Rabu, 01 Januari 2014

Gone 1 (1-4) | So Goodbye

Story 6

SO GOOD  BYE



A fanficton by : I_You
Editor : Zi_You
Title: SO GOOD BYE | Main Cast :  Wu Yi Fan /Kris (EXO M), Tiffany Hwang (SNSD) |Other Casts: Kim Jongin/Kai (EXO K), Jia(Miss A), Tao (EXO M), Chen (EXO M), Lay (EXO M), Choi Siwon (Super Junior) | Duration: chapter | Genre : Romance ,Marrige live,Action,Sad,AU

Summary :

Don’t leave me baby
Why?
Because you are mine 

*******

Hallo …author baru nongol nih bawa ffnya Kris , ini ff pertamaku , kisahnya terinspirasi dari ff yang pernah aku baca, drama  dan dari  imajinasiku , kritik dan sarannya aku tunggu ya supaya ffku lebih bagus lagi  , maaf jika ada kesalahan tempat  karena author bener bener gak tahu tempat dan nama aslinya  .
 
*******

SEOUL ,SOUTH KOREA
POV  Tiffany
Sore ini  aku sibuk dengan setumpuk pekerjaanku. Tiba-tiba aku mendengar ponselku berdering. Ayahku menelpone ku supaya aku cepat pulang. Katanya ada saudara ku yang datang
‘Apa mungkin itu paman Albert? Wah pasti dia membawakan oleh- oleh  banyak untukkuAku bergegas  mengambil tas slempang pink dengan pita sebagai hiasannya. Dan bergegas pergi meninggalkan kantor .Sesampainya di rumah, ibu langsung  menyuruhku untuk cepat mandi dan make up.
‘Tidak biasanya ibu seperti itu. Apakah bukan paman albert yang datang ? Atau relasi ayah ?Lalu  apa hubungannya dengan  dengan ku ?’
Berbagai  pertanyaan berkecamuk dalam benakku seiring ku menaiki anak tangga dari kayu jati yang cukup tua. Ku percepat langkahku menaiki anak tangga itu dengan sedikit berlari, lalu ku buka kamar pinkku. Hah… ruang ini adalah duniaku, dimana aku bisa melihat warna pink sepanjang mataku memandang. Aku bergegas  menuju kamar mandi dan membaringkankan tubuhku pada bathtub pinkku.
Busa dan wangi aroma terapi menyelimuti tubuhku. ‘Ah..nyaman sekali’ .Tiba-tiba aku mendengar suara ibu yang memekikkan telingaku dari lantai bawah. Lengkingan suara itu, memaksaku membuka mata sipitku.
“ Tiffany! Cepat mandinya! Sebentar lagi  tamunya datang.” Aku bergegas menuju shower untuk membersihkan  sisa busa  yang masih melekat di tubuhku, dan membiarkan shampoo stroberyku hilang terguyur butiran-butiran air. Lalu ku ambil pink towel yang tergantung dekat pintu, lalu membalutkannya ke tubuhku. Jemari-jemari  kakiku mulai melangkah dari benda berbentuk persegi panjang bertuliskan “welcome”, menuju imajination box-ku. Box, atau lebih tepatnya ruangan yang ku desain khusus itu, berisi barang-barang berhargaku. Langkah kakiku mulai mendekati box imajinationku. Mencari baju dan sepatu yang cocok untuk aku pakai malam ini.
Namun, seketika langkahku terhenti ketika aku melewati bed ku. Mataku  melirik tajam benda berwarna putih yang tertidur di ranjangku, dan mulai mendekatinya.
‘Itu gaun!’ batinku berteriak.Gaun  yang aku inginkan dari dulu. Gaun putih dengan ujung di atas lutut, sedikit mengembang dengan pita coklat yang menghias lingkar perutnya .
“Ini pasti dari ibu.Wah cantik sekali.Ibu sungguh baik.”gumamku.Gaun ini membuatku tak sabar untuk mencobanya.Dan ternyata ukurannya sangat pas.Lalu  aku menuju meja rias untuk mempercantik diri. Ku biarkan rambut hitamku  terurai  menutupi pipi tirusku.

