ponsel Oh Sehun?Apakah  mereka menggledah loker lelaki itu?
            Bagaimana kalian bisa mendapatkan nomer ponselnya ?” Tanya Ara penasaran.
            Rahasia.”  ucap mereka berdua bersamaan
            Kau harusmenyatakan perasaanmu padanya, sekarang.” ucap In Sul semangat 
            Apa kalian sudah gila ? Aku perempuan  mana mungkin aku menyatakan perasaanku terlebih dahulu ?”  Ara  meniup poninya kesal. Sedetik kemudian In Sul memencet tombol calling pada name contac yang tertulis jelas nama Oh Sehun. Ara berusaha meraih ponsel itu. Ia tak mau  menuruti  ide teman-temanya  yang konyol itu  tapi Zu Ra menghalanginya.Terdengar nada sambung. In Sul segera menyerahkan ponselnya kepada Ara.
            “Hallo. Dengan siapa ini?”  ucap Sehun ramah. Kini wajah Ara pucat  bingung  apa yang akan ia katakan nanti apakah benar ia akan menyatakan perasaannya? Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya.
            Hallo… hallo. Dengan siapa ini? Bisakah anda mengatakan siapa anda dan apa keperluan anda dengan saya?” ucap Sehun lagi.
Tut…tut ..Ara menutup sambungan telephonenya dengan Sehun . Ia menempelkan  handphone itu didadanya. Masih terasa darahnya mengalir begitu deras. Jantungnya tak berhenti berdetak kencang. Ia menggigit  bibir bawahnya. Matanya menyempit nyaris terpejam  menahan teriakan kebahagiaan itu. Meski Ara hanya mendengar suaranyasaja itu sudah sangat cukup  membuatnya lebih  bahagia karena biasanya dia hanya melihat Sehun dari gedung satu ke gedung yang lain.
            Xie xie Zu Ra, In Sul.Ini salah satu kado yang paling indah.” ucap Ara seraya bangkit dari tempat duduknya dan memeluk mereka berdua.
-o0o-
            Ara melangkahkan kakinya  melewati lorong-lorong  sekolah dan berhenti tepat pada sebuah loker nomer 17. Oh Sehun. Nama itu  tertera jelas pada loker tersebut. Ia menggantungkan  rompi itu dan menyisipkan sebuah  surat kecil bersamaan dengan sapu tangan di saku kirinya.Lalu  ia beranjak meninggalkan loker itu, menuju kantin.
            Lelaki tampan bermarga ‘Oh’ itu, kini  keluar dari dalam kelasnya dengan  headphone yang senantiasa bertengger di kedua telingannya. Ia berjalan dengan langkah santai, menuju lokernya. Tangannya kini mulai bergerak  meraih rompi yang telah tergantung  itu. Matanya terpusat pada secarik kertas berwarna pink yang sangat membuatnya penasaran. Lalu sedetik kemudian ia membaca isi surat tersebut.
To: Sehungege
 Xie xie, telah membantuku kemarin. Membantuku menyembunyikan rasa malu ku  didepan murid murid lain. Xie xie ..
                                                                                                            From : Zhang Ara

Kini tanpa ia sadari, kedua sudut bibirnya mengembang membuat lengkungan senyuman  manis. Lalu sedetik kemudian ia mengenakan  rompi itu ketubuhnya. Ia mencium bau feromon gadis itu  yang entah mengapa membuat hatinya bergetar.
-o0o-
Seperti biasa. Ara, Zu Ra, dan In Sul berjalan menuju pohon di halaman sekolah untuk menunggu Luhan datang. Shin Yun datang menghampiri mereka yang sedang asyik mengobrol  untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun pada  Ara. Shin Yun  lalu menepuk punggung Ara pelan, membuat Ara memalingkan pandangannya kearah belakang. Ia terkejut, tiba-tiba ada bingkisan kado di depan mata.
            Tada.. ini untukmu.” ucap Shin Yun  pada Ara  seraya   menyerahkan bingkisan itu pada Ara.
            Xie xie Shin Yun, aku buka di rumah, ya.” ucap Ara pada Shin Yun bahagia. Shin Yun menggangguk. Ia lalu duduk di samping  Ara.
