Kamis, 19 Juni 2014

Try to Deny Chapter 1



Try to Deny


Chapter 1

Author :
Jelly 

Main cast :
Tiffany Hwang
Oh Sehun

Other cast :
Key
Sunny

Genre :
Romance, friendship, school life

Rating :
PG-13

Length :
Chapter

Disclaimer :
Annyeong readers~ Ini FF pertama author. Cerita ini author buat berdasarkan hasil pemikiran author sendiri. Jangan lupa buat ngasih komen ya..J
Don’t copas!

~`Happy reading`~

***

‘Thebeginning wasblack, at theend,whatcould itbewhite?’


At Seoul Senior High School

Author POV
“Huh, kenapa disaat liburan Park songsaenim masih menyuruh muridnya untuk mengumpulkan tugas. Sungguh tidak pengertian,” keluh Tiffany sambil berjalan menuju ruang guru yang ada di lantai dasar. Ia harus mengumpulkan tugas tambahan dari Park songsaenim guru sastra karena nilainya saat ulangan semester 2 kemarin buruk. Setidaknya bukan hanya dia yang mendapat tugas tambahan itu.
Sekarang Tiffany telah duduk di kelas 3. Dan ia berharap tahun ketiga sekaligus tahun terakhir ia di Seoul High School akan berjalan lancar. Saat ini ia hanya seorang diri karena ini masih terlalu pagi dan teman-temannya belum ada yang datang.
Setelah sampai di ruang guru, ternyata ruang guru masih sepi. Ternyata guru dan murid sama saja, batin Tiffany. Tiffany langsung menaruh buku tugasnya di meja Park songsaenim lalu langsung keluar dari sana. Tapi saat Tiffany membuka pintu betapa terkejutnya ia melihat hoobaenya sedang berdiri tepat di depan pintu.
“YAK! Kau mengagetkanku saja,”Tiffany mengelus dadanya sambil menatap sinis hoobaenya itu.
“Ah, sunbae, kau disini. Maaf telah mengagetkanmu,” kata Sehun, hoobaenya dengan ramah.
“Ah, ne. Lain kali jangan muncul tiba-tiba dihadapanku,” kata Tiffany dingin lalu kembali menuju kelasnya begitu saja meninggalkan Sehun sendiri. Sehun hanya melihat kepergian Tiffany sambil tersenyum.

Tiffany POV
“Sepertinya tadi itu pertanda jika hari ini memang benar-benar hari sial untukku. Aish jinjja!” gerutuku sambil berjalan cepat menuju kelas. Setelah masuk kelas ternyata baru dua anak yang datang. Itupun laki-laki semua. Ke mana teman-teman yang lain? Sangat susah jika diajak rajin.
Aku memang suka datang pagi-pagi sekali. Tapi bukan berarti aku termasuk anak yang rajin. Aku suka berangkat pagi-pagi karena jalan besar belum terlalu padat. Aku juga bisa menikmati udara segar pagi hari saat aku berangkat lebih awal. Sekedar untuk menenangkan pikiran.
Sambil menunggu Key dan Sunny datang lebih baik aku tidur sebentar di bangkuku. Park songsaenim tadi malam benar-benar membuat waktu tidurku berkurang.

Author POV
“Hwang Miyoung, palli ireona!” Tiffany terbangun akibat suara aneh yang membangunkannya.
“Yak, Ki Bum jangan berteriak di dekat telingaku. Dan satu lagi, jangan memanggilku dengan nama itu,” gerutu Tiffany yang masih menutup mata.
Wae? Kau juga memanggilku Ki Bum. Ingat, namaku Key. Dan satu lagi, Jung songsaenim sedang menuju kemari,” kata Key sambil berbisik. Mata Tiffany langsung terbuka sempurna, “Mwo?!”

