Try to Deny
Chapter 1
Author
:
Jelly
Main
cast :
Tiffany
Hwang
Oh
Sehun
Other
cast :
Key
Sunny
Genre
:
Romance,
friendship, school life
Rating
:
PG-13
Length
:
Chapter
Disclaimer
:
Annyeong
readers~ Ini FF pertama author. Cerita ini author buat berdasarkan hasil
pemikiran author sendiri. Jangan lupa buat ngasih komen ya..J
Don’t
copas!
~`Happy
reading`~
***
‘Thebeginning wasblack, at
theend,whatcould itbewhite?’
At
Seoul Senior High School
Author
POV
“Huh, kenapa disaat liburan Park songsaenim
masih menyuruh muridnya untuk mengumpulkan tugas. Sungguh tidak pengertian,”
keluh Tiffany sambil berjalan menuju ruang guru yang ada di lantai dasar. Ia
harus mengumpulkan tugas tambahan dari Park songsaenim guru sastra karena
nilainya saat ulangan semester 2 kemarin buruk. Setidaknya bukan hanya dia yang
mendapat tugas tambahan itu.
Sekarang Tiffany telah duduk di kelas 3.
Dan ia berharap tahun ketiga sekaligus tahun terakhir ia di Seoul High School
akan berjalan lancar. Saat ini ia hanya seorang diri karena ini masih terlalu
pagi dan teman-temannya belum ada yang datang.
Setelah sampai di ruang guru, ternyata
ruang guru masih sepi. Ternyata guru dan murid sama saja, batin Tiffany.
Tiffany langsung menaruh buku tugasnya di meja Park songsaenim lalu langsung
keluar dari sana. Tapi saat Tiffany membuka pintu betapa terkejutnya ia melihat
hoobaenya sedang berdiri tepat di
depan pintu.
“YAK! Kau mengagetkanku saja,”Tiffany
mengelus dadanya sambil menatap sinis hoobaenya
itu.
“Ah, sunbae, kau disini. Maaf telah
mengagetkanmu,” kata Sehun, hoobaenya dengan
ramah.
“Ah, ne.
Lain kali jangan muncul tiba-tiba dihadapanku,” kata Tiffany dingin lalu
kembali menuju kelasnya begitu saja meninggalkan Sehun sendiri. Sehun hanya
melihat kepergian Tiffany sambil tersenyum.
Tiffany
POV
“Sepertinya tadi itu pertanda jika hari
ini memang benar-benar hari sial untukku. Aish jinjja!” gerutuku sambil berjalan cepat menuju kelas. Setelah masuk
kelas ternyata baru dua anak yang datang. Itupun laki-laki semua. Ke mana
teman-teman yang lain? Sangat susah jika diajak rajin.
Aku memang suka datang pagi-pagi sekali.
Tapi bukan berarti aku termasuk anak yang rajin. Aku suka berangkat pagi-pagi
karena jalan besar belum terlalu padat. Aku juga bisa menikmati udara segar
pagi hari saat aku berangkat lebih awal. Sekedar untuk menenangkan pikiran.
Sambil menunggu Key dan Sunny datang lebih baik aku
tidur sebentar di bangkuku. Park songsaenim tadi malam benar-benar membuat
waktu tidurku berkurang.
Author
POV
“Hwang Miyoung, palli ireona!” Tiffany terbangun akibat suara aneh yang
membangunkannya.
“Yak, Ki Bum jangan berteriak di dekat
telingaku. Dan satu lagi, jangan memanggilku dengan nama itu,” gerutu Tiffany
yang masih menutup mata.
“Wae?
Kau juga memanggilku Ki Bum. Ingat, namaku Key. Dan satu lagi, Jung songsaenim
sedang menuju kemari,” kata Key sambil berbisik. Mata Tiffany langsung terbuka
sempurna, “Mwo?!”
At canteen...
“Haha, kau tadi benar-benar terlihat
bodoh, Miyoung,” terlihat Key sangat senang dengan apa yang terjadi pada
sahabatnya itu.
“Key, geumanhe. Lihatlah wajah uri Tiffany.
Aigoo~” kata Sunny menengahi. Key
langsung berhenti tertawa.
“Hah, seharusnya aku tadi bisa
mengerjakan soalnya. Jadi aku tidak diberikan tugas menyebalkan itu oleh Jung
songsaenim,” kata Tiffany pelan.