“Ada gossip baru tentang Oh Sehun. Isunya sih, dia telah memiliki kekasih bernama Fan He Yon, bukankah mereka berada dalam satu kelas?”jelas  Shin Yun  menggebu. Kini dada Ara terasa sesak dan sakit, keringat dinginnya mengucur  deras menahan rasa sakit itu. Matanya mulai  memanas. Ia hanya tersenyum kecut 
            Be..be..benarkah Oh Sehun Se..Se…Hun? ?  A… Sehun  aku tahu dia.” Ara tertunduk, ingin sekali air matanya turun, tapi dia harus menyembunyikanya.
            Kau tidak apa-apa, Ara? Kenapa kau terlihat shock sekali? Ah ..apa kau menyukai Oh Sehun?”   ucap Shin Yun penasaran. Kini wajahnya menelisik sorot mata Ara yang terlihat masih terkejut dengan kabar baru, yang ia bawa.
            Ah.. a..aku ? Tidak. Aku tidak menyukainya hanya saja dia memang pantas mendapatkan He Yon bukankah mereka pasangan serasi, hemm?” Ara tersenyum kecut .
-o0o-
SHANGHAI HIGHT SCHOOL ,MONDAY  AT 07:00 SCT
            “Ara apa kau sudah mengerjakan  tugas bahasa inggris?” Tanya Zu Ra dengan sedikit berlari untuk menyamakan langkahnya dengan Ara.
            “Tugas? Tugas bahasa inggris? Ah …bahasa inggris, aku lupa. Denganreflek Ara menepuk  jidatnya. Ia lupa dengan tugasnya yang seharusnya  di kumpulkan hari ini. Dan sialnya lagi,mata pelajaran itu ada saat jam pertama setelah upacara. Dia tidak mungkin menyontek temannya karena guru itu tahu betul siswa siswinya jika menyontek pekerjaan teman lain. Beliau tidak segan-segan memberikan nilai nol dan tidak diperbolehkan mengikuti test pertama. Ara menghembuskan nafasnya berat, membuat poninya berkibar sejenak. Ia berfikir mencari ide untuk jalan keluar tugasnya yang belum ia kerjakan.
Semua siswa berkumpul di halaman sekolah seperti biasa untuk  upacara bendera. Langkahnya terhenti ketika melihat Oh Sehun dan beberapa temannya sedang berbincang-bincang.
            ‘Aku mohon berbaliklah dan lihatlah aku. Sekali saja ..aku mohon berbaliklah lihatlah aku … gumamnya. Matanya terfokus pada Oh Sehun yang hanya berjarak beberapa meter didepanya. Ia tak menyadri jika salah satu teman Sehun melihat arah pandangnya yang tertuju pada Sehun. Sontak temannya memberi kode kepada Sehun, dan membuat Sehun segera membalikan badannya untuk melihat Ara yang sedang memperhatikkanya dari jauh dengan intens.
Panik, bingung harus bagaimana, apa yang harus ia lakukan.Oh sehun sedang melihatnya sekarang, dan melempar senyuman manis untuknya. Kini perasaan itu yang sedang menjalari tubuh Ara. Ia merasa jantungnya akan keluar saat itu juga. Ia membalikan tubuhnya cepat dan berusaha pergi dari tempat itu. Tapi senyuman tadi telah memberinya semangat sehingga muncul ribuan ide dalam pikirannnya untuk mengerjakan tugas bahasa Inggrisnya.
Dert..dert….
Handphone  Ara berrgetar. Reflek ia merogoh saku bajunya untuk melihat siapa yang  mengirim pesan.
To      : Zhang Ara
From : Fan Hae Yon
Teman-teman diharapkan kedatangannya,  di acara ulang tahunku yang ke 17, di danau Fei Sin  pukul 19:00 pm. SCT
            Aku lupa kalau hari ini ulang tahunnya, kado apa ya? Untuk remaja  seusia dia ?  Huft.. uangku semakin menipis. Bulan ini ibu belum memberiku uang jajan. Tunggu. Sehungege? Pasti dia akan diundang. Gumam Ara. Ia menggembungkan  pipinya dan perlahan mengeluarkan nafasnya berat. Hatinya pasti terbakar malam nanti.