At canteen...
“Haha, kau tadi benar-benar terlihat bodoh, Miyoung,” terlihat Key sangat senang dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu. 
“Key, geumanhe. Lihatlah wajah uri Tiffany. Aigoo~” kata Sunny menengahi. Key langsung berhenti tertawa.
“Hah, seharusnya aku tadi bisa mengerjakan soalnya. Jadi aku tidak diberikan tugas menyebalkan itu oleh Jung songsaenim,” kata Tiffany pelan.
“Tenang saja. Aku akan membantumu mengerjakan soal-soal matematika terkutuk itu,” kata Sunny.
Mworago? Ya, Sunny-a bukankah diantara kita bertiga kau yang paling payah dalam pelajaran matematika,” kata Key sambil menahan tawa.
Neo! Ya, yak Kim Ki Bum mau lari kemana kau!” Sunny langsung mengejar Key yang sudah lari duluan ke koridor tengah. Tiffany yang melihatnya hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya itu kejar-kejaran seperti anak kecil, “Hah, dasar mereka,”
Sunbae.. bolehkah aku duduk disini? Semua meja di kantin sudah penuh,” kata seseorang yang mengganggu makan siangnya. “Ck, ne,” jawab Tiffany dingin tanpa menoleh lawan bicaranya dan memilih melanjutkan makan siangnya.
Kamsahabnida, sunbaenim,” dia langsung mengambil tempat di depan Tiffany dan memulai makannya.

After a while...

“Yak, kalian berdua!” teriak Key.
“Sehun-ssi? Apa kalian berdua berkencan?” tanya Sunny.
“Ya.. darimana saja kali-, Neo?! Kenapa kau duduk disitu?” tanya Tiffany pada Sehun yang ada di depannya.
“Bukankah tadi aku sudah meminta izin pada sunbae untuk duduk disini, dan sunbae sudah mengizinkannya,” jawab Sehun polos. Dan itu menyebalkan menurut Tiffany.
“Yayaya, uri Tiffany. Neo jinjja. Tidak ada yang melarangmu berkencan. Tapi apa harus dengan hoobae kita? Dan kau tidak pernah bercerita padaku? Jinjja seulpeuda,” kata Key yang mendramatisir keadaan.
“Jangan asal bicara, Kim Ki Bum! Lihat, sekarang kita jadi tontonan gratis murid-murid di kantin,” geram Tiffany.
Key, Sunny dan Sehun pun melihat sekeliling kantin. Ya, memang benar. Tak sedikit yang berbisik-bisik tentang Tiffany si sunbae yang terkenal cantik tetapi galak dan Sehun anak kelas 2 yang terkenal pintar di bidang akademik maupun non akademik yaitu basket. Bahkan ia disebut-sebut akan menjadi calon kapten tim basket menggantikan kapten tim basket yang sekarang sudah kelas 3.
“Ah,jeosonghabnida sunbae. Ini hanya kesalahpahaman saja. Aku duduk dengan Tiffany sunbae karena meja yang lain sudah penuh. Jeosonghabnidajika sudah membuat kalian semua merasa tidak nyaman. Aku permisi dulu,” kata Sehun sopan lalu meninggalkan kantin yang masih dipenuhi murid-murid Seoul High School yang membicarakannya.
Daebak kyeowayo,” gumam Sunny melihat kepergian Sehun.
Mworago?” tanya Key.
“Ah, em, anhi,” jawab Sunny dengan senyum dibuat-buat.
“Yak, apa yang kalian lihat?! Ini bukan tontonan ya!” kata Tiffany tegas lalu berlalu pergi meninggalkan Key dan Sunny.
“Apa aku salah bicara?” tanya Key polos.
“Sudah sangat jelas. Kau sudah membangunkan singa yang sedang tidur,” kata Sunny.
“Oh My God! Ige eotthohkae?”
Molla!Kau selesaikan saja sendiri. Aku tidak ikut campur.

Tiffany POV
“Junhee-a, apa kau tau tadi saat aku di kantin Tiffany sunbae dan Sehun sunbae tertangkap basah oleh Key dan Sunny sunbae sedang berkencan.”
Jinjja? Tiffany sunbae ternyata menyukai pria yang lebih muda, haha.”
Ne, aku juga tidak menyangka. Kasian Sehun sunbae. Kenapa dia mau berkencan dengan Tiffanysunbae yang galak itu.”
Sudah cukup. Ini tidak bisa dibiarkan lagi. “Ya! Apa kalian tidak tahu aturan jika di perpustakaan dilarang berisik apalagi bergosip?” kata Tiffany tegas tetapi dingin. Para hoobae itu terkejut karena Tiffany yang tiba-tiba datang dari balik rak buku. Mereka segera minta maaf dan berlalu pergi.
“Hah, Sehun-ssi. Kau sudah membuat imageku hancur.”
“Kanapa juga aku kesini tadi? Library is not my style,” Tiffany pun kembali ke kelasnya.