“Tenang saja. Aku akan membantumu
mengerjakan soal-soal matematika terkutuk itu,” kata Sunny.
“Mworago?
Ya, Sunny-a bukankah diantara kita
bertiga kau yang paling payah dalam pelajaran matematika,” kata Key sambil
menahan tawa.
“Neo!
Ya, yak Kim Ki Bum mau lari kemana kau!” Sunny langsung mengejar Key yang
sudah lari duluan ke koridor tengah. Tiffany yang melihatnya hanya tersenyum
melihat kedua sahabatnya itu kejar-kejaran seperti anak kecil, “Hah, dasar
mereka,”
“Sunbae..
bolehkah aku duduk disini? Semua meja di kantin sudah penuh,” kata
seseorang yang mengganggu makan siangnya. “Ck, ne,” jawab Tiffany dingin tanpa menoleh lawan bicaranya dan memilih
melanjutkan makan siangnya.
“Kamsahabnida,
sunbaenim,” dia langsung mengambil tempat di depan Tiffany dan memulai
makannya.
After a while...
“Yak, kalian berdua!” teriak Key.
“Sehun-ssi? Apa kalian berdua berkencan?” tanya Sunny.
“Ya.. darimana saja kali-, Neo?! Kenapa kau duduk disitu?” tanya
Tiffany pada Sehun yang ada di depannya.
“Bukankah tadi aku sudah meminta izin
pada sunbae untuk duduk disini, dan sunbae sudah mengizinkannya,” jawab
Sehun polos. Dan itu menyebalkan menurut Tiffany.
“Yayaya, uri Tiffany. Neo jinjja. Tidak
ada yang melarangmu berkencan. Tapi apa harus dengan hoobae kita? Dan kau tidak pernah bercerita padaku? Jinjja seulpeuda,” kata Key yang
mendramatisir keadaan.
“Jangan asal bicara, Kim Ki Bum! Lihat,
sekarang kita jadi tontonan gratis murid-murid di kantin,” geram Tiffany.
Key, Sunny dan Sehun pun melihat
sekeliling kantin. Ya, memang benar. Tak sedikit yang berbisik-bisik tentang
Tiffany si sunbae yang terkenal
cantik tetapi galak dan Sehun anak kelas 2 yang terkenal pintar di bidang
akademik maupun non akademik yaitu basket. Bahkan ia disebut-sebut akan menjadi
calon kapten tim basket menggantikan kapten tim basket yang sekarang sudah
kelas 3.
“Ah,jeosonghabnida
sunbae. Ini hanya kesalahpahaman saja. Aku duduk dengan Tiffany sunbae karena meja yang lain sudah
penuh. Jeosonghabnidajika sudah
membuat kalian semua merasa tidak nyaman. Aku permisi dulu,” kata Sehun sopan
lalu meninggalkan kantin yang masih dipenuhi murid-murid Seoul High School yang
membicarakannya.
“Daebak
kyeowayo,” gumam Sunny melihat kepergian Sehun.
“Mworago?”
tanya Key.
“Ah, em, anhi,” jawab Sunny dengan senyum dibuat-buat.
“Yak, apa yang kalian lihat?! Ini bukan
tontonan ya!” kata Tiffany tegas lalu berlalu pergi meninggalkan Key dan Sunny.
“Apa aku salah bicara?” tanya Key polos.
“Sudah sangat jelas. Kau sudah
membangunkan singa yang sedang tidur,” kata Sunny.
“Oh My God! Ige eotthohkae?”
“Molla!Kau
selesaikan saja sendiri. Aku tidak ikut campur.”
Tiffany
POV
“Junhee-a, apa kau tau tadi saat aku di kantin Tiffany sunbae dan Sehun sunbae tertangkap
basah oleh Key dan Sunny sunbae sedang
berkencan.”
“Jinjja?
Tiffany sunbae ternyata menyukai
pria yang lebih muda, haha.”
“Ne,
aku juga tidak menyangka. Kasian Sehun sunbae.
Kenapa dia mau berkencan dengan Tiffanysunbae
yang galak itu.”
Sudah cukup. Ini tidak bisa dibiarkan
lagi. “Ya! Apa kalian tidak tahu aturan jika di perpustakaan dilarang berisik
apalagi bergosip?” kata Tiffany tegas tetapi dingin. Para hoobae itu terkejut karena Tiffany yang tiba-tiba datang dari balik
rak buku. Mereka segera minta maaf dan berlalu pergi.