POV  Kris
Kedua bola mataku  menatap tajam puluhan kalimat di depan ku. Mencari kesalahan yang mungkin terjadi pada penghitungan setiap detail proyek besar ini. Bahkan suara itu, suara pintu yang tiba-tiba terbuka, seolah hanya ku anggap gesekan yang ditimbulkan angin musim semi. Namun, tak dapat ku pungkiri langkah seorang yang memasuki ruanganku, membuatku mungkin tak seharusnya mengabaikannya.
Lelaki paruh baya itu, walaupun perhatianku masih tertuju pada laptop di depanku, namun aku sangat mengenalinya. Dia bukan sekertarisku, melainkan ayahku. Dan benar saja,ia mendekatiku dan menutup laptop  yang sedang aku gunakan. Hal itulah yang membuyarkan  konsentrasiku untuk menyelesaikan tugas kantor yang menumpuk.
”Cepat mandi dan bersiap-siap! Sebentar lagi kita akan berangkat.Dengan suara bassnya, ayah memulai pembicaraan. Arah bola matanya menunjukkan ini adalah pembicaraan serius. Keningku mengernyit, mencoba mencerna perkataanya.
“Kita mau pergi kemana?”
“Nanti kau akan tahu” Ayah menepuk bahuku dan berlalu pergi.
‘Bruuuss’
Titik-titik air berjatuhan di tubuhku, aku merasa sangat segar setelah bergulat dengan berbagai proyek dan relasi hari ini .Tapi aku merasa ada yang aneh dengan sikap ayah tadi.
Kenapa ayah terlihat menyembunyikan sesuatu dari ku ?Apa yang beliau recanakan?’berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikiranku.
Setelah lima belas menit membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi. Aku bergegas memilih setelan baju dan celana  untuk aku pakai malam ini. Kemeja putih dengan lengan baju di lipat ke atas, dan jeans biru tua kehitaman yang aku pakai malam ini.Aku bergegas turun dari lantai atas karena ayah dan ibu sudah menunggu di mobil.
Suara mesin mobil yang mulai menyala itu mengalun, diantara keheningan malam, yang terasa hingga di dalam mobil. Suara  mesin itu, masih belum menandakan mobil yang ku tumpangi juga kedua orang tuaku, melaju. Baru, dalam hitungan detik mobil yang kami tumpangi melaju dengan kecepatan sedang.
“Bisnis apa lagi, yah?”
“Setelah tiga tikungan didepan kau akan tahu. Perkataan ayah tadi tak dapat ku elak lagi. Segera setelah beberapa detik, dari kata terakhir ayah tadi, mobil yang ku pegang kendalinya ini ku tambah kecepatannya.
Perkataan itu membuat aku penasaran, ‘Apa yang sedang ayah dan ibu rencanakan?’Setelah tikungan ketiga, kami sampai di sebuah rumah yang cukup besar dan mewah dengan exterior yang unik . Kami turun dari mobil dan mendekati  bell yang berada tepat di samping pintu berwarna coklat muda bermotif  naga. Ayah memencet bell itu lalu keluar seorang laki – laki paruh baya  memakai kemeja biru dan celana hitam,  yang menggandeng seorang wanita paruh baya memakai gaun casual biru dan tersenyum ramah. Lalu mereka berjabat tangan dan mempersilahkan kami masuk.