Author POV
Bel berbunyi, pertanda jam pelajaran terakhir telah usai. Lee songsaenim diikuti murid yang lain sudah keluar dari kelas 3.2 , namun Tiffany dan Sunny masih belum selesai menata buku-bukunya.
“Fany-ah, Key datang,” bisik Sunny.
“Eoh, Key. Kenapa kembali? Ada yang tertinggal?” tanya Tiffany santai yang masih sibuk memasukkan bukunya ke dalam tas.
“Eh, Fany-ah. Mianhae untuk yang tadi. Aku benar-benar tidak bermaksud membuatmu malu di depan banyak murid. Kau tau kan, kadang-kadang mulutku dengan otakku tidak bisa bekerja sama,” kata Key yang terlihat begitu menyesal.
“Mulutmu dengan otakmu memang tidak bisa hidup bersama. Tapi aku yakin, otakmu pasti bisa membantuku mengerjakan tugas matematika dari Jung songsaenim dengan lancar. Kajja, kita ke rumah Sunny untuk mengerjakannya,” kata Tiffany sambil menarik kedua sahabatnya.
“Kau memaafkanku? Gomawo uri Tiffany,” kata Key senang.
“Ya, kenapa harus di rumahku? Apa karena di rumahku banyak kue jadi kalian sering ke rumahku?”
“Kau memang tidak pintar matematika Sunny, tapi aku baru tahu bahwa kau punya keahlian khusus,” kata Tiffany sambil tersenyum.
Mwo?”
“Membaca pikiran kami,haha,”kata Key yang akhirnya tertawa. Di rumah Sunny memang banyak kue karena eomma Sunny pengusaha kue. Eomma Sunny juga mempunyai toko kue tidak jauh dari rumahnya.
“Kalian memang sahabat yang baik. Sangat baik,” kata Sunny datar.
“Oh, ayolah Sunny. Kami lapar,”

At Sunny’s home

“Silahkan dimakan kuenya. Ahjumma baru saja selesai membuatnya,”
Ne..kamsahabnida Ahjumma,”setelah eomma Sunny sudah keluar dari kamar Sunny, Key langsung melahap cheese cakenya.
Jinjja mashita. Neo eomma daebak” komentar Key dengan mulut yang masih penuh dengan kue.
Nae eomma neomu daebak,” senyum Sunny bangga.
“Lalu sampai kapan aku harus menunggumu makan, Key?” tanya Tiffany datar.
“Eoh, ne ne. Coba aku lihat dulu soalnya,” Key mulai serius dengan  soal matematika yang ada di hadapannya. Key memang pintar dalam pelajaran matematika. Tidak seperti Tiffany, apalagi Sunny -_-
Saat Key daan Tiffany sedang serius membahas soal matematika, Sunny yang sedari tadi sibuk dengan I-padnya berteriak heboh membuat kedua sahabatnya terganggu.
“Bisakah kau diam, Sunny?” kata Key datar.
Omona! Anhi. Ini buruk. Tiffany, ini buruk! Lebih buruk daripada soal matematika itu,” Sunny semakin heboh.
Wae?”Tiffany yang mulai penasaran segera mendekat ke samping Sunny begitu juga Key. Mereka membaca apa yang tertulis di I-pad sahabatnya.
Mantan Wakil Ketua Osis, Tiffany sunbae berkencan dengan calon Kapten Tim Basket, Oh Sehun yang notabenenya hoobae dari Tiffany sunbae. Mereka tadi tertangkap basah sedang berkencan di kantin sekolah oleh Key dan Sunny sunbae.
Ige mwoya? Bagaimana mereka bisa menulis gosip murahan seperti ini di sosial media?” protes Key. Ia merasa bersalah nama baik sahabatnya tercemar akibat ulahnya tadi siang. Ditambah gosip ini. Bagaimana nasib Tiffany besok?
eotthohkae? Kalian berdua! Kenapa kalian tadi mengatakan bahwa aku dan Sehun berkencan? Kami kan hanya duduk berdua,” kataTiffany dengan raut muka sedih.
Mianhae Fany-ah. Kita berdua tidak bermaksud begitu. Kita mengatakan begitu karena saat aku dan Key baru datang Sehun memperhatikanmu sambil tersenyum. Ku kira kau..” Sunny tidak melanjutkan perkataannya. Ia tidak berani.
“Untuk apa Sehun memperhatikanku? Harusnya kalian lebih berhati-hati menggunakan mulut kalian,” kata Tiffany. Seketika Key dan Sunny langsung memegang mulutnya.
‘Bagaimana hariku besok? Hari ini benar-benar hari sial untukku.’