“Hah, Sehun-ssi. Kau sudah membuat imageku hancur.”
“Kanapa juga aku kesini tadi? Library is
not my style,” Tiffany pun kembali ke kelasnya.
Author
POV
Bel berbunyi, pertanda jam pelajaran
terakhir telah usai. Lee songsaenim diikuti murid yang lain sudah keluar dari
kelas 3.2 , namun Tiffany dan Sunny masih belum selesai menata buku-bukunya.
“Fany-ah, Key datang,” bisik Sunny.
“Eoh, Key. Kenapa kembali? Ada yang
tertinggal?” tanya Tiffany santai yang masih sibuk memasukkan bukunya ke dalam
tas.
“Eh, Fany-ah. Mianhae untuk yang tadi. Aku benar-benar tidak bermaksud
membuatmu malu di depan banyak murid. Kau tau kan, kadang-kadang mulutku dengan
otakku tidak bisa bekerja sama,” kata Key yang terlihat begitu menyesal.
“Mulutmu dengan otakmu memang tidak bisa
hidup bersama. Tapi aku yakin, otakmu pasti bisa membantuku mengerjakan tugas
matematika dari Jung songsaenim dengan lancar. Kajja, kita ke rumah Sunny untuk mengerjakannya,” kata Tiffany
sambil menarik kedua sahabatnya.
“Kau memaafkanku? Gomawo uri Tiffany,” kata Key senang.
“Ya, kenapa harus di rumahku? Apa karena
di rumahku banyak kue jadi kalian sering ke rumahku?”
“Kau memang tidak pintar matematika Sunny,
tapi aku baru tahu bahwa kau punya keahlian khusus,” kata Tiffany sambil
tersenyum.
“Mwo?”
“Membaca pikiran kami,haha,”kata Key
yang akhirnya tertawa. Di rumah Sunny memang banyak kue karena eomma Sunny
pengusaha kue. Eomma Sunny juga mempunyai toko kue tidak jauh dari rumahnya.
“Kalian memang sahabat yang baik. Sangat
baik,” kata Sunny datar.
“Oh, ayolah Sunny. Kami lapar,”
At Sunny’s home
“Silahkan dimakan kuenya. Ahjumma baru saja selesai membuatnya,”
“Ne..kamsahabnida
Ahjumma,”setelah eomma Sunny
sudah keluar dari kamar Sunny, Key langsung melahap cheese cakenya.
“Jinjja
mashita. Neo eomma daebak” komentar Key dengan mulut yang masih penuh
dengan kue.
“Nae
eomma neomu daebak,” senyum Sunny bangga.
“Lalu sampai kapan aku harus menunggumu
makan, Key?” tanya Tiffany datar.
“Eoh, ne ne. Coba aku lihat dulu soalnya,” Key mulai serius dengan soal matematika yang ada di hadapannya. Key
memang pintar dalam pelajaran matematika. Tidak seperti Tiffany, apalagi Sunny
-_-
Saat Key daan Tiffany sedang serius
membahas soal matematika, Sunny yang sedari tadi sibuk dengan I-padnya
berteriak heboh membuat kedua sahabatnya terganggu.
“Bisakah kau diam, Sunny?” kata Key
datar.
“Omona!
Anhi. Ini buruk. Tiffany, ini buruk! Lebih buruk daripada soal matematika
itu,” Sunny semakin heboh.
“Wae?”Tiffany
yang mulai penasaran segera mendekat ke samping Sunny begitu juga Key. Mereka
membaca apa yang tertulis di I-pad sahabatnya.
“Mantan Wakil Ketua Osis, Tiffany sunbae
berkencan dengan calon Kapten Tim Basket, Oh Sehun yang notabenenya hoobae dari
Tiffany sunbae. Mereka tadi tertangkap basah sedang berkencan di kantin sekolah
oleh Key dan Sunny sunbae.“
“Ige
mwoya? Bagaimana mereka bisa menulis gosip murahan seperti ini di sosial
media?” protes Key. Ia merasa bersalah nama baik sahabatnya tercemar akibat
ulahnya tadi siang. Ditambah gosip ini. Bagaimana nasib Tiffany besok?