*******

Author POV
Kicauan burung menyambut suasana pagi. Matahari seakan tak henti-henti mengeluarkan sinar hangatnya. Aroma  mawar putih memenuhi seluruh tempat ini, yang telah di desain serba putih juga berbalut mawar bertebaran disetiap sudut gereja ini. Semua tamu undangan telah siap duduk di bangkunya masing-masing. Raut wajah mereka menunjukkan kebahagiaan  tak terkecuali dua keluarga besar mereka. Terlihat pastur tengah berdiri di tengah-tengah altar.Kedua mempelai  itupun naik ke altar  dan saling berdampingan. Pastur itu pun membacakan beberapa ayat dari kitab Injil yang dibawanyanya.
“Wu Yi Fan, bersediahkanh kau menjadi pendamping hidup  Tiffany Hwang,menemaninya dalam suka dan duka, sehat dan sakit, miskin dan kaya?”
Lelaki itu, Kris. Ia menghirup udara di sekitarnya. Lalu, menghembuskannya dalam satu tarikan nafasnya. Kedua bola matanya menatap lurus ke arah pastur, yang berdiri di depannya, tanpa sekali pun melirik pada gadis di sampingnya. Lalu, ia mengucapkan dengan mantap tanpa ada sedikit keraguan di hatinya.
Ya. Saya bersedia”
Sang pastur kemudian beralih menatap gadis cantik di samping Kris.Gadis dengan gaun penggantin putih, yang membuatnya terlihat anggun. Gadis itu,Tiffany.
“Tiffany Hwang , Bersediahkanh kau menjadi pendamping hidup  Wu Yi Fan, menemaninya dalam suka dan duka, sehat dan sakit, miskin dan kaya ?”
Tifanny memejamkan matanya sekilas, lalu kembali membuka matanya bersamaan dengan hembusan nafasnya. Hening sesaat, sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan sang pastur.
“ Ya.saya bersedia”Ada nada keraguan dalam kalimatnya. Ia pun, menatap lelaki di sampingnya, yang beberapa menit ini telah menjadi suaminya. Ia masih saja tak percaya jika ia akan hidup dengan lelaki yang amat ia benci.
Setelah acara pemberkatan kini pastur mempersilahkan Kris untuk mencium wanitanya dihadapan para tamu undangan . Degupan jantung Tifanny semakin tak beraturan ketika sebuah kecupan hangat dan terasa tulus itu  menyentuh bibirnya. Semua tamu tersenyum melihat adegan yang baru saja terjadi, yang menurut Tiffany sangat memalukan.

*******

At Kris Bedroom
Keadaan kamar begitu hening. Kedua insan yang baru saja mengikat janji suci dalam pernikahan itu kini diam. Tiffany masih terdiam mematung di depan pintu berwarna coklat. Ia menggigit ujung jari telunjuknya. Bingung. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan apa yang akan terjadi malam ini, karena hanya ada dia dan Kris di ruangan ini.
Sambil duduk dan melepas jas hitamnya, Kris melonggarkan dasinya yang serasa mencekik lehernya sejak tadi pagi. Ia mencoba mengusir kekakuan di antara mereka, dengan membuka pembicaraan antara dia, dan Tiffany.
“Kau mandi duluan saja.Aku akan mandi setelah kau. Oh, dan letakkan semua bajumu di lemari itu.”Kris menunjuk almari besar berwarna coklat yang berada di samping ranjang pengantin mereka.Tiffany hanya mengangguk dan sedetik kemudian ia  berjalan menuju cermin besar yang tepat sejajar dengan matanya. Dia mulai melepas semua accesoris yang menempel di tubuhnya dan meletakkannya di sebuah meja bulat berwarna coklat.
‘Aih ..kenapa sulit sekali dibuka sih?’Tiffany  masih sibuk meraih resleting gaun pengantinya. Gaun putih panjang bermotif bunga dengan ujung yang mengembang dan belahan punggung yang berbentuk huruf V  ini menambah keanggunan  dan kecantikan Tiffany.
Kris berdiri dan mendekati Tiffany yang masih sibuk meraih reselting yang berada dipunggungnya, tepat dibelakang Tiffany.Tangannya  bergerak ke atas  untuk meraih  reselting  gaun itu dan membukanya perlahan. Lalu Kris mengambil jas hitamnya yang tergeletak di ranjang pengantin mereka dan mengenakannya ke tubuh istrinya untuk menutupi punggung istrinya yang telah terexpose sejak mereka berada di altar hari ini.
Kris kembali ke ranjang pengantin mereka  sembari mengacak rambutnya pelan  lalu duduk terdiam. Dia melamun. Melamunkan takdir yang entah sedang mengarahkannya kemana dan peristiwa apa yang baru terjadi  hari ini. Sedangkan Tiffany berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
‘Bagaimana perasaannya terhadapku?Sedangkan dia sangat membenciku.’
‘Apakah dia akan baik-baik saja dengan pernikahan ini? Ah ini membuatku gila ’
Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiran Kris. Walaupun pernikahan ini terkesan mendadak, dan pernikahan ini diatur oleh orang tua mereka saat Kris dan keluarganya di undang  acara makan malam bersama dirumah Tiffany,tapi dia tahu persis bagaimana perasaannya.Perasaan seorang gadis yang kini telah menjadi wanitanya, hanya miliknya.

