SO GOOD BYE
A fanficton by : I_You
Editor : Zi_You
Title: SO GOOD BYE | Main
Cast : Wu Yi Fan /Kris (EXO M),
Tiffany Hwang (SNSD) |Other Casts: Kim
Jongin/Kai (EXO K), Jia(Miss A), Tao (EXO M), Chen (EXO M), Lay (EXO M), Choi
Siwon (Super Junior) | Duration: chapter | Genre : Romance ,Marrige live,Action,Sad,AU
Summary
:
Don’t
leave me baby
Why?
Because
you are mine
*******
Hallo
…author baru nongol nih bawa ffnya Kris , ini ff pertamaku , kisahnya
terinspirasi dari ff yang pernah aku baca, drama dan dari
imajinasiku , kritik dan sarannya aku tunggu ya supaya ffku lebih bagus
lagi , maaf jika ada kesalahan
tempat karena author bener bener gak
tahu tempat dan nama aslinya .
*******
SEOUL ,SOUTH KOREA
POV Tiffany
Sore
ini aku sibuk dengan setumpuk
pekerjaanku. Tiba-tiba
aku mendengar ponselku berdering.
Ayahku menelpone ku supaya aku cepat pulang. Katanya
ada saudara ku yang datang
‘Apa mungkin itu paman
Albert? Wah pasti dia membawakan oleh-
oleh banyak untukku’Aku bergegas mengambil tas slempang pink dengan pita
sebagai hiasannya. Dan bergegas pergi meninggalkan kantor .Sesampainya di rumah,
ibu langsung menyuruhku untuk cepat
mandi dan make up.
‘Tidak biasanya ibu
seperti itu. Apakah bukan paman albert yang datang ? Atau relasi ayah
?Lalu apa hubungannya dengan dengan ku ?’
Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benakku seiring
ku menaiki anak tangga dari kayu jati yang cukup tua. Ku percepat langkahku
menaiki anak tangga itu dengan sedikit berlari, lalu ku buka kamar pinkku. Hah…
ruang ini adalah duniaku, dimana aku bisa melihat warna pink sepanjang mataku
memandang. Aku bergegas menuju kamar mandi dan membaringkankan
tubuhku pada bathtub pinkku.
Busa
dan wangi aroma terapi menyelimuti tubuhku.
‘Ah..nyaman sekali’ .Tiba-tiba aku mendengar suara ibu yang memekikkan
telingaku dari lantai bawah. Lengkingan
suara itu, memaksaku membuka mata sipitku.
“
Tiffany! Cepat mandinya! Sebentar lagi
tamunya datang.” Aku bergegas menuju
shower untuk membersihkan sisa busa yang masih melekat di tubuhku, dan membiarkan shampoo
stroberyku hilang terguyur butiran-butiran
air. Lalu ku ambil pink towel yang tergantung dekat pintu, lalu membalutkannya ke
tubuhku. Jemari-jemari kakiku mulai
melangkah dari benda berbentuk persegi panjang bertuliskan “welcome”, menuju
imajination box-ku. Box, atau lebih tepatnya ruangan yang ku desain khusus
itu, berisi barang-barang berhargaku. Langkah kakiku mulai mendekati box imajinationku. Mencari
baju dan sepatu yang cocok untuk aku pakai malam ini.
Namun, seketika langkahku
terhenti ketika aku melewati bed ku. Mataku
melirik tajam benda berwarna putih yang tertidur di ranjangku, dan mulai
mendekatinya.
‘Itu gaun!’
batinku berteriak.Gaun yang aku inginkan
dari dulu. Gaun putih dengan ujung di atas lutut, sedikit mengembang dengan
pita coklat yang menghias lingkar perutnya .
“Ini
pasti dari ibu.Wah cantik sekali.Ibu sungguh baik.”gumamku.Gaun ini membuatku tak sabar untuk mencobanya.Dan ternyata
ukurannya sangat pas.Lalu aku menuju
meja rias untuk mempercantik diri. Ku biarkan rambut hitamku terurai
menutupi pipi tirusku.
POV Kris
Kedua
bola mataku menatap tajam puluhan
kalimat di depan ku. Mencari kesalahan yang mungkin terjadi pada penghitungan
setiap detail proyek besar ini. Bahkan suara
itu, suara pintu yang tiba-tiba terbuka, seolah hanya ku anggap gesekan yang ditimbulkan angin
musim semi. Namun, tak dapat ku pungkiri langkah seorang yang memasuki
ruanganku, membuatku mungkin tak seharusnya mengabaikannya.
