Rabu, 26 Februari 2014

Im Sorry Chapter 2



I’m Sorry



Posted by : ZA Storyline

A Fanfiction by : I_You
  Editor : Zi_You

Watch : Video Teaser

 Chapter 1  | Now (End)

Title : I’m Sorry | Main Cast : Xi Luhan (EXO M), Park Haejin (OC) | Other Cast : Park Chanyeol (EXO K), Jung Sena (OC), Kristal F(X), Go Ahyeong (OC) | Genre : Romance, Sad, AU | Duration : Two Shot

Summary :
Bukankah  aku juga seorang wanita ?
Tapi kenapa kau memperlakukanku seperti wanita jalang

****

Hai ..^_^  author ngebawa ff baru , cerita ini terinspirasi dari beberapa ff  dan beberapa drama  mianhae ..jika ada kesamaan cerita , tempat atau cast itu bukan unsure kesengajaan , tapi untuk tempat author hanya ngarang hehehe…, mian kalau mungkin cast kalian disini aku bikin jahat atau semacamnya .Happy reading ^_^

****



Luhan POV
Sinar matahari memaksaku membuka mata. Kulihat kamarku sangat berantakan. Aku mencoba mengingat semua.
“Bodoh! Mengapa kau lakukan itu pada Haejin?” umpatku. Segera kau beranjak dari ranjangku menemui Haejin. Ku panggil namanya tapi tetap saja nihil. Ku cari dia ke seluruh ruangan dalam rumah ini tapi aku tak menemukannya dimana saja. Ku lihat bajunya kini tak terpasang di alamari baju.
“ Damn!” umpatku. Kini kududukkan  diriku di ranjangnya. Pikiranku mulai kacau.
 Kuambil kunci mobil  dan ku pacu mobilku mengelilingi Seoul. Ku pikir dia belum terlalu jauh. Ku tekan tombol calling untuk menghubunginya, tapi tak ada jawaban. Ku coba menghubunginya berkali kali tapi tetap saja  nihil. Aku teringat jika dia adalah salah satu orang yang bekerja dengan Go Ahyong. Segera saja aku pergi ke tempat Go Ahyong, untuk mencari informasi tentang Haejin. Setelah samapai di tempat Go Ahyoung, ku parkir mobilku tepat di depan kafe Go Ahyong dan  segera ku berlari memasuki kafe itu. 
Apa Park Haejin ada disini?” ucapku serius kepada Go Ahyong yang kini sedang berada di depanku.
“Park Haejin? Haejin yang bekerja di rumahmu ?” ucap Ahyong yang kini terlihat kebingungan. Aku hanya mengangguk untuk meresponnya.
“Dia tidak ada disini.” Ucapnya, lagi.
Kau tahu dimana ia tinggal?” tanyaku padanya. Berharap dia tahu dimana tempat tinggal Haejin sebelum tinggal di rumahku.
Dia tinggal bersama Sena, kakaknya. Ini alamatny.” ucapnya seraya menyerahkan secarik kertas menengai alamat tempat tinggal Haejin.
Segera ku pacu mobilku menuju alamat yang tertulis pada secarik kertas ini. Kudapati rumah kecil sederhana di hadapanku. Aku harap dia ada disini. Aku mencoba memanggil namanya dan mencoba membuka paksa rumah ini. Tapi nihil. Dia tidak ada disini.


