Jumat, 13 Juni 2014

7 Years Of Love



7 Years Of Love


By Aydipal
Editor by Zi_You

Title : 7 Years Of Love | Main Cast : Kyuhyun (Super Junior) & Seohyun (Girls Generation) | Genre : Sad, Hurt | Duration/Length : Songfic, Ficlet |
 .
 .
 .
Summary:
Kenangan... apa kah kita bisa mengulang lagi kenangan itu lagi, Seohyun-ah?
.
.
Kalau mau membaca songfic ini disarankan untuk mendengarkan lagu pengiringnya juga. Karena memang fanfic ini bergenre Songfic, so harus pakek lagu donk :*. Saran dari author sih lagu dari B1A4 Sandeul feat. Gongchan – Too Much. Dijamin air matanya bakalan mengalir*insyaallah loh ya~ kekeke. Atau bisa juga lagu yang menginspirasi songfic ini yaitu lagu dari Kyuhyun – 7 Years Of Love. Tapi diusahain lagu yang pertama aku saranin. Kalau gak ada, baru deh lagu nya Kyuhyun. Ok?
.
.
.
Happy Reading!

Chilnyeoneul mannatjyo
Amudo uriga ireoke swipge ibyeolhal jureun mollatjyo
Geuraedo urineun heeojyeo beoryeotjyo
Gin sigan ssahawatdeon gieogeul namginchae


(Kita bertemu selama 7 tahun
Tak ada yang tahu kita akan mudah mengatakan perpisahan ini
Tapi kita tetap berpisah
Telah membangun kenangan untuk waktu yang lama, sekarang hilang)



Sudah 1 jam kini mereka berdua masih dalam keheningan. Rangkaian kata yang mereka ingin ungkapkan terjebak di kedua lipatan bibir mereka yang masih mengatup. Berusaha mengatur napas mereka masing-masing layaknya terserang penyakit asma, mata mereka tak ingin bertemu. Entah takut atau tidak berani? Itu semua sama saja. Tak ada bedanya.
Wanita berambut pirang gelap, berperawakan tinggi, tubuh proporsional, lengkap dengan lekukan wajah cantiknya berhasil membuat tiap pria-pria yang memasuki cafe ini tercuri pandangannya. Laki-laki yang sedari tadi berada tepat di hadapannya tak menghiraukan pandangan para laki-laki. Seakan ia sudah terbiasa dengan itu.
Mata laki-laki itu beralih pada sesosok wanita yang berada di hadapannya setelah beberapa menit yang lalu memutuskan hanya melihat gumpalan awan hitam di langit sore ini. Ia melihat tiap lekuk wajah gadis yang dulu pernah menjadi kekasihnya itu. Melihatnya bukan untuk bermaksud apa-apa, hanya ingin mengingat kenangan apa yang sudah ia lakukan dengannya. Kenangan manis yang seharusnya masih tersimpan baik di memori otak laki-laki itu seakan tergerus oleh ombak waktu yang tiap detiknya tak henti-henti menghujam.

Urin eojjeom neomu eorinnaie
Seororeul manna gidaenneunji molla
Byeonhaeganeun uri moseupdeureul
Gamdanghagi eoryeowonneunjido

(Bagaimana kita di usia muda
Bagaimana kita bertemu, aku bahkan tak mengingatnya
Semua perubahan kita
Sulit untuk memetakan semua)

‘Apa kau masih mengingat saat pertama kali ku menyatakan cintaku padamu? Atau saat kita pertama kali bertemu? Saat kita melakukan kencan pertama? Atau saat kita merayakan kencan 100 hari kita? Apa kau masih ingat semuanya? Jika masih ingat bisakah kau mengatakannya kepadaku? Karena aku sudah lupa semua itu.’
Pertanyaan-pertanyaan tiba-tiba saja bermunculan dari kepala laki-laki bernama lengkap Cho Kyuhyun, laki-laki masa lalu dari gadis bernama Seo Joo Hyun atau yang sering dipanggil Seohyun. Pertanyaan itu hanya berputar-putar di kepalanya. Namun, ia tak berani berucap sepatah katapun. Ia hanya bisa memandangi gadis itu dengan raut wajah yang sulit diartikan.
“Aku meminta kita bertemu disini untuk mengatakan sesuatu padamu, Oppa.” akhirnya Seohyun membuka mulut. Ia sudah tak tahan dengan keheningan ini. Selain itu, ia memang yang mengajak Kyuhyun bertemu ditempat ini. Aneh rasanya jika ia yang meminta bertemu namun tak mengucapkan sepatah katapun.
Tak ada jawaban dari lawan bicaranya. Kyuhyun hanya terdiam seribu bahasa dengan jari telunjuk yang bergerak keatas kebawah ringan di paha kanannya, ia gugup. Ia tak tau harus menjawab dengan pernyataan ataukah berbalik bertanya padanya. Ia kini berpikir bahwa, wanita itu sedang melihatnya dengan tatapan serius. Tatapan wanita itu berhasil membuat jantungnya layaknya di tusuk oleh jarum. Jarum yang kecil namun menyakitkan. Sudah lama tak bertemu, dan ia bersikap seserius ini. 