Lelaki paruh baya itu, walaupun perhatianku masih tertuju
pada laptop di depanku, namun aku sangat mengenalinya. Dia bukan sekertarisku,
melainkan ayahku. Dan benar saja,ia mendekatiku dan
menutup laptop yang sedang aku gunakan. Hal itulah yang
membuyarkan konsentrasiku untuk menyelesaikan tugas
kantor yang menumpuk.
”Cepat
mandi dan bersiap-siap!
Sebentar lagi kita akan berangkat.”Dengan suara bassnya, ayah memulai pembicaraan. Arah bola
matanya menunjukkan ini adalah pembicaraan serius. Keningku mengernyit, mencoba
mencerna perkataanya.
“Kita
mau pergi kemana?”
“Nanti
kau akan tahu” Ayah menepuk bahuku dan berlalu pergi.
‘Bruuuss’
Titik-titik air berjatuhan di
tubuhku, aku merasa sangat segar setelah bergulat dengan berbagai proyek dan
relasi hari ini .Tapi aku merasa ada yang aneh dengan sikap ayah tadi.
‘Kenapa
ayah terlihat menyembunyikan sesuatu dari ku ?Apa yang beliau recanakan?’berbagai
pertanyaan berkecamuk dalam pikiranku.
Setelah lima belas menit
membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi. Aku bergegas memilih setelan baju dan
celana untuk aku pakai malam ini. Kemeja
putih dengan lengan baju di lipat ke atas, dan jeans biru tua kehitaman yang
aku pakai malam ini.Aku bergegas turun dari lantai atas karena ayah dan ibu
sudah menunggu di mobil.
Suara mesin mobil yang mulai menyala
itu mengalun,
diantara keheningan malam, yang terasa hingga di dalam mobil. Suara mesin itu, masih belum menandakan mobil yang
ku tumpangi juga kedua orang tuaku, melaju. Baru, dalam hitungan detik mobil yang kami
tumpangi melaju dengan
kecepatan sedang.
“Bisnis apa lagi, yah?”
“Setelah tiga tikungan didepan kau
akan tahu.” Perkataan ayah
tadi tak dapat ku elak lagi. Segera setelah beberapa detik, dari kata terakhir
ayah tadi, mobil yang ku pegang kendalinya ini ku tambah kecepatannya.
Perkataan itu membuat aku penasaran, ‘Apa yang sedang ayah dan ibu rencanakan?’Setelah
tikungan ketiga, kami sampai di sebuah rumah yang cukup besar dan mewah dengan
exterior yang unik . Kami turun dari mobil dan mendekati bell yang berada tepat di samping pintu
berwarna coklat muda bermotif naga. Ayah
memencet bell itu lalu keluar seorang laki – laki paruh baya memakai kemeja biru dan celana hitam, yang menggandeng seorang wanita paruh baya
memakai gaun casual biru dan tersenyum ramah. Lalu mereka berjabat tangan dan
mempersilahkan kami masuk.
*******
Author POV
Kicauan burung menyambut suasana
pagi. Matahari seakan tak henti-henti mengeluarkan sinar hangatnya. Aroma
mawar putih memenuhi seluruh tempat ini, yang telah di desain serba putih juga berbalut mawar bertebaran disetiap
sudut gereja ini. Semua tamu undangan telah siap duduk di bangkunya masing-masing. Raut wajah mereka menunjukkan
kebahagiaan tak terkecuali dua keluarga
besar mereka. Terlihat
pastur tengah berdiri di tengah-tengah altar.Kedua mempelai
itupun naik ke altar dan saling
berdampingan. Pastur itu pun membacakan beberapa ayat
dari kitab Injil yang dibawanyanya.
“Wu Yi Fan, bersediahkanh kau menjadi pendamping
hidup Tiffany Hwang,menemaninya dalam
suka dan duka, sehat dan sakit, miskin dan kaya?”
Lelaki itu,
Kris. Ia menghirup udara di sekitarnya. Lalu, menghembuskannya dalam satu
tarikan nafasnya. Kedua bola matanya menatap lurus ke arah pastur, yang berdiri
di depannya, tanpa sekali pun melirik pada gadis di sampingnya. Lalu, ia mengucapkan dengan mantap tanpa ada
sedikit keraguan di hatinya.