*****
Haejin POV
Bulir-bulir bening ini pun, tak henti-hentinya menuruni pipiku. Aku merasa kotor  setelah apa yang Luhan lakukan padaku. Aku membencinya. Aku benar-benar membencinya. Sia telah merenggut kesucianku yang aku bangga kan sebagai wanita selama ini.
‘Bukankah aku juga seorang wanita? Kenapa kau memperlakukanku seperti wanita jalang?’  batinku. Kakiku terus menyusuri jalan ini dengan sisa uang yang bunda berikan padaku dulu. Ku naiki bus dengan tujuan Busan. Tujuanku hanya satu. Panti Asuhan Santa Maria yang hanya ada di dalam pikiranku. Aku ingin sekali menumpahkan semua perasaaanku di pangkuan bunda. Kini bus ini semakin melaju, dan berhenti di sebuah tanah lapang yang kini telah hancur dan akan di bangun sebuah gedung.
Tubuhku perlahan lemas. Kini air mataku mengalir deras. Kulihat panti asuhan yang sejak kecil aku hidup di dalamnya telah hancur. Tinggal puing-puing yang kini telah diangkut pergi oleh truk besar. Kini  panti asuhan ini akan di bangun sebuah gedung. Apa yang telah terjadi? Dimana bunda? Dimana adik-adikku?
Maaf, nona sebaiknya kau pergi. Kami tak mau terjadi apa-apa denganmu.” titah salah satu petugas proyek itu.
 Perlahan, ku langkahkan kakiku, untuk pergi dari tempat ini. Aku tak tahu harus tinggal dimana. Aku tak punya uang lagi. Kini aku telah kehilangan semuanya. Ku berjalan menyusuri jalan panjang ini. Mencari pekerjaan untuk aku hidup di Butsan.
Telah ku masuki beberapa kafe untuk melamar pekerjaan tapi tak satupun yang mau menerimku. Aku harus mencuci puluhan piring sebelum aku mendapatkan makan malam di restorant ini. Setelah ini aku harus mencari tempat untuk istirahat. Aku sangat lelah. Entah kenapa tubuhku sangat lemas dan kepalaku sangat pusing.
Brak….
Pukul 08:00 KST
Aku merasa tubuhku sangat hangat. Seperti ada sebuah selimut tebal yang sedang membalut tubuhku. Ku buka mataku perlahan kulihat sekeliling ruangan ini. Sebuah ruangan yang tak aku kenal. Dimana aku?
Ckrek…
Terdengar pintu terbuka, yang membuatku mengalihkan pandanganku. Ku lihat seorang laki-laki jangkung, dengan paras tampannya berjalan ke arahku.
Tidak! Pergi! Pergi dari sini. Pergi. Aku tak mau melihatmu, Luhan. Pergi! Aku mohon kau pergi dari sini!”  teriakku kepada lelaki itu. Semua benda yang berada di dekatku ku pun, ku lemparkan padanya. Aku tak peduli dia akan terluka. Ku harap dia akan mati, setelah ini. 
Tenanglah, nona. Aku tidak akan menyakitimu. Aku akan merawat mu. Tenanglah.” Ucap lelaki itu dengan perlahan. Ia berusaha menenangkanku dan mendekatiku yang kini terpojok disudut ruang kamar ini. Ketakutan masih menyelimutiku, saat ini.
Tenanglah, nona. Aku tak akan menyakitimu. Aku Chanyeol. Park Chanyeol. Aku seorang dokter. Siapa nama mu?” tanyanya dengan penuh hati-hati. Seperti tak ingin melukaiku.  
A…aku Haejin. Park Haejin ..” ucapku dengan terbata.
Sungguh, suatu kebetulan sekali kita punya marga yang sama.” ucapnya dengan senyum yang terukir di wajahnya.
Tenanglah. Aku tak akan menyakitimu. Aku berjanji. Sekarang aku akan membantumu berdiri.” Ucapnya. Dan dengan perlahan dia membantuku berdiri, lalu memapahku menuju ranjangnya.
Ini. Aku telah menyiapkan semangkuk bubur  dan segelas teh hangat. Makanlah.” titahnya sembari menyerahkan napan yang semula di tangannya, kepadaku. Perlahan bubur itu aku masukkan kedalam mulutku.