At Seoul Senior High School
Tiffany POV
Hari ini begitu cerah. Tapi mungkin hari ini adalah hari buruk untukku. Sejak setengah jam yang lalu aku sudah sampai di sekolah. Dan seperti biasa, sekolah masih sepi. Bahkan sangat sepi. Karena memang hari ini aku berangkat jauh lebih awal dari pada biasanya. Sebenarnya ada alasan lain mengapa aku berangkat jauh lebih pagi hari ini. Selain bisa menikmati udara pagi yang segar. Aku ingin menenangkan diri sebelum bertemu dengan murid-murid yang lain.
Aku duduk di bangku taman yang panjang. Menghirup udara sebanyak-banyaknya. Menikmati kesunyian ini.
Sunbae? Kau disini?” suara seseorang datang menginterupsi. Dan kau tahu siapa yang datang? Ya, dia Oh Sehun.
“Kenapa kau datang kesini pagi-pagi sekali, sih?!” tanyaku sebal.
Wae? Apa tidak boleh? Lalu sunbae sendiri kenapa datang kesini pagi sekali? Apa tidak takut disini sendiri?” tanya Sehun. Dan menurutku dia terlalu cerewet untuk seorang lelaki. Walaupun Key lebih parah darinya.
Anhi.Aku hanya ingin menyiapkan pasokan oksigen yang banyak untuk nanti,” kataku santai. Ia terlihat bingung. “Supaya aku tidak sesak saat semua murid mencemoohku karena telah merebut pangeran mereka,” lanjutku kemudian.
“Kenapa kau berkata seperti itu, sunbae?” tanya Sehun dengan nada yang menurutku sangat dingin.
Wae?Lalu kenapa kemarin kau memperhatikanku saat aku sedang makan, hm?” tanyaku balik.
Jeosonghabnida. Aku memperhatikanmu karena kau lucu, sunbae,” kata Sehun dengan senyumnya yang membuat hati para yeoja meleleh. Tiffany bingung. Apa yang lucu dari dirinya?
“Kau tidak peduli dengan orang-orang di sekitarmu. Saat aku duduk di depanmu kau juga sama sekali tidak melihatku dan malah asyik makan,”
“Itu karena aku lapar,” sela Tiffany yang tidak terima dengan pendapat Sehun. Sehun pun melanjutkan kembali perkataannya.
“Dan kau tahu, sunbae? Selama kau denganku duduk berdua, para murid perempuan memperhatikan kita. Mereka iri karena kau bisa duduk denganku. Karena selama aku bersekolah di sini aku tidak pernah duduk berdua dengan seorang yeoja,” kata Sehun bangga.
“Percaya dirimu tinggi sekali, ne? Aku tidak akan mau duduk berdua denganmu jika hasilnya seperti ini. Aish, lain kali harusnya aku melihat dulu orangnya sebelum mempersilahkannya duduk,” kata Tiffany yang mulai frustasi.
Tapi kita berdua tahu, bahwa diantara kita tak terjadi apa-apa. Jadi kau tak perlu khawatir, sunbae,”
“Ya. Memang benar apa yang kau katakan. Tapi, hanya kita berdua yang tahu itu. Sedangkan mereka? Mereka hanya tahu bahwa aku, Hwang Tiffany si sunbae yang galak berkencan dengan pangeran mereka, Oh Sehun. Bahkan mereka berpikir aku menggodamu, Sehun-ssi.” kataku menahan emosi.
Shit! Kenapa mereka membuat berita sampah itu!” Terlihat sekali saat ini Sehun menahan amarahnya. “Mereka sungguh kekanak-kanakan,” kata Sehun sambil mengepal kuat tangannya.
“Kau tahu? Dengan adanya berita ini imageku bisa hancur. Begitu juga denganmu. Bukankah sebentar lagi akan ada pemilihan kapten tim basket?”
Ne, dan berita ini akan mempengaruhi hasil pemilihan nanti. Sepertinya aku harus merelakan jabatan itu diberikan kepada orang lain,” katanya sambil tersenyum. Senyum yang dipaksakan.
Mianhae, aku telah menghancurkan mimpimu,” kataku yang merasa bersalah.
Anhi.Gwenchana. Jinjja,” katanya sambil tersenyum.
“Mencoba menghiburku, eoh?”
“Haha, sedikit. Sunbae, sebenarnya tadi malam aku telah merencanakan sesuatu supaya nama baik kita di Seoul High School kembali,” kata Sehun yang mulai serius.
Mwoya?”