“ Ya. Saya bersedia”
Sang pastur kemudian beralih menatap
gadis cantik di samping Kris.Gadis dengan gaun penggantin putih, yang
membuatnya terlihat anggun. Gadis itu,Tiffany.
“Tiffany Hwang , Bersediahkanh kau
menjadi pendamping hidup Wu Yi Fan,
menemaninya dalam suka dan duka, sehat dan sakit, miskin dan kaya ?”
Tifanny memejamkan
matanya sekilas, lalu kembali membuka matanya bersamaan dengan hembusan
nafasnya. Hening sesaat, sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan sang pastur.
“ Ya.saya bersedia”Ada nada
keraguan dalam kalimatnya. Ia pun, menatap lelaki di sampingnya, yang beberapa
menit ini telah menjadi suaminya. Ia masih saja tak percaya jika ia akan hidup dengan lelaki yang amat ia
benci.
Setelah acara pemberkatan kini pastur mempersilahkan Kris untuk mencium wanitanya
dihadapan para tamu undangan . Degupan jantung Tifanny semakin tak beraturan
ketika sebuah kecupan hangat dan terasa tulus itu menyentuh bibirnya. Semua tamu tersenyum
melihat adegan yang baru saja terjadi, yang menurut Tiffany sangat
memalukan.
*******
At Kris Bedroom
Keadaan kamar begitu hening. Kedua insan yang baru saja
mengikat janji suci dalam pernikahan itu kini diam. Tiffany masih terdiam mematung
di depan pintu berwarna coklat. Ia menggigit ujung jari telunjuknya. Bingung. Tidak tahu apa
yang harus ia lakukan dan apa yang akan terjadi malam ini, karena hanya ada dia
dan Kris di ruangan ini.
Sambil duduk dan melepas jas hitamnya, Kris melonggarkan
dasinya yang serasa mencekik lehernya sejak tadi pagi. Ia mencoba mengusir kekakuan di antara
mereka, dengan
membuka pembicaraan antara dia, dan Tiffany.
“Kau mandi duluan saja.Aku akan mandi setelah kau. Oh, dan letakkan semua bajumu di lemari itu.”Kris menunjuk almari besar berwarna
coklat yang berada di samping ranjang pengantin mereka.Tiffany hanya mengangguk dan sedetik
kemudian ia berjalan menuju cermin besar
yang tepat sejajar dengan matanya. Dia mulai melepas semua accesoris
yang menempel di tubuhnya dan meletakkannya di sebuah meja bulat berwarna
coklat.
‘Aih ..kenapa sulit sekali dibuka
sih?’Tiffany
masih sibuk meraih resleting gaun
pengantinya. Gaun putih panjang bermotif bunga dengan ujung yang mengembang dan
belahan punggung yang berbentuk huruf V
ini menambah keanggunan dan
kecantikan Tiffany.
Kris berdiri dan mendekati Tiffany yang masih sibuk meraih
reselting yang berada dipunggungnya, tepat dibelakang Tiffany.Tangannya bergerak ke atas untuk meraih
reselting gaun itu dan membukanya
perlahan. Lalu Kris mengambil jas hitamnya yang tergeletak di ranjang pengantin
mereka dan mengenakannya ke tubuh istrinya untuk menutupi punggung istrinya
yang telah terexpose sejak mereka berada di altar hari ini.
Kris kembali ke ranjang pengantin mereka sembari mengacak rambutnya pelan lalu duduk terdiam. Dia melamun. Melamunkan
takdir yang entah sedang mengarahkannya kemana dan peristiwa apa yang baru
terjadi hari ini. Sedangkan Tiffany berjalan
menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
‘Bagaimana perasaannya terhadapku?Sedangkan dia sangat
membenciku.’
‘Apakah dia akan baik-baik saja dengan pernikahan ini? Ah
ini membuatku gila ’
Berbagai pertanyaan berkecamuk di
pikiran Kris. Walaupun pernikahan ini terkesan mendadak, dan pernikahan ini
diatur oleh orang tua mereka saat Kris dan keluarganya di undang acara makan malam bersama dirumah Tiffany,tapi dia tahu persis bagaimana
perasaannya.Perasaan seorang gadis yang kini telah menjadi wanitanya, hanya
miliknya.