“eotthohkae?
Kalian berdua! Kenapa kalian tadi mengatakan bahwa aku dan Sehun berkencan?
Kami kan hanya duduk berdua,” kataTiffany dengan raut muka sedih.
“Mianhae
Fany-ah. Kita berdua tidak
bermaksud begitu. Kita mengatakan begitu karena saat aku dan Key baru datang
Sehun memperhatikanmu sambil tersenyum. Ku kira kau..” Sunny tidak melanjutkan
perkataannya. Ia tidak berani.
“Untuk apa Sehun memperhatikanku?
Harusnya kalian lebih berhati-hati menggunakan mulut kalian,” kata Tiffany.
Seketika Key dan Sunny langsung memegang mulutnya.
‘Bagaimana
hariku besok? Hari ini benar-benar hari sial untukku.’
At Seoul Senior High School
Tiffany
POV
Hari ini begitu cerah. Tapi mungkin hari
ini adalah hari buruk untukku. Sejak setengah jam yang lalu aku sudah sampai di
sekolah. Dan seperti biasa, sekolah masih sepi. Bahkan sangat sepi. Karena
memang hari ini aku berangkat jauh lebih awal dari pada biasanya. Sebenarnya
ada alasan lain mengapa aku berangkat jauh lebih pagi hari ini. Selain bisa
menikmati udara pagi yang segar. Aku ingin menenangkan diri sebelum bertemu
dengan murid-murid yang lain.
Aku duduk di bangku taman yang panjang.
Menghirup udara sebanyak-banyaknya. Menikmati kesunyian ini.
“Sunbae?
Kau disini?” suara seseorang datang menginterupsi. Dan kau tahu siapa yang
datang? Ya, dia Oh Sehun.
“Kenapa kau datang kesini pagi-pagi
sekali, sih?!” tanyaku sebal.
“Wae?
Apa tidak boleh? Lalu sunbae sendiri
kenapa datang kesini pagi sekali? Apa tidak takut disini sendiri?” tanya Sehun.
Dan menurutku dia terlalu cerewet untuk seorang lelaki. Walaupun Key lebih
parah darinya.
“Anhi.Aku
hanya ingin menyiapkan pasokan oksigen yang banyak untuk nanti,” kataku santai.
Ia terlihat bingung. “Supaya aku tidak sesak saat semua murid mencemoohku
karena telah merebut pangeran mereka,” lanjutku kemudian.
“Kenapa kau berkata seperti itu, sunbae?” tanya Sehun dengan nada yang
menurutku sangat dingin.
“Wae?Lalu
kenapa kemarin kau memperhatikanku saat aku sedang makan, hm?” tanyaku balik.
“Jeosonghabnida.
Aku memperhatikanmu karena kau lucu, sunbae,”
kata Sehun dengan senyumnya yang membuat hati para yeoja meleleh. Tiffany bingung. Apa yang lucu dari dirinya?
“Kau tidak peduli dengan orang-orang di
sekitarmu. Saat aku duduk di depanmu kau juga sama sekali tidak melihatku dan
malah asyik makan,”
“Itu karena aku lapar,” sela Tiffany
yang tidak terima dengan pendapat Sehun. Sehun pun melanjutkan kembali
perkataannya.
“Dan kau tahu, sunbae? Selama kau denganku duduk berdua, para murid perempuan
memperhatikan kita. Mereka iri karena kau bisa duduk denganku. Karena selama
aku bersekolah di sini aku tidak pernah duduk berdua dengan seorang yeoja,” kata Sehun bangga.
“Percaya dirimu tinggi sekali, ne? Aku tidak akan mau duduk berdua
denganmu jika hasilnya seperti ini. Aish, lain kali harusnya aku melihat dulu orangnya
sebelum mempersilahkannya duduk,” kata Tiffany yang mulai frustasi.
“Tapi kita berdua
tahu, bahwa diantara kita tak terjadi apa-apa. Jadi kau tak perlu khawatir, sunbae,”
“Ya. Memang benar apa yang kau katakan.
Tapi, hanya kita berdua yang tahu itu. Sedangkan mereka? Mereka hanya tahu
bahwa aku, Hwang Tiffany si sunbae yang
galak berkencan dengan pangeran mereka, Oh Sehun. Bahkan mereka berpikir aku
menggodamu, Sehun-ssi.” kataku
menahan emosi.