“Bagaimana rasanya? Apa terlalu buruk?” ucapnya yang kini menatapku penuh harap. Harap-harap cemas, jika bubur buatannya terlalu buruk, rasanya. Namun, dugaannya tak seburuk apa yang ia pikirkan. Aku hanya menggeleng dan tersenyum padanya.
Hah. Syukurlah. Setelah ini  aku akan mengantarkanmu pulang pasti keluargamu mencarimu semalaman. Rumahmu dimana?” Tanya Chanyeol yang berhasil menghentikan aktivitasku makan. Entah mengapa kedua mataku terasa panas. Ingin sekali bulir-bulir air mata ini menuruni pipiku.
Kau tak apa? Mengapa kau menangis?” ucapnya dengan raut wajah panik.
Aku tidak punya keluarga. Aku yatim piatu. Panti asuhanku telah dibangun gedung besar. Aku tak tahu aku harus kemana? ucapku terbata. Hatiku tersa sakit jika aku mengingat semuanya.
“Maaf. Maafkan aku. Aku tak bermaksud untuk”ucapnya yang nampak terpotong frasanya, dengan ucapanku.
“Tak apa.” ucapku sembari tersenyum kecut.
Apa kau mau tinggal disini? Apa kau mau membantuku  merawat pasien-pasienku?” ucapnya dengan senyuman di wajahnya. Aku sejenak berfikir. Jika aku tak tinggal disini, akan tinggal dimana aku nanti? Bahakan aku tak tahu semua keluargaku berada dimana?
Apa benar yang kau katakana, jika aku boleh tinggal dan bekerja disini?” ucapku mencoba memperjelas pernyataannya. Dia hanya menggangguk dan memberikan sebuah senyuman  manis untukku yang menandakan jika itu benar dan dia tak bercanda.
*****
Kini kehidupanku perlahan mulai jauh lebih baik setelah aku mengenal Park Chanyeol. Aku menemukan sesorang yang mencintaiku. Seseorang yang akan menjagaku dengan sepenuh hatinya. Kini setiap hari aku membantunya  merawat  pasiennya. Tapi entah kenapa pagi ini aku merasa mual dan pusing. Tak biasanya badanku lemas. Apakah aku terlalu lelah merawat pasien. Tak tahu kenapa tiba-tiba semua menjadi gelap dan seketika kesadaranku mulai hilang. 
Ku buka mataku perlahan. Ku lihat Chanyeol sedang meracik obat. Bahkan bau obat itu, kini mulai menusuk ke dalam hidungku.
Kau sudah bangun? Ada yang ingin ku bicarakan padamu.” ucapnya datar bahkan aku tidak melihatnya tersenyum atau kekhawatiran. Ada apa sebenarnya? Berbagai pertanyaan  berputar di pikiranku. Ia kini duduk di sampingku.
Siapa yang menghamilimu?” ucapnya serius yang kini menatapku tajam.
Hamil ?” Terkejut. Tentu saja. Oh, kenapa ini terjadi padaku, disaat aku telah menemukan seseorang yang akan mencintaiku, Tuhan.
Katakan padaku siapa yang menghamilimu! Aku bahkan tak pernah menyentuhmu!” bentak Chanyeol yang kini mulai meneteskan air mata dan membuatku ketakutan. Aku tahu dia kecewa. Aku bahkan tak pernah berfikir jika aku akan mengandung anak Luhan karena kami hanya melakukannya satu kali.
Jawab aku! Siapa  yang menghamilimu !” bentaknya dengan nada lebih tinggi.
“ Xi Luhan. Dia bosku saat aku bekerja sebagai asisten rumah tangga di apartementnya . Aku diperkosa saat ia mabuk karena  dia terpukul saat kekasihnya menikah dengan orang lain. Maafkan aku, Chanyeol. Maafkan aku. Aku tak pernah menceritakan tentang ini. Aku takut …aku takut  jika mengingat hal itu.” ucapku terbata dengan air mata yang tak henti hentinya keluar dari kedua mataku.
Mwo?” ucap Chanyeol, yang nampak terkejut dengan penjelasanku.