*******

POV Kris
“Aku sudah selesai,sekarang giliranmu yang mandi.”Suara Tiffany memecah lamunanku. Dengan reflek aku menatapnya yang sedang berdiri di depan pintu kamar mandi. Aku terkejut  melihatnya  memakai baju lingerie  merah sehingga  hampir seluruh tubuhnya terlihat. Aku masih terpaku melihatnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.
‘Sial. Demi apapun ia sangat seksi malam ini.’ Ucapku dalam hati. Bagaimanapun aku lelaki normal. Ku coba mengalihkan pikiran ku ,lalu ku tarik selimut yang berada di sampingku  dan  mendekatinya, lalu ku balutkan selimut itu ke tubuhnya.
“Tidurlah, sudah malam. Kau pasti lelah.”Lalu aku berlalu menuju kamar mandi
Bruss…
Suara  shower yang mengeluarkan titik-titik air didalamnya,membasahi tubuhku. Pikiranku  berkecamuk antara alam bawah sadar dan alam sadarku.
‘Apakah aku akan menyentuhnya  malam ini? Ah, itu tidak mungkin! Dia tidak mencintaiku. Mana mungkin dia mau  melakukannya malam ini denganku? Dia berbeda dari gadis yang lain, dan itu yang membuatku penasaran. Aku tahu dia membenciku. Tapi..malam pertama tak datang dua kali bukan? Aih ini benar-benar membuatku gila.’
Setelah sepuluh menit  membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi. Aku tertegun  melihat gadis yang duduk dia atas ranjangku. Ranjang dengan big size berwarna coklat muda bermotif kotak-kotak.Gadis itu sedang sibuk mengotak atik gadget berwarna pink miliknya itu.Oh God, dia semakin terlihat sangat sexy dan cantik malam ini .Kucoba mengalihkan pikiranku, lagi.
“Kenapa kau belum tidur?”
“Aku belum mengantuk.”
Aku melangkahkan kaki menuju almari besar dekat ranjang ku. Tanpa menoleh sedikit pun pada Tiffany yang masih sibuk dengan gadget miliknya.
“Hei! Apa yang akan kau lakukan ?”Tiffany mengeryitkan dahinya.
“Pakai baju.Mau apa lagi?”
Celana pendek  dan kaos abu-abu itu, ku pakai untuk menambah image sempurnaku. Ku langkahkan kakiku menuju pintu keluar, memutap kenop pintu coklat itu, dan berlalu pergi.