“Shit!
Kenapa mereka membuat berita sampah itu!” Terlihat sekali saat ini Sehun
menahan amarahnya. “Mereka sungguh kekanak-kanakan,” kata Sehun sambil mengepal
kuat tangannya.
“Kau tahu? Dengan adanya berita ini
imageku bisa hancur. Begitu juga denganmu. Bukankah sebentar lagi akan ada
pemilihan kapten tim basket?”
“Ne,
dan berita ini akan mempengaruhi hasil pemilihan nanti. Sepertinya aku
harus merelakan jabatan itu diberikan kepada orang lain,” katanya sambil
tersenyum. Senyum yang dipaksakan.
“Mianhae,
aku telah menghancurkan mimpimu,” kataku yang merasa bersalah.
“Anhi.Gwenchana.
Jinjja,” katanya sambil tersenyum.
“Mencoba menghiburku, eoh?”
“Haha, sedikit. Sunbae, sebenarnya tadi malam aku telah merencanakan sesuatu supaya
nama baik kita di Seoul High School kembali,” kata Sehun yang mulai serius.
“Mwoya?”
Author
POV
“Sunbae,
tunggu dulu. Tiffany sunbae!” Akhirnya
Sehun mendapatkan Tiffany. Setelah tadi ia ditinggal begitu saja oleh Tiffany.
“Hah, jalanmu cepat juga ya?”
“Ya, neo
micheoseo? Idemu tadi bukan
mengembalikan nama baik kita tapi malah memperburuk keadaan, Oh Sehun,” kata
Tiffany emosi.
“Tapi, sunbae..”
“Omona!
Tiffany sunbae dan Sehun sunbae? Jadi kalian memang sedang
berkencan?” seseorang yang ternyata hoobae
Tiffany dan Sehun memergoki mereka berdua di taman, pagi-pagi begini, dan
tangan Tiffany yang sedang dipegang oleh Sehun. Mati kau Oh Sehun, batin Tiffany.
Tiffany
POV
“Hyerim-ah, kami mencarimu da-. Omo! Bukankah
mereka kemarin dikabarkan tengah berkencan?“
“Ternyata itu benar,”
“Sehun sunbae,”
Mati kau Oh Sehun. Kenapa bisa kebetulan
begini. Tiba-tiba segerombolan anak perempuan datang. Dan ini membuatku dan
juga Oh Sehun seperti tertangkap basah sedang melakukan tindakan kriminal.
“Jadi apa benar Tiffany sunbae dan Sehun sunbae memang berkencan?” tanya salah satu diantara mereka. Aku
yakin dia ketua gengnya.
Aku hanya bisa diam. Tak tahu harus
menjawab apa. Imageku yang tegas luntur seketika disaat seperti ini. Lalu
tiba-tiba Sehun membisikkan sesuatu, “Kau tidak punya pilihan lain, sunbae. Jalan satu-satunya adalah hanya
dengan mengikuti rencanaku,” Aku hanya bisa mengangguk. Pasrah jika sudah
seperti ini. Semoga jalan yang kuambil ini tidak mempersulitku dikemudian hari.
“Nah, uri hoobaedeul. Sebenarnya aku bukan tipe orang yang suka membeberkan
urusan pribadiku. Tapi karena adanya kejadian kemarin, mau tak mau aku harus
menjelaskannya pada kalian semua,” jelas Sehun dengan senyum yang menurutku
justru menakutkan untuk situasi seperti ini.
Mereka terlihat penasaran dengan apa
yang akan Sehun katakan. Jujur, aku juga penasaran. Karena bisa saja dia
melakukan hal konyol. Mulutnya memang tidak bisa dijaga.
“Aku dan Tiffany sunbae..” Sebentar, apa yang ia lakukan sekarang. Beraninya dia
menggenggam tanganku. Aku hanya tertunduk malu karena mereka langsung heboh
saat Sehun menggenggam tanganku.
“Kami berdua memang berkencan, anhi, tepatnya kami berdua
berpacaran,”
Oh God! Sehun akhirnya mengatakannya.
Seketika suasana menjadi ribut karena makin banyak yang datang dan ikut
mendengarkan pengakuan palsu Oh Sehun. Banyak yang tidak terima dan tidak
sedikit yang menjelek-jelekanku tanpa segan. Sehun semakin mengeratkan
genggamannya padaku. Mungkin ia ingin menguatkanku. Karena memang ini terasa
sakit.