Ibyeolhamyeon apeudago hadeonde
Geureongeotdo neukkilsuga eobseotjyo
Geujeo geunyang geureongabwa hamyeo damdamhaenneunde

(Ketika berpisah aku mendengar kau sakit
Aku bahkan tak bisa merasakannya
Aku hanya bisa mengatakan itu dan tetap dingin)


~flashback~
Mian.” hanya kata-kata itu yang bisa terucap dari bibir laki-laki berseragam sekolah rapi lengkap dengan sepatu dan tas yang ia bawa sedari tadi. Laki-laki itu tak berekspresi apapun, saat lawan  bicara yang diajaknya bicara mulai meneteskan air mata. Air mata yang sudah lama tak ia lihat, kini ia sendiri yang penyebabnya.
Datar, raut wajah laki-laki itu hingga wanita yang dihadapannya semakin sakit dan sakit melihatnya. Sakit, hingga tak ingin melihat wajah laki-laki itu lagi. Namun, hati dan pikirannya berbeda. Ia masih mencintai Kyuhyun. Hatinya sakit, ketika kata-kata perpisahan ia ucapkan langsung dari bibirnya.
“Bukankah kita bisa menjadi teman, Seohyun-ah?” kata-kata terucap lagi dari bibir Kyuhyun. Dengan guratan senyuman yang dipaksakan, ia  menepuk-nepuk bahu wanita berwajah cantik itu. Seohyun tak menjawab. Matanya tertuju pada tanah yang ia pijak. Seakan ia sedang melihat sesuatu yang penting disana hingga ia tak bisa bepaling sedikitpun.
“Em.” jawab Seohyun singkat sembari menganggukkan kepalanya ringan. Meski ia tau jawaban ini mungkin akan menjadikan sebuah penyesalan terbesar didalam kehidupannya yang hampir sempurna. Sempurna, jika ada Kyuhyun di sana.
~flashback end~
 
Ureotjyo uuu sigani gamyeonseo naegejun
Aswiume geuriume naetteutgwaneun dareun
Naui mameul bomyeonseo
Cheoeumen chinguro daeumeneun yeoninsairo
Heeojimyeon gakkaseuro chingusairaneun
Geu mal jeongmal matneunde

(Aku menangis, dengan berjalannya waktu memberiku
Selain penyesalan dan kerinduan
Ku lihat hatiku
Berawal dari teman kemudian pacaran
Jika kita berpisah kita akan tetap sebagai teman
Kata-kata benar-benar sesuai)


‘Kita menjadi teman. Teman yang hanya bisa kusesali. Teman, aku benci sebutan itu ditujukan kepadaku. Teman? Jangan pernah mengucap kata itu didepanku jika mengenai gadis ini.’
“Sebagai teman, kurasa kau harus tau ini.. Kyuhyun Oppa.” Seohyun mengucap kata yang tak disukai oleh Kyuhyun. Teman? Ia sangat benci itu. Apalagi jika berhubungan dengan Seohyun. Otot-otot wajah Seohyun mulai mengendur dari keseriusannya. Ia berulang kali menghembuskan napas pelan.
Mwoga?” Kyuhyun kini juga membuka mulutnya. Namun, ekspresinya masih datar. Ia tak menunjukkan rasa penasaran sedikitpun. Ia hanya menatap Seohyun. Menatap gadis cantik itu dengan perasaan yang membuat Kyuhyun gila.
Gomawo. Sudah lama aku ingin mengucapkan kalimat itu. Oppa, apa kau tau seberapa berharganya dirimu bagiku?” ucap Seohyun tersenyum pada Kyuhyun yang masih melihatnya lekat-lekat. Seohyun segera meraih secangkir kopi dan meminumnya kasar. Ia ingin menutupi rasa gugupnya setelah mengatakan hal tersebut pada Kyuhyun.
“Sebagai teman... bukankah seperti itu?” celetuk Kyuhyun yang berhasil membuat Seohyun menghentikan aktivitas minumnya. Ia melihat Kyuhyun lekat-lekat sembari meletakkan cangkir kopinya pelan ke meja di depannya. Kristal-kristal air mulai menghiasi kedua bola matanya. Ia tak tau harus merespon apa pertanyaan dari Kyuhyun.