POV  Tiffany
Aku sangat  shock ketika melihat Kris  keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk putih menutupi tubuhnya. Butiran air mengalir dari atas rambutnya menggambarkan garis dan lengkuk wajahnya dengan jelas. Aku mencoba menata  rasa takut dan gugupku dengan mengubah gerak bola mataku kearah gadget yang ada di tangan kiriku dan memainkannya.
‘Tuhan selamatkan aku.Hanya kalimat itu yang berputar di otak dan benakku  saat ini
Tap..tapi ,dia berjalan semakin dekat munuju ranjang dimana sekarang aku berada dan itu membuat jantungku bekerja semakin tidak normal. Tatapannya semakin intens dan tajam. Dengan reflek aku menutup mataku.
“Apa kau sudah selesai?  Kenapa kau tidak  menjawab ? Jangan macam-macam kau?” Ku buka ke dua mata sipitku  dengan tergesa gesa, juga menyingkirkan kedua tanganku yang sedari tadi ku gunakan untuk menghalangi penghilatanku.
“Lho kemana dia?”  Aku beranjak dari ranjangku dan mencarinya di setiap sudut rumah,Tapi  aku tidak bisa menemukanya.
Hembusan angin malam, yang bergesakan dengan tirai jendela, membuat tirai  jendela di ruang tengah itu kini sedikit terbuka. Ku lihat Kris berdiri mematung memandang laut dengan sesekali menyesap kopi panas yang berada di tangan kananya. Ku beranikan diriku untuk mendekatinya.
“Apa yang kau lakukan disini ?”
“ Apa kau tidak lihat, aku sedang minum kopi panas?
“Bisakah kau tidak bersikap dingin denganku?Kau tahu kau sangat menyebalkan!”Kubiarkan kakiku malangkah pergi meninggalkan Kris. Juga dengan sepasang bola mataku yang kini tak lagi menatapnya.
Kenapa kau setuju menikah denganku?”
Deg
Pertanyaanya membuatku menghentikan langkahku dan membuat  jantungku bekerja tidak normal. Napasku seolah tercekat dengan pertanyaannya. Satu frasa yang tak pernah ku bayangkan akan ia lontarkan.
Apa yang harus aku katakan padanya?’ batin ku berteriak.Ku berusaha membalikkan badan dan menelan air liurku.Dan sekarang Kris menatapku sangat intens dan tajam, aku merasa dia akan memakanku kali ini.
Em.. Aku menyetujui pernikahan karena …..karena aku ingin menyenangkan hati orang tuaku dan orang tuamu, karena …mereka sangat….” Ucapku terbata-bata, yang kemudian disela olehnya.
“Bukakankah kau sangat menbenci ku?”
Pertanyaan itu membuat seluruh rasa gugup dan takutku, entah mengapa hilang seketika. Digantikan sengan sebuah semangat yang membara, ketika pertanyaannya terucap dari bibirnya. Kini, aku tak takut lagi menghindari kontak mata dengannya. Aku sangat bersemangat untuk menjawab pertanyaan Kris yang kedua ini.
“Ya.Aku sangat membencimu. Kau tahu? Karena kau selalu  mengajakku bertengkar dan mempermalukan ku di depan umum saat SMA. Dan kau juga selalu bersikap dingin seperti ini padaku! Kau tahu, kau sangat menjatuhkan harga diriku didepan mereka!”
Kris hanya terdiam mematung memandang laut setelah mendengar jawabanku, tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya atau expresi diwajahnya.Itu membuatnya semakin menyebalkan.
“Lalu kenapa kau juga menyetujui pernikahan ini?”Ku coba menanyakan pertanyaan yang sama kepadanya. Aku sangat penasaran  dengan jawabanya
“Tidurlah. Ini sudah malam, disini dingin!
“Tap ..tapi kau kan belum menjawab pertanyaanku? “
Tiba-tiba kakinya secara perlahan  mulai melangkah mendekatiku. Sekarang wajahnya hanya berjarak 2 cm dari wajah ku.Sikapnya itu membuat jantungku tidak normal dan pipiku memerah tanpa bisa aku cegah.
“ I make you love me,  baby “
Kalimat itu membuat bulu kudukku berdiri. Kalimat itu sangat menggelikan ketika mulai menerjang telingaku. Ku balikkan badanku segera dan ku percepat langkahku menuju kamar dan meninggalkannya di balcon.

*****

POV Tiffany
Sinar matahari menerobos sela-sela tirai yang tertiup angin,aku merasa tubuhku sangat hangat seperti selimut sutra yang sedang melekat di tubuhku.Aku mecoba merubah posisi tidurku ke arah kiri.Mata ku yang masih lengket menangkap bayangan seseorang di depanku. Ku mencoba membuka  mataku lebih lebar. Dan ku pertajamkan penglihatanku.Ku lihat wajah Kris hanya berjarak 2 cm dari wajahku. Dan dia sedang memelukku erat  sekarang.
Aaaaaaaaaaa….!!!” Kutendang perutnya hingga ku rasa dia merasa kesakitan.
“Apa yang kau lakukan terhadapku?”Aku langsung beranjak dari ranjang untuk kabur darinya. Tapi, belum sampai kakiku menyentuh lantai, Kris menarik tanganku sampai aku terjatuh di ranjangnya lagi.Dia mendekapku hangat sampai tak aku sadari dia sudah berada di atasku.Aku mencoba memberontak dengan sekuat tenagaku untuk lepas dari dekapannya, tapi dia terlalu kuat untuk ukuranku.Oh God sekarang wajahnya sejajar dengan wajahku, tatapannya yang hangat membuatku tidak ingin pergi darinya. Entah apa yang dia lakukan sehingga aku kehilangan akal sehatku kali ini. Kini  tangan kanannya  mulai bergerak membelai rambutku dan  menyibakkannya di antara daun telinga dan kepalaku, wajahnya semakin dekat dan.....











To Be Continue….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar ^^