Author POV
Sunbae, tunggu dulu. Tiffany sunbae!” Akhirnya Sehun mendapatkan Tiffany. Setelah tadi ia ditinggal begitu saja oleh Tiffany.
“Hah, jalanmu cepat juga ya?”
“Ya, neo micheoseo?  Idemu tadi bukan mengembalikan nama baik kita tapi malah memperburuk keadaan, Oh Sehun,” kata Tiffany emosi.
“Tapi, sunbae..”
Omona! Tiffany sunbae dan Sehun sunbae? Jadi kalian memang sedang berkencan?” seseorang yang ternyata hoobae Tiffany dan Sehun memergoki mereka berdua di taman, pagi-pagi begini, dan tangan Tiffany yang sedang dipegang oleh Sehun. Mati kau Oh Sehun, batin Tiffany.

Tiffany POV
“Hyerim-ah, kami mencarimu da-. Omo! Bukankah mereka kemarin dikabarkan tengah berkencan?“
“Ternyata itu benar,”
“Sehun sunbae,”
Mati kau Oh Sehun. Kenapa bisa kebetulan begini. Tiba-tiba segerombolan anak perempuan datang. Dan ini membuatku dan juga Oh Sehun seperti tertangkap basah sedang melakukan tindakan kriminal.
“Jadi apa benar Tiffany sunbae dan Sehun sunbae memang berkencan?” tanya salah satu diantara mereka. Aku yakin dia ketua gengnya.
Aku hanya bisa diam. Tak tahu harus menjawab apa. Imageku yang tegas luntur seketika disaat seperti ini. Lalu tiba-tiba Sehun membisikkan sesuatu, “Kau tidak punya pilihan lain, sunbae. Jalan satu-satunya adalah hanya dengan mengikuti rencanaku,” Aku hanya bisa mengangguk. Pasrah jika sudah seperti ini. Semoga jalan yang kuambil ini tidak mempersulitku dikemudian hari.
“Nah, uri hoobaedeul. Sebenarnya aku bukan tipe orang yang suka membeberkan urusan pribadiku. Tapi karena adanya kejadian kemarin, mau tak mau aku harus menjelaskannya pada kalian semua,” jelas Sehun dengan senyum yang menurutku justru menakutkan untuk situasi seperti ini.
Mereka terlihat penasaran dengan apa yang akan Sehun katakan. Jujur, aku juga penasaran. Karena bisa saja dia melakukan hal konyol. Mulutnya memang tidak bisa dijaga.
“Aku dan Tiffany sunbae..” Sebentar, apa yang ia lakukan sekarang. Beraninya dia menggenggam tanganku. Aku hanya tertunduk malu karena mereka langsung heboh saat Sehun menggenggam tanganku.
“Kami berdua memang berkencan, anhi, tepatnya kami berdua berpacaran,” 
Oh God! Sehun akhirnya mengatakannya. Seketika suasana menjadi ribut karena makin banyak yang datang dan ikut mendengarkan pengakuan palsu Oh Sehun. Banyak yang tidak terima dan tidak sedikit yang menjelek-jelekanku tanpa segan. Sehun semakin mengeratkan genggamannya padaku. Mungkin ia ingin menguatkanku. Karena memang ini terasa sakit.
Keundae, disini bukan Tiffany sunbae yang menggodaku, mengejarku, atau apalah. Dari awal aku yang mengganggu hidupnya. Sampai akhirnya, dia luluh juga,”
Aku yang dari tadi menunduk langsung menatap Sehun. Dia tersenyum. Sangat tulus. Seperti apa yang ia katakan tadi benar-benar terjadi. Benar-benar kita berdua alami. Dan aku sangat berterima kasih padanya. Karena dia telah melindungiku dari persepsi buruk semua murid tentang diriku.
“Jadi mulai sekarang biarkan aku dan Tiffany sunbae memiliki hubungan layaknya orang pacaran. Jangan ganggu dia. Karena dia berarti untukku,”
Sehun..’
“Berikan kami jalan. Apa kalian tidak masuk? Bukankah bel sudah berbunyi?” Sehun dan aku pun berlalu meninggalkan mereka.