Geu huro samnyeoneul bonaeneun donganedo
Gakkeumssik seoroege yeollageul haesseotjyo
Dareun han sarameul manna ttodasi
Saranghage doeeosseumyeonseodo nan
Seulpeulttaemyeon hangsang jeonhwalgeoreo
Sorieobsi nunmulman heulligo
Neodo joheun saram mannaya doenda
Maeumedo eomneun mareul hamyeonseo
Ajik nareul johahana gwaenhi dollyeo malhaetjyo

(Sejak itu, 3 tahun setelah berpisah
Kita terkadang saling menghubungi
Bahkan jika bertemu dengan orang lain lagi
Tetapi aku mencintaimu lagi
Setiap sedih aku selalu menghubungimu
Aku menangis diam-diam
Kau harus bertemu orang yang baik
Aku berpikir dalam hati tanpa kata-kata
Apa kau masih menyukaiku dengan perkataan yang sia-sia)

Apa aku akan membuatmu menangis lagi, Seohyun-ah?’
Kyuhyun bertanya pada dirinya sendiri tentang apa yang baru saja ia katakan pada Seohyun. Setelah mengucap kalimat itu, tiba-tiba saja mata indah Seohyun berkaca-kaca. Ia tak tau harus bagaimana. Setiap melihat Seohyun menangis, Kyuhyun tak bisa melakukan apa-apa selain diam.
“Apa kau masih mencintaiku, Oppa?” itu merupakan pertanyaan yang paling mengerikan dari semua pertanyaan yang diucapkan Seohyun kepada Kyuhyun. Kyuhyun menelan salivanya. ‘Iya Kyuhyun ingin sekali mengucap kalimat itu. ingin sekali. Namun, semuanya tertahan di tenggorokannya. Ia tak bisa menjawab pertanyaan itu.
“Selama 3 tahun ini, apa yang kau lakukan?” Seohyun bertanya lagi. 3 tahun? Ya 3 tahun sudah Kyuhyun menjalani hubungan bukan sebagai kekasihnya. 4 tahun berpacaran dan 3 tahun bukan sebagai kekasihnya. Mengenaskan. Bagaimana Kyuhyun bisa melupakannya, sedangkan hubungan ia dengannya saja lebih lama dibandingkan dengan hubungan pertemanan mereka.
‘Aku memang bodoh. Tak bisa menyadari perasaanku yang besar terhadapnya dan membiarkannya pergi begitu saja dari hidupku. Dan sekarang aku hanya menyesalinya. Menyesal melepas gadis yang teramat berarti didalam kehidupanku.’


Arayo uuu seoro gajang sunsuhaesseotdeon
Geuttae geureon sarang dasi hal su eopdaneun geol
Chueogeuro nameulppun

(Aku tahu, kita memiliki cinta yang murni
Saat itu kita berpikir tak ada yang bisa dilakukan lagi dengan cinta ini
Hanya tinggal kenangan)


Mata Kyuhyun berkaca-kaca. Ia tak tau harus berkata apa. Yang ada dipikirannya hanya Seohyun, Seohyun, dan Seohyun. Kata-kata itu sesak memenuhi seisi otak nya sekarang.
“Kenangan... apa kah kita bisa mengulang lagi kenangan itu lagi, Seohyun-ah?” air mata yang sudah tak bisa dibendung Kyuhyun lagi kini mengeruak. Mengakibatkan butiran-butiran air mata yang deras membanjiri kedua pipinya. Sontak, ia segera menenggelamkan kepalanya ke bawah. Ia tak ingin Seohyun melihat air matanya yang mengalir deras. Ia tak ingin Seohyun mengetahui betapa lemahnya dia.
“Kenangan yang kita miliki... sekarang berakhir sampai disini saja, Oppa


Hajiman ijeneun amugeotdo yoguhal su
Eopdaneun geol jal aljyo
Na ije gyeolhonhae geu aeui maldeutgo
Hanchameul amumaldo hal suga eobseotjyo
Geurigo ureotjyo geu ae majimak mal
Saranghae deutgosipdeon geu hanmadi ttaemune

(Tapi sekarang aku tak bisa meminta apapun
Aku tak tahu apapun
Aku akan menikah itu kata yang ku dengar
Untuk waktu yang lama aku tak bisa mengatakan apapun
Lalu aku menangis, itulah kata-kata terakhirku
Karena ingin mendengar aku mencintaimu sekali lagi)


