Kamis, 17 April 2014

SPRING - G




S.P.R.I.N.G
SERIES

[Ring]

By Aydipal
Editor : Zi_You



Title : Ring | Main Cast : KrystalJung [f(x)]&Kang Minhyuk [CNBlue] | Genre : Romance | Duration : Ficlet
.
Happy reading!
.

Ku atur napasku. Sudah 5 menit ini, aku hanya terduduk diam di hadapan gadis yang sangat kucintai. Dia, adalahgadis yang hanya duduk di meja yang sama denganku, pun berada tepat dihadapanku sembari membaca buku yang ia pegang. Berulang kali ku kumpulkan keberanianku untuk memberikan sesuatu padanya. Sebuah kotak kecil berwarna hitam yang terdapat sebuah ikatan pita pink disana. Ku pejamkan mataku. Kali ini, aku harus menyerahkannya. Kali ini, aku tidak boleh gagal.
“Soo Jung-ah.” ku ucap namanya. Bersamaan dengan itu pula detak jantungku bergerak sangat cepat, keringat dingin mulai membasahi tubuhku, berulang kali ku telan salivaku karena terlalu gugup.
“Minhyuk-ah! Bukankah sudah ku bilang? Panggil aku Krystal! Ah~ aku akan debut dengan nama itu. Mulai sekarang aku harus mulai terbiasa jika ada seseorang yang memanggilku dengan nama Krystal.” Keluhnya tanpa melihatku dan wajahnya pun masih tertutupi oleh buku yang ia baca. Menyebalkan.
“Ah, araseo. Mianhae. Dan bisakah kau menyingkirkan buku itu dari wajahmu. Aku ingin berbicara sesuatu padamu.” Pintaku padanya. Ia mengerti dan menutup buku yang ia baca lalu menaruhnya disamping tubuhnya. Ia menatapku, ia menunggu kata-kata yang akan kuucapkan padanya. Dan saat itu pula, keberanianku hilang lagi. ‘ah~ ini membuatku gila!’
Wae? Katanya kau mau bilang sesuatu padaku? Kau ingin menga—”kini frasanya terhenti, ketika ku keluarkan kotak hitam ini dari saku ku. Ia sepertinya terkejut. Ku buka mataku kembali, lantas menatapnya lagi, setelah sebelumnya ku pejamkan mataku karena gugup. Tak ada respon. Dia hanya menatapku lekat-lekat dengan ekspresi yang sulit ku terjemahkan.
“Kenapa kau tak membukanya?” ku raihkan tangan kanangadisyang sudah 3 tahun ini mengisi keseharianku dan meletakkan kotak itu ditelapak tangannya. Ia nampak sedikit gugup. Tak lama kemudian, ia membuka kotak itu. Ia tersenyum ketika melihat apa yang ada didalamnya. Ia hanya melihatku dengan sorot mata bahagia.