“Keundae,
disini bukan Tiffany sunbae yang
menggodaku, mengejarku, atau apalah. Dari awal aku yang mengganggu hidupnya.
Sampai akhirnya, dia luluh juga,”
Aku yang dari tadi menunduk langsung menatap
Sehun. Dia tersenyum. Sangat tulus. Seperti apa yang ia katakan tadi
benar-benar terjadi. Benar-benar kita berdua alami. Dan aku sangat berterima
kasih padanya. Karena dia telah melindungiku dari persepsi buruk semua murid
tentang diriku.
“Jadi mulai sekarang biarkan aku dan
Tiffany sunbae memiliki hubungan
layaknya orang pacaran. Jangan ganggu dia. Karena dia berarti untukku,”
‘Sehun..’
“Berikan kami jalan. Apa kalian tidak
masuk? Bukankah bel sudah berbunyi?” Sehun dan aku pun berlalu meninggalkan
mereka.
Author
POV
“Jam pelajaran songsaenim sudah selesai.
Jangan lupa kerjakan PR yang tadi songsaenim berikan, ne. Dan silakan istirahat,”
Akhirnya pelajaran fisika selesai juga.
Soal-soal tadi membuat kepala murid-murid kelas 3.2 mau pecah. Ditambah lagi
Ahn songsaenim memberikan PR.
“Key, Sunny, kajja kita ke kantin,” ajak Tiffany. Tapi yang diajak hanya
menggeleng. Mereka berdua memasang wajah cemberut.
“Apa kalian tidak lapar? Aku sangat
lapar. Ayolah..” rengek Tiffany.
“Tidak mau. Kau saja tidak mau bercerita
pada kami bahwa kau sebenarnya memang berkencan dengan Oh Sehun,” kata Key
sinis. “Ne, benar sekali,” tambah
Sunny.
“Oh, mianhae.
Bukan maksudku untuk tidak memberitahu kalian. Tapi aku belum siap saja.
Sampai berita kemarin itu ada,” jelas Tiffany.
“Ya sudahlah, ini semua sudah terjadi.
Tapi kami tidak segampang itu memaafkanmu,” kata Key.
“Lalu aku harus bagaimana?” tanya
Tiffany dengan muka sedih.
“Kau harus mentraktir kami di kantin
sepuasnya. Bagaimana?” kata Sunny sambil senyum-senyum.
“Baiklah, kajja!” kata Tiffany sambil menarik tangan kedua sahabatnya menuju
kantin.
“Yeee” teriak Key dan Sunny senang.
‘Mianhae,
aku tidak menceritakan sejujurnya pada kalian. Karena aku sudah berjanji pada
Sehun’
Sehun
POV
Aku masih tidak menyangka bahwa aku akan
melakukan hal segila itu tadi pagi. Tapi memang tidak ada cara lain. Lagipula
tidak ada ruginya aku mengencani seorang noona.
Bukankah Tiffany sunbae cantik?
“Bagaimana keadaan dia sekarang, ya?
Lebih baik aku ke kantin saja. Pasti dia ada disana bersama teman-temannya,”
Sesampainya aku di kantin, aku melihat
ke sekeliling kantin. Ah, itu dia. Dia sedang bercanda dengan Key sunbae dan Sunny sunbae. Sepertinya ia baik-baik saja. Lebih baik aku menyusulnya
saja.
“Wah, Sehun ingin bertemu dengan uri Tiffany ternyata,” kata Key yang
mencoba menggoda Tiffany. Aku hanya tertawa melihat Tiffany yang malu saat
melihatku yang sudah mengambil tempat di sampingnya. Kulihat sekilas banyak
murid yang melihatku dengan Tiffany bersama. Kalian iri, eoh?
“Bagaimana kelasmu hari ini?” tanyaku
memulai percakapan dengannya.
“Menyebalkan,” jawabnya singkat sambil
menunduk. Tiba-tiba Key sunbae memukul
kepala Tiffany dengan sendok.
“Ya! Key-a appo!” keluh Tiffany.