Author POV
“Jam pelajaran songsaenim sudah selesai. Jangan lupa kerjakan PR yang tadi songsaenim berikan, ne. Dan silakan istirahat,”
Akhirnya pelajaran fisika selesai juga. Soal-soal tadi membuat kepala murid-murid kelas 3.2 mau pecah. Ditambah lagi Ahn songsaenim memberikan PR.
“Key, Sunny, kajja kita ke kantin,” ajak Tiffany. Tapi yang diajak hanya menggeleng. Mereka berdua memasang wajah cemberut.
“Apa kalian tidak lapar? Aku sangat lapar. Ayolah..” rengek Tiffany.
“Tidak mau. Kau saja tidak mau bercerita pada kami bahwa kau sebenarnya memang berkencan dengan Oh Sehun,” kata Key sinis. “Ne, benar sekali,” tambah Sunny.
“Oh, mianhae. Bukan maksudku untuk tidak memberitahu kalian. Tapi aku belum siap saja. Sampai berita kemarin itu ada,” jelas Tiffany.
“Ya sudahlah, ini semua sudah terjadi. Tapi kami tidak segampang itu memaafkanmu,” kata Key.
“Lalu aku harus bagaimana?” tanya Tiffany dengan muka sedih.
“Kau harus mentraktir kami di kantin sepuasnya. Bagaimana?” kata Sunny sambil senyum-senyum.
“Baiklah, kajja!” kata Tiffany sambil menarik tangan kedua sahabatnya menuju kantin.
“Yeee” teriak Key dan Sunny senang.
Mianhae, aku tidak menceritakan sejujurnya pada kalian. Karena aku sudah berjanji pada Sehun’

Sehun POV
Aku masih tidak menyangka bahwa aku akan melakukan hal segila itu tadi pagi. Tapi memang tidak ada cara lain. Lagipula tidak ada ruginya aku mengencani seorang noona. Bukankah Tiffany sunbae cantik?
“Bagaimana keadaan dia sekarang, ya? Lebih baik aku ke kantin saja. Pasti dia ada disana bersama teman-temannya,”
Sesampainya aku di kantin, aku melihat ke sekeliling kantin. Ah, itu dia. Dia sedang bercanda dengan Key sunbae dan Sunny sunbae. Sepertinya ia baik-baik saja. Lebih baik aku menyusulnya saja.
“Wah, Sehun ingin bertemu dengan uri Tiffany ternyata,” kata Key yang mencoba menggoda Tiffany. Aku hanya tertawa melihat Tiffany yang malu saat melihatku yang sudah mengambil tempat di sampingnya. Kulihat sekilas banyak murid yang melihatku dengan Tiffany bersama. Kalian iri, eoh?
“Bagaimana kelasmu hari ini?” tanyaku memulai percakapan dengannya.
“Menyebalkan,” jawabnya singkat sambil menunduk. Tiba-tiba Key sunbae memukul kepala Tiffany dengan sendok.
“Ya! Key-a appo!” keluh Tiffany.
“Fany-a, jika sedang berbicara dengan namjachingumu tatap matanya. Jawablah dengan halus seperti ‘hari ini sangat menyebalkan, chagiya. Ahn songsaenim tadi menegurku karena aku melamunkan dirimu’ begitu,” kata Key sunbae dengan nada yang dibuat manja. Tiffany menunduk malu karena beberapa murid di kantin jadi memperhatikan kami. Memang suara Key sunbae tidak bisa dikecilkan volumenya.
“Kau melamun di kelas?” tanyaku.
Ne, bisa kita bicara sebentar?” tanyanya yang langsung berdiri. Aku hanya mengangguk dan mengikutinya keluar kantin.
“Ya, Tiffany jangan lama-lama. Kau tidak lupa kan untuk membayar ini semua?” teriak Sunny.
Ne~” jawab Tiffany sedikit berteriak.