“Kau tidak mau memakaikannya untukku?” ucapnya yang hanya ku tanggapi dengan seulas senyuman dan mengambil kotak hitam itu. Mengambil benda yang berada didalamnya dan meraih tangan kirinya. Segera ku pakaikan cincin itu ke jari manisnya. Senyumku berkembang ketika cincin itu bertambah cantik ketika dipakainya.
Gomawo.” Ucapnya, lagi. Ia menatapku dan melihat cincin yang dia pakai. Ia hanya tersenyum. Aku senang karena ia mau menerima cincin itu. Cincin yang sudah lama ku simpan untuk kuberikan padanya. Ku kembangkan senyumanku.
Kuangkat tubuhku, mencoba menjajarkan tinggi tubuhku dengannya. Ku tatap gadis yang berada dihadapanku. Menatapnya dengan rasa yang berbeda. Ia hanya sekedar mengulaskan sebuah senyuman padaku. Ku dekatkan wajahku padanya semakin dekat dan dekat disetiap detiknya. Ia memejamkan matanya, seolah tahu apa yang akan kulakukan.
Sebuah ciuman kuberikan padanya, bukan ciuman yang berdasarkan nafsu melainkan ciuman yang mendasarkan pada perasaan sayangku padanya. Ciuman yang lembut dan ringan. Menyatakan kebahagianku karena dia telah mau menjadi wanita yang selalu berada disampingku. Dengan diterimanya cincin yang kuberikan padanya menandakan bahwa ia sekarang sudah resmi menjadi kekasihku. Kekasih yang sebentar lagi akan sedikit menjauh dariku karena ia akan mengejar karier nya sebagai artis.
“Kau sudah berani melakukan ini padaku?” ia melepaskan tautan bibirnya denganku. Ia hanya memundurkan kepalanya sedikit bahkan sangat sedikit. Jarak tubuh kita mungkin hanya dua senti meter. Ia hanya sekedar memandangku dengan sedikit ulasan senyum tipis yang disinggungnya. Aku terkekeh. Ku gerakkan tangan kananku menuju ke helaian rambut hitamnya yang tergerai tanpa mengalihkan pandanganku sedikit saja dari sorot mata gadis ini.
Geureom wae?” kutarik lembut kepalanya mendekat kepadaku lagi. Kukecup ringan bibir merahnya. Dapat kurasakan bahwa ia kini menahan tawanya dan sudah pasti pula terdapat semburat merah di kedua pipinya. Ia memukul perutku ringan. Membuatku terpaksa mengakhiri ciuman ini lagi.
Wae?” tanyaku pada gadis yang berada di hadapanku. Ia hanya melipatkan kedua tangannya di depan dada. Tidak lupa sebuah senyuman yang sulit kuartikan disinggungnya.
“Apa kau ingin mati ditanganku? Apakah karena cincin ini kau berani melakukan itu padaku? Ah~ jinjja!” ucapnya kemudian berdiri tiba-tiba, sehingga berhasil membuat tubuh sedikit mundur kebelakang dan hampir tersungkur ke tempat dudukku secara kasar, untung saja tangan kananku sudah memegang tepian jendela yang berada tepat disampingku sehingga tubuhku bisa terselamatkan untuk tidak terduduk kasar di tempat dudukku. Gadis itu menderapkan kakinya menjauh dariku. Baru berjalan 4 langkah menjauh dariku, ia berbalik. Kupaksa tubuhku untuk berdiri dan kulihat bukunya yang masih berada di mejaku. ‘mungkin ia ingin mengambil bukunya kembali’ pikirku.
“Kau.” ia mengacungkan jari telunjuknya kepadaku. Aku terkesiap kaget. ‘apakah yang kulakukan tadi padanya ketelaluan? Aku tidak bermaksud untuk seperti itu’aku menyesali diriku karena mencium tanpa seizinya tadi. ‘Dan bukankah ia kembali untuk mengambil bukunya? Kenapa ia berbicara padaku lagi?’
“Kau.” ia kembali mengucap kata ‘kau’ lagi. Jantungku tiba-tiba saja terpacu. Aliran darahku sepertinya sudah berjalan tidak normal lagi. Ia menarik dasiku hingga menyisakan bebera milimeter saja jarak wajah antara diriku dengannya.
Michigatta.” aku berhenti bernapas sejenak ketika sebuah bibir mungil menyentuh bibirku. Aku terkesiap kaget, namun kekagetanku lebih untuk diam. Aku berulang kali mengedipkan kedua kelopak mataku hingga ia mengakhiri ciumannya dan mengambil bukunya di mejaku.
“Itu adalah hukumanmu karena telah menciumku sembarangan.” Dia berkata tanpa melihatku. Aku hanya memperlihatkan punggungnya saja. Aku terkekeh. ‘bagaimana bisa ia kekanak-kanakanseperti itu?’ gumanku.
Gadis itu adalah gadis yang berhasil membuatku bertekuk lutut hanya padanya. Ada banyak gadisberparas cantik sepertinya, tapi hanya ia yang bisa membuatku jatuh cinta kepadanya. Ia satu-satunya gadisyang berhasil membuatku tergila-gila akannya. Gadis itu merupakan cahaya kehidupanku dan cahanya kebahagiaanku. Dia layaknya seorang peri kecil yang selalu menerangi tiap derap langkah kehidupanku. Dia adalah Jung Soo Jung atau sebentar lagi ia akan dikenal sebagai Krystal.







-the end-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar ^^