-o0o-

At   Fein Sin Lake At: 19:00 pm.SCT           
Danau yang biasanya sunyi kini terlihat hiruk pikuk. Beberapa kendaraan telah terpakir rapi disana.Kami berhenti di salah satu celah danau untuk memberhentikan motor kami.
” Zhang Ara ! Xi Luhan !” terdengar teriakan seorang gadis yang memanggil nama mereka sembari  melambaikan tanganya kearah Ara dan Luhan. Sedetik kemudian dia berlari kecil  mendekati Luhan dan Ara yang baru saja memakirkan motor.
Terimakasih udah dating. Ayo ikut aku, kita bergabung bersama yang lain.”  Fan Hae Yon  menarik tangan  kanan Ara dengan senyum yang masih ia umbar. Ia memperkenalkan Ara dan Luhan pada teman temannya.
Hai perkenalkan  aku, Zhang Ara.”  gadis itu  membukukkan badannya sopan di hadapan  teman-teman tetangganya itu. Kini matanya membulat seketika. Tubuhnya memanas. Detak jantungnya mulai  tak beraturan, ketika matanya menagkap  wajah yang memenuhi pikirannya akhir-akhir ini. Oh Sehun. Kini laki-laki itu berdiri di antara teman teman Hae Yon  sambil  menenggak orange jus.
Pesta Barberque ala anak SMA ini  kian ramai. Ara melihat Hae Yon yang sedari tadi bersama Sehun dan asyik  bercengkrama. Ara merasakan matanya kini mulai panas. Namun, ia menahan bulir-bulir bening, yang mungkin telah siap menuruni pipinya. Ia tak menyangka seseorang yang ia sukai adalah kekasih tetangganya sendiri  bahkan jarak rumah mereka tidak ada 100 meter. Rupanya buli- bulir  bening itu tidak bisa di ajak kompromi dan menetes begitu saja menuruni pipi Ara.
 Apa yang kau pikirkan, Ara? Memangnya kau siapa,hah? Kau mencintai seseorang yang sangat sempurna sedangkan kau? Si bebek buruk rupa!Mereka pasangan serasi bukan?  Kau harus sadar itu Zhang Ara.” Gumamnya. Ia menghapus air matanya kasar dan beranjak dari kursi  menuju kerumunan karena sebentar lagi acara  potong kue di mulai. Tiba-tiba sebuah tangan kekar menarik tangan kirinya, membuatnya menghentikan langkahnya dan berbalik melihat siapa yang lancang memegang tanganya.
Apa kau akan baik-baik saja jika kau melihatnya?  tanya  Luhan. Pertanyaan itu, membuatnya tak mampu untuk menjawab. Bahkan tanpa menjawab pertanyaannya, Luhandapat melihat dari sorot mata Ara, bahwa ia tidak mungkin baik-baik saja. Luhan menarik  tangan Ara untuk beranjak pergi dari tempat itu.
Kita pulang, Ara.” ucap Luhan
Lepaskan aku,gege. Apa yang kau lakukan?” ucap Ara dengan nada tinggi. Ia mencoba melepaskan genggaman tangan Luhan yang terasa lebih kuat darinya. Ia hanya mampu meringis kesakitan.
Lepaskan aku, Xi Luhan! Kau menyakitiku!” ucap  Ara yang sontak membuat Luhan menghentikan langkah kakinya menjauhi tempat itu. Ia berbalik dan menatap Ara intens.
“A..aku..aku  akan baik-baik saja. Kau bisa memegang ucapanku.” ucap Ara  terbata, lalu sedetik kemudian ia berjalan kembali ketempat itu yang kemudian disusul oleh Luhan. 








To be Continue…


A/N:
Gimana masih belum dapat feelnya? Atau ceritanya jelek ?, author minta maaf ya , maklum author baru hehehe masih harus banyak belajar , tapi  tunggu lanjuttannya ya hehehe… promo *plak*  karena  yang selanjutnya akan sad .
Oke ditunggu RCLnya guys ..Bye  ^-^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar ^^