“Aku akan pergi dari hidupmu, Chanyeol. Aku tak pantas untukmu.” ucapku terbata. Namun, perlahan ia mendekatiku dan memelukku. Mencoba menenangkanku yang masih terkejut dengan semua kenyataan ini.
Kenapa kau lakukan ini? Seharusnya kau pergi dan tak peduli lagi denganku. Seharusnya kau mencampakanku karena aku tidak suci lagi bahkan sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu!” ucapku yang kini terisak di dalam pelukannya.
Tidak sayang. Kau terlalu sakit. Aku tak akan meninggalkanmu, karena aku sangat mencintaimu. Aku juga akan menyayangi anakmu, Haejin.” ucapnya sembari semakin mengeratkan pelukannya.
-o0o-
4 years later..
Luhan POV
Kupacu  mobilku semakin cepat  menerobos lampu merah. Aku tahu itu salah, tapi keadaan Mall saat ini sangat mengkhawatirkan. Kebakaran telah membakar hingga bagian tengah mall. Ini akan berpengaruh buruk  bagi perkembangan  perusahan dan kami akan mengalami banyak kerugian.
Ku parkir mobilku sembarang dan kulihat banyak sekali lalu lalang pemadam kebakaran, pers dan warga yang membantu. Untung saja api tak melalap seluruh mall ini dan tidak ada korban jiwa. Segera ku urus semua berkas-berkas setelah api ini padam dan di nyatakan selesai.
A week, later..
Akhirnya  semua sudah beres. Mall ini akan segera di perbaiki dan segera dibuka. Ku putuskan untuk jalan-jalan mengelilingi Busan. Aku sepertinya merasa membutuhkan oksigen baru, setelah beberapa hari mengurusi  mall itu. Ku parkirkan  mobilku di sekitar danau. Danau yang cukup indah pikirku. Aku bahkan lupa jika hari ini adalah hari minggu. Pantas saja banyak keluarga yang picnic disini.
Aku merasa tenggorokanku hampir saja mongering. Ku putuskan membeli ice cappuccino di lapak terdekat. Baru satu langkah aku berjalan, tiba-tiba sebuah bola menggelinding mengenai kakiku. Ku ambil bola itu lalu kucari siapa pemiliknya. Ku lihat seorang anak laki-laki sekitar umur tiga tahun sedang berlari ke arahku dengan senyuman manisnya. Aku berjongkok agar sejajar dengan tubuh mungilnya.
Apa  ini bola mu adik kecil?” tanyaku pada anak kecil yang sekarang berdiri di depanku.
“Iya, ahjusshi. Gomawo.” ucap anak kecil itu dengan senyum yang semakin melebar. Ku usap pucuk kepalanya, pelan. 
Dimana ibu mu kenapa kau bermain sendirian?” Tanya ku, lagi
Eomma sedang membelikanku ice cream. ucapnya polos. Sungguh demi apapun dia sangat lucu dan menggemaskan.
Baiklah ahjusshi akan mengantarkanmu kepada eomma-mu.” ucapku seraya menggendongnya.
“Luhan! Luhan! Diamana kamu?”
Sepertinya ada yang memanggilku. Tapi, tak aku temukan sumber suara itu. Mungkin aku salah dengar. Kupandang wajah anak yang sekarang berada dalam gendonganku. Aku merasa matanya sangat mirip denganku. Aku hanya tersenyum, saat ku pandangi lagi bocah kecil ini.
“Luhan! Xi Luhan!” Aku mendengar panggilan suara itu lagi. Ku ubah gerak mataku  mengarah sumber suara. Dan kulihat  seorang wanita sedang membawa es krim di tangannya. Wanita itu, tidak asing lagi bagiku. Ya, wanita itu adalah Park Haejin. Gadis yang dulu pernah aku sakiti. Bahkan aku telah merenggut sesuatu yang berharga darinya. Terkejut. Ya, rasa itu, kini menjalari seliruh tubuhku. Sekian lama aku mencarinya, dan sekarang aku telah menemukannya.
Eomma! kudengar anak yang kini berada di dalam gendonganku memanggilnya ibunya. Tunggu ibu? Apa … apa mungkin anak ini putraku?  Apa selama ini dia mengandung anakku? Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikiranku.