“Kenangan kita, tidak boleh dilanjutkan lebih jauh lagi, Oppa.
Air mata bergulir juga di kedua pipi Seohyun. Sebilah pisau berhasil mencabik-cabik tiap urat jantungnya. Ia benar-benar terluka dengan kalimat yang ia ucapkan sendiri. Sakit. Sakit sekali, hingga semburat merah berada di wajahnya. Bukan karena malu atau pun marah, tapi karena menahan tangisan yang akan semakin meluap jika tak segera dihentikan.
“Aku akan menikah dengan seseorang yang mencintaiku juga. Ia laki-laki yang baik. Ku harap, Oppa dapat menghadiri acara pernikahanku.” Seohyun mengeluarkan undangan dari tas yang ia bawa. Dengan tangan gemetar, ia menyerahkan undangan itu kepada Kyuhyun yang masih menundukkan kepalanya dalam-dalam. Ia tak sanggup memandang wajah Kyuhyun. Ia hanya bisa melihat undangan yang ia pegang dengan perasaan getir.
Luapan tangisan Kyuhyun semakin menjadi-jadi. Ia menangis karena bukan kata-kata itu yang ingin ia dengar dari wanita yang sangat ia cintai  itu. melainkan kata-kata bahwa ‘Aku mencintaimu’ atapun yang lain-lain. Kata-kata yang selalu ia harapkan selama 3 tahun ini.
“Apa kau akan benar-benar menikahi dia?” Kyuhyun bersuara setelah berusaha mengatur napasnya untuk berbicara lagi. Namun Seohyun berbalik tak bersuara. Ia hanya melihat Kyuhyun dengan tatapan penyesalan. Ia tahu, di dalam hatinya masih ada ruang untuk Kyuhyun tinggal disana. Masih ada ruang yang cukup luas untuk dapat mencintai Kyuhyun lagi. Sangat luas.
Ne.” jawab Seohyun getir. Ia benar-benar tak tau harus bagaimana mengatur jalannya napas dan pikirannya yang benar-benar kacau. Kenangan-kenangan bersama Kyuhyun tiba-tiba saja berputar dibenaknya layaknya film kuno. Cuplikan-cuplikan bahagia yang berhasil ia jaga baik-baik di dalamnya. Cuilan kenangan yang berhasil membuatnya berdiri hingga sekarang.
“Tapi, aku tidak ingat apapun tentang hubungan kita. Bagaimana jika aku rindu padamu esok hari nanti? Apakah aku boleh menemuimu? Aku pasti sangat tersiksa jika rindu kepadamu.” Kyuhyun mengucap kembali. Ia benar-benar ingin meluapkan segala rasa yang sudah terlambat ia katakan kepada wanita pujaannya. Kata-kata yang seharusnya sudah dari dulu ia katakan.
“Ak-ku.. ak-kan pergi ke.. Am-merik-ka.” Seohyun tak bisa mengatur tangisnya lagi. Kini ia juga terisak. Ia harus pergi ke luar negeri dan tak tau kapan akan kembali ke Korea. Ia akan ikut suaminya nanti juga sudah menikah. Ia berulang kali menepuk dadanya dengan kepalan tangan kanannya. Jantungnya seakan sakit sekali mengetahui kenyataan yang begitu menyakitkan ini.
Kyuhyun menghembuskan napas kasar. Ia meremas celana yang ia pakai di kedua pahanya. Sebilah pisau berhasil memotong tiap urat-urat nadinya. Rentetan pemikirannya dipatahkan oleh perasaannya sendiri. Sakit. Apakah sakit akan seperti ini jika Kyuhyun merelakan gadisnya. Sayangnya, perasaan itu bertambah parah ketika ia benar-benar tak bisa melakukannya.
“Aku harus bagaimana? Aku pasti akan merindu—” kalimat Kyuhyun tak ia lanjutkan lagi. Perasaanya terlalu sakit untuk meneruskan kalimat itu lagi. Semua deretan kata-kata yang ingin ia katakan hilang. Hilang dengan berlalunya air mata yang ia keluarkan. Kepalan tangan kirinya berhasil membuat paha kirinya mungkin memerah karena memukulnya berkali-kali.
“Maafkan aku, Oppa. Aku sudah tak bisa bersamamu lagi. Menjadi kekasih maupun teman.”







-The End-


A/N:
Uwaahh~~ akhirnya selesai juga nih Songfic-nya. Bagaimana? Adakah yang menangis? Hohoho.. maafkan author ya kalau tidak bisa nge-FEEL gitu ceritanya. Selain itu juga ini merupakan songficku yang pertama. Jadi dimaklumi aja kalau jelek. Mungkin lain kali akan jauh-jauh-jauh-jauh lebih baik. So keep stay tune with Aydipal author! :D  Jangan lupa comment nya ya? Ditunggu looh ma author! :) :D :*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar ^^