*******
POV Kris
“Aku
sudah selesai,sekarang giliranmu yang mandi.”Suara Tiffany memecah lamunanku. Dengan
reflek aku menatapnya yang
sedang berdiri di depan pintu kamar mandi. Aku terkejut melihatnya
memakai baju lingerie merah
sehingga hampir seluruh tubuhnya terlihat. Aku masih terpaku
melihatnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.
‘Sial. Demi apapun ia sangat
seksi malam ini.’
Ucapku dalam hati. Bagaimanapun aku lelaki normal. Ku coba mengalihkan
pikiran ku ,lalu
ku tarik selimut yang berada di sampingku
dan mendekatinya, lalu ku
balutkan selimut itu ke tubuhnya.
“Tidurlah,
sudah malam. Kau
pasti lelah.”Lalu
aku berlalu menuju kamar mandi
Bruss…
Suara shower yang mengeluarkan titik-titik air didalamnya,membasahi tubuhku. Pikiranku berkecamuk antara alam bawah sadar dan alam
sadarku.
‘Apakah aku akan
menyentuhnya malam ini? Ah, itu tidak mungkin! Dia tidak
mencintaiku. Mana mungkin dia mau
melakukannya malam ini denganku? Dia berbeda dari gadis yang lain, dan itu yang membuatku
penasaran. Aku tahu dia membenciku. Tapi..malam pertama tak datang dua kali
bukan? Aih ini benar-benar membuatku gila.’
Setelah
sepuluh menit membersihkan diri, aku
keluar dari kamar mandi. Aku tertegun
melihat gadis yang duduk dia atas ranjangku. Ranjang dengan big size
berwarna coklat muda bermotif kotak-kotak.Gadis
itu sedang sibuk mengotak atik gadget berwarna pink miliknya itu.‘Oh God, dia semakin
terlihat sangat sexy dan cantik malam ini .’Kucoba mengalihkan pikiranku, lagi.
“Kenapa
kau belum tidur?”
“Aku
belum mengantuk.”
Aku
melangkahkan kaki menuju almari besar dekat ranjang ku. Tanpa menoleh sedikit pun pada Tiffany yang masih sibuk
dengan gadget miliknya.
“Hei! Apa yang akan kau
lakukan ?”Tiffany mengeryitkan dahinya.
“Pakai
baju.Mau apa lagi?”
Celana
pendek dan kaos abu-abu itu, ku pakai untuk menambah
image sempurnaku. Ku
langkahkan kakiku menuju pintu keluar, memutap kenop pintu coklat itu, dan
berlalu pergi.
POV Tiffany
Aku
sangat shock ketika melihat Kris keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk
putih menutupi tubuhnya. Butiran air mengalir dari atas rambutnya menggambarkan
garis dan lengkuk wajahnya dengan jelas. Aku mencoba menata rasa takut dan gugupku dengan mengubah gerak
bola mataku kearah gadget yang ada di tangan kiriku dan memainkannya.
‘Tuhan selamatkan aku.’Hanya kalimat itu yang
berputar di otak dan benakku saat ini
Tap..tapi
,dia berjalan semakin dekat munuju ranjang dimana sekarang aku berada dan itu
membuat jantungku bekerja semakin tidak normal. Tatapannya semakin intens dan tajam.
Dengan reflek aku menutup mataku.
“Apa
kau sudah selesai? Kenapa kau tidak menjawab ? Jangan macam-macam kau?” Ku buka
ke dua mata sipitku dengan tergesa gesa, juga menyingkirkan kedua tanganku yang sedari tadi ku
gunakan untuk menghalangi penghilatanku.
“Lho
kemana dia?” Aku beranjak dari ranjangku
dan mencarinya di setiap sudut rumah,Tapi aku tidak bisa menemukanya.
Hembusan angin malam, yang bergesakan dengan tirai
jendela, membuat tirai jendela di
ruang tengah itu
kini sedikit terbuka. Ku lihat Kris berdiri
mematung memandang laut dengan sesekali menyesap
kopi panas yang berada di tangan
kananya. Ku beranikan diriku untuk mendekatinya.
“Apa
yang kau lakukan disini ?”
“
Apa kau tidak lihat, aku
sedang minum kopi panas?”
“Bisakah
kau tidak bersikap dingin denganku?Kau tahu kau sangat menyebalkan!”Kubiarkan kakiku
malangkah pergi meninggalkan Kris.