***
Sekarang aku dan Tiffany sudah berada di depan laboraturium biologi yang cukup sepi karena jarang dilewati orang. “Kau mau bicara apa?” tanyaku to the point.
“Kau tidak perlu melakukan hal seperti tadi,” Melakukan apa? Aku tidak mengerti.
“Datang menemuiku di kantin dan memancing perhatian orang,” lanjutnya. Mungkin ia tahu jika aku tidak mengerti dengan maksudnya barusan sehingga ia melanjutkan perkataannya.
“Tapi jika tidak kulakukan. Murid yang lain akan curiga dan kita bisa ketahuan jika kita membohongi mereka. Bahkan sekarang ada yang mencoba menguping pembicaraan kita, chagiya,” kataku yang membuat Tiffany kaget.
Mwo?”
“Sudah ne, jangan marah lagi. Aku janji jika aku tidak akan lupa lagi menjemputmu untuk berangkat sekolah bersama,” kataku dengan volume yang lebih keras agar si penguping itu mendengarnya. Tiffany yang mendengarnya langsung melotot. Aku hanya menanggapinya dengan senyuman sambil mengusap pelan rambutnya.
Kajja, kita kembali ke kantin. Pasti Key sunbae dan Sunny sunbae sudah menunggu,” lanjutku sambil menggenggam tangannya. Kulihat semburat merah muncul di pipinya. Ah, kyeopta!

Author POV
Setelah pulang sekolah, Tiffany tidak juga keluar dari kamarnya. Ia mengurung diri di kamar. Duduk terdiam di depan meja belajarnya. Sampai matahari pun tenggelam dan berganti bulan, ia masih bertahan pada posisinya. Tapi sekarang ia sedang menuliskan sesuatu di buku catatannya. Semacam buku diary, tetapi ia tidak mau menyebutnya seperti itu. Terlalu kekanak-kanakan, menurutnya.
Ia menggambar seorang laki-laki dan perempuan sedang bergandengan tangan. Di gambar itu mereka terlihat gembira. Tiffany tersenyum melihat gambarannya. Lalu ia menuliskan sesuatu di bawah gambar tersebut.
can I smile like that when lie all around me?’
“Bahkan pada kedua sahabatku aku tidak bisa jujur,” kata Tiffany. Sungguh, menurutnya berbohong adalah sesuatu hal yang paling ia benci. Dan sekarang ia malah melakukannya.
Tiba-tiba saja perkataan Oh Sehun terngiang kembali di pikirannya. ‘Tapi jika tidak kulakukan. Murid yang lain akan curiga dan kita bisa ketahuan jika kita membohongi mereka’
“Apa sebaiknya aku mengikuti apa kata Sehun? Akan lebih gawat jika nantinya mereka tahu bahwa aku dan Sehun berbohong,” kata Tiffany pada dirinya sendiri. “Lagi pula sudah terlanjur juga. Urusan nanti tinggal buat saja berita bahwa aku dan Sehun sudah putus. Dan masalah selesai. Aish, kenapa aku jadi pintar berbohong begini,”
Sementara Tiffany sedang sibuk dengan pemikirannya sendiri, Sehun yang sedari tadi juga mengurung diri di kamarnya sedang memikirkan siapa perempuan yang tadi menguping pembicaraannya dengan Tiffany sambil tiduran di ranjangnya. Ia khawatir jika perempuan itu ternyata mendengar semua pembicaraan ia dan Tiffany tadi.
“Apa mungkin...”













To Be Continued….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar ^^