Haejin POV  
Aku tak dapat menemukan Luhan dimanapun. Aku bahkan hanya meninggalkannya sebentar untuk membelikannya es krim. Kenapa dia tidak ada di sekitar sini? Tuhan semoga tidak terjadi hal buruk dengannya. Ku cari dia sekeliling danau ini, lagi. 
Luhan! Xi Luhan dimana kamu, nak ! gumamku dalam hati.
Eomma!” pangilan itu melegakan hatiku. Ku ubah gerak bola mataku ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya aku, ketika apa yang aku lihat saat ini adalah sesuatu yang tak ingin aku lihat. Bahkan es krim yang berada di tangankupun jatuh
“Luhan. Xi Luhan kenapa kau datang dalam hidup ku lagi apa kau belum puas menghancurkan hidupku?” umpatku. Ku langkahkan kakiku mendekati Luhan kecilku
Ayo kita pulang, sayang.” ucapku sembari melepaskan Luhan kecilku dari gendongannya. Namun, tangannya yang mencekram pergelangan tanganku, membuatku menghentikanku.
“Apa dia  putraku?” ucapnya dengan tatapan sendu, namun juga terlihat serius.
Dia bukan anakmu! Dia putraku !” ucapku sembari memaksa Luhan untuk melepaskan Luhan kecilku. Namun, ia masih saja menahan tanagnku, disana.
Lalu, kenapa kau memberikan nama yang sama dengan namaku ?” ucapnya yang berhasil membuat bulir-bulir bening yang telah berada di ujung pelupuk mata, menetes tanpa bisa aku tahan lagi.
Apa yang ahjusshi lakukan terhadap eomma-ku? Kenapa kau membuatnya menangis?” ucap Luhan kecilku spontan. Luhan lalu menurunkan Luhan kecilku dari gendonganya. Ia berjongkok agar posisi mereka sejajar, lalu memegang bahu kecil bocah tersebut.
Dengar sayang, aku ini appa-mu, apa kau tak merindukan appa?” ucapnya yang kini mulai meneteskan air mata. Ia masih saja menatap bocah itu, yang kini mulai terlihat bingung dengan ucapan Luhan.
Appa? Tidak. Aku hanya memiliki satu appa, yaitu Chanyeol appa.” ucap Luhan kecilku polos. Tuhan, aku mohon hentikan ini. Sungguh, aku tak sanggup melihat ini semua.
Eomma ayo kita pulang.” ajak Luhan kecil sembari mengaitkan tangannya ke jariku.
Luhan terdiam. Aku tahu dia sangat sakit menerima ini semua, terlebih anak kandungnya sendiri tak pernah tahubahkan tak mengakui  dirinya sebagai ayahnya. Selama ini aku tak pernah memberi tahu Luhan kecilku jika Xi Luhan adalah ayah kandungnya. Ia beranjak dari posisi jongkoknya dan menatapku serius.
Maaf. Maafkan aku Haejin. Maaf telah membuatmu terluka dan menderita selama ini. Saat itu aku dalam pengaruh alcohol. Maafkan aku. Aku harap kau dan Luhan akan hidup jauh lebih baik. Aku tak akan pernah muncul di hadapanmu lagi, tapi  bolehkah aku memeluk dan menciumnya sekali saja?” ucapnya semakin membuatku terisak. Sekalipun aku berusaha sekuat tenaga menahannya, tapi air mata ini tetap saja mengalir. Aku hanya mengangguk tak sepatah katapun keluar darimulut ku. Sungguh aku tak sanggup melihat ini semua, Tuhan. Kini Luhan memeluk Luhan kecilku sangat erat dan menciumnya. Air matanya pun tak kuasa ia bendung lagi. Beberapa menit kemudian ia lalu menyerahkannya padaku
Jaga diri kalian baik-baik. Aku titip putraku Park Haejin.



_THE END_


Gimana gaje? belum dapetin feelnya? , mian… karena author bikinnya sampai jam tengah tiga pagi jadi sedekit ngantuk  ngantuk hehehe … tapi tetep jangan lupa RCLnya guys .Bye  ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar ^^