“Fany-a, jika sedang berbicara dengan namjachingumu
tatap matanya. Jawablah dengan halus seperti ‘hari ini sangat menyebalkan, chagiya. Ahn songsaenim tadi menegurku
karena aku melamunkan dirimu’ begitu,” kata Key sunbae dengan nada yang dibuat manja. Tiffany menunduk malu karena
beberapa murid di kantin jadi memperhatikan kami. Memang suara Key sunbae tidak bisa dikecilkan volumenya.
“Kau melamun di kelas?” tanyaku.
“Ne,
bisa kita bicara sebentar?” tanyanya yang langsung berdiri. Aku hanya
mengangguk dan mengikutinya keluar kantin.
“Ya, Tiffany jangan lama-lama. Kau tidak
lupa kan untuk membayar ini semua?” teriak Sunny.
“Ne~”
jawab Tiffany sedikit berteriak.
***
Sekarang aku dan Tiffany sudah berada di
depan laboraturium biologi yang cukup sepi karena jarang dilewati orang. “Kau
mau bicara apa?” tanyaku to the point.
“Kau tidak perlu melakukan hal seperti
tadi,” Melakukan apa? Aku tidak mengerti.
“Datang menemuiku di kantin dan
memancing perhatian orang,” lanjutnya. Mungkin ia tahu jika aku tidak mengerti
dengan maksudnya barusan sehingga ia melanjutkan perkataannya.
“Tapi jika tidak kulakukan. Murid yang
lain akan curiga dan kita bisa ketahuan jika kita membohongi mereka. Bahkan
sekarang ada yang mencoba menguping pembicaraan kita, chagiya,” kataku yang membuat Tiffany kaget.
“Mwo?”
“Sudah ne, jangan marah lagi. Aku janji jika aku tidak akan lupa lagi
menjemputmu untuk berangkat sekolah bersama,” kataku dengan volume yang lebih
keras agar si penguping itu mendengarnya. Tiffany yang mendengarnya langsung
melotot. Aku hanya menanggapinya dengan senyuman sambil mengusap pelan
rambutnya.
“Kajja,
kita kembali ke kantin. Pasti Key sunbae
dan Sunny sunbae sudah menunggu,”
lanjutku sambil menggenggam tangannya. Kulihat semburat merah muncul di
pipinya. Ah, kyeopta!
Author
POV
Setelah pulang sekolah, Tiffany tidak
juga keluar dari kamarnya. Ia mengurung diri di kamar. Duduk terdiam di depan
meja belajarnya. Sampai matahari pun tenggelam dan berganti bulan, ia masih
bertahan pada posisinya. Tapi sekarang ia sedang menuliskan sesuatu di buku
catatannya. Semacam buku diary, tetapi ia tidak mau menyebutnya seperti itu.
Terlalu kekanak-kanakan, menurutnya.
Ia menggambar seorang laki-laki dan
perempuan sedang bergandengan tangan. Di gambar itu mereka terlihat gembira.
Tiffany tersenyum melihat gambarannya. Lalu ia menuliskan sesuatu di bawah
gambar tersebut.
‘can
I smile like that when lie all around me?’
“Bahkan pada kedua sahabatku aku tidak
bisa jujur,” kata Tiffany. Sungguh, menurutnya berbohong adalah sesuatu hal
yang paling ia benci. Dan sekarang ia malah melakukannya.
Tiba-tiba saja perkataan Oh Sehun
terngiang kembali di pikirannya. ‘Tapi
jika tidak kulakukan. Murid yang lain akan curiga dan kita bisa ketahuan jika
kita membohongi mereka’
“Apa sebaiknya aku mengikuti apa kata
Sehun? Akan lebih gawat jika nantinya mereka tahu bahwa aku dan Sehun
berbohong,” kata Tiffany pada dirinya sendiri. “Lagi pula sudah terlanjur juga.
Urusan nanti tinggal buat saja berita bahwa aku dan Sehun sudah putus. Dan
masalah selesai. Aish, kenapa aku
jadi pintar berbohong begini,”
Sementara Tiffany sedang sibuk dengan
pemikirannya sendiri, Sehun yang sedari tadi juga mengurung diri di kamarnya
sedang memikirkan siapa perempuan yang tadi menguping pembicaraannya dengan
Tiffany sambil tiduran di ranjangnya. Ia khawatir jika perempuan itu ternyata
mendengar semua pembicaraan ia dan Tiffany tadi.
“Apa mungkin...”
To Be Continued….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar ^^