Juga dengan sepasang bola mataku yang kini tak lagi menatapnya.
“Kenapa kau setuju
menikah denganku?”
Deg
Pertanyaanya
membuatku menghentikan langkahku dan membuat
jantungku bekerja tidak normal.
Napasku seolah tercekat dengan pertanyaannya. Satu frasa yang tak pernah ku
bayangkan akan ia lontarkan.
‘Apa yang harus aku katakan
padanya?’ batin ku berteriak.Ku berusaha
membalikkan badan dan menelan air liurku.Dan sekarang Kris menatapku sangat
intens dan tajam, aku merasa dia akan memakanku kali ini.
“Em.. Aku menyetujui
pernikahan karena …..karena aku ingin menyenangkan hati orang tuaku dan orang
tuamu, karena …mereka sangat….” Ucapku
terbata-bata, yang kemudian disela olehnya.
“Bukakankah
kau sangat menbenci ku?”
Pertanyaan itu membuat seluruh rasa gugup dan takutku,
entah mengapa hilang seketika. Digantikan sengan sebuah semangat yang membara,
ketika pertanyaannya terucap dari bibirnya. Kini, aku tak takut lagi
menghindari kontak mata dengannya. Aku sangat
bersemangat untuk menjawab pertanyaan Kris yang kedua ini.
“Ya.Aku
sangat membencimu. Kau
tahu? Karena kau selalu mengajakku
bertengkar dan mempermalukan ku di depan umum saat SMA. Dan kau juga selalu bersikap
dingin seperti ini padaku! Kau tahu, kau sangat menjatuhkan harga diriku
didepan mereka!”
Kris
hanya terdiam mematung memandang laut setelah mendengar jawabanku, tanpa ada
sepatah katapun yang keluar dari mulutnya atau expresi diwajahnya.Itu
membuatnya semakin menyebalkan.
“Lalu
kenapa kau juga menyetujui pernikahan ini?”Ku
coba menanyakan pertanyaan yang sama kepadanya. Aku sangat penasaran dengan jawabanya
“Tidurlah.
Ini sudah malam, disini dingin!”
“Tap
..tapi kau kan belum menjawab pertanyaanku? “
Tiba-tiba
kakinya secara perlahan mulai melangkah
mendekatiku. Sekarang wajahnya hanya berjarak 2 cm dari wajah ku.Sikapnya itu
membuat jantungku tidak normal dan pipiku memerah tanpa bisa aku cegah.
“ I make you love me, baby “
Kalimat
itu membuat bulu kudukku berdiri. Kalimat
itu sangat menggelikan ketika mulai menerjang telingaku. Ku balikkan badanku
segera dan ku percepat langkahku menuju kamar dan meninggalkannya di balcon.
*****
POV Tiffany
Sinar
matahari menerobos sela-sela tirai yang tertiup angin,aku merasa tubuhku sangat
hangat seperti selimut sutra yang sedang melekat di tubuhku.Aku mecoba merubah
posisi tidurku ke arah kiri.Mata ku yang masih lengket menangkap bayangan seseorang di
depanku. Ku mencoba membuka mataku lebih
lebar. Dan ku pertajamkan penglihatanku.Ku lihat wajah Kris hanya berjarak 2 cm
dari wajahku. Dan dia sedang memelukku erat
sekarang.
“Aaaaaaaaaaa….!!!” Kutendang perutnya hingga ku rasa dia merasa
kesakitan.
“Apa yang kau
lakukan terhadapku?”Aku
langsung beranjak dari ranjang untuk kabur darinya. Tapi, belum sampai kakiku
menyentuh lantai, Kris menarik tanganku sampai aku terjatuh di ranjangnya
lagi.Dia mendekapku hangat sampai tak aku sadari dia sudah berada di atasku.Aku
mencoba memberontak dengan sekuat tenagaku untuk lepas dari dekapannya, tapi
dia terlalu kuat untuk ukuranku.Oh God
sekarang wajahnya sejajar dengan wajahku, tatapannya yang hangat membuatku
tidak ingin pergi darinya. Entah
apa yang dia lakukan sehingga aku kehilangan akal sehatku kali ini. Kini tangan kanannya mulai bergerak membelai rambutku dan menyibakkannya di antara daun telinga dan
kepalaku, wajahnya semakin dekat dan.....
To Be Continue….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar ^^