7 Years Of Love
By
Aydipal
Editor
by Zi_You
Title : 7 Years Of Love | Main Cast : Kyuhyun (Super Junior) & Seohyun (Girls Generation) | Genre : Sad, Hurt | Duration/Length : Songfic, Ficlet |
.
.
.
Summary:
“Kenangan... apa kah kita bisa mengulang lagi kenangan
itu lagi, Seohyun-ah?”
.
.
Kalau
mau membaca songfic ini disarankan untuk mendengarkan lagu pengiringnya juga.
Karena memang fanfic ini bergenre Songfic, so harus pakek lagu donk :*. Saran
dari author sih lagu dari B1A4 Sandeul
feat. Gongchan – Too Much. Dijamin air matanya bakalan mengalir*insyaallah
loh ya~ kekeke. Atau bisa juga lagu yang menginspirasi songfic ini yaitu lagu
dari Kyuhyun – 7 Years Of Love. Tapi
diusahain lagu yang pertama aku saranin. Kalau gak ada, baru deh lagu nya
Kyuhyun. Ok?
.
.
.
Happy
Reading!
Chilnyeoneul
mannatjyo
Amudo uriga ireoke swipge ibyeolhal jureun mollatjyo
Amudo uriga ireoke swipge ibyeolhal jureun mollatjyo
Geuraedo
urineun heeojyeo beoryeotjyo
Gin sigan ssahawatdeon gieogeul namginchae
Gin sigan ssahawatdeon gieogeul namginchae
(Kita bertemu selama 7 tahun
Tak ada yang tahu kita akan mudah mengatakan perpisahan
ini
Tapi kita tetap berpisah
Telah membangun kenangan untuk waktu yang lama,
sekarang hilang)
Sudah 1 jam kini mereka berdua masih dalam keheningan. Rangkaian kata
yang mereka ingin ungkapkan terjebak di kedua lipatan bibir mereka yang masih
mengatup. Berusaha mengatur napas mereka masing-masing layaknya terserang
penyakit asma, mata mereka tak ingin bertemu. Entah takut atau tidak berani?
Itu semua sama saja. Tak ada bedanya.
Wanita berambut pirang gelap, berperawakan tinggi, tubuh proporsional,
lengkap dengan lekukan wajah cantiknya berhasil membuat tiap pria-pria yang memasuki
cafe ini tercuri pandangannya. Laki-laki yang sedari tadi berada tepat di
hadapannya tak menghiraukan pandangan para laki-laki. Seakan ia sudah terbiasa
dengan itu.
Mata laki-laki itu beralih pada sesosok wanita yang berada di
hadapannya setelah beberapa menit yang lalu memutuskan hanya melihat gumpalan
awan hitam di langit sore ini. Ia melihat tiap lekuk wajah gadis yang dulu
pernah menjadi kekasihnya itu. Melihatnya bukan untuk bermaksud apa-apa, hanya
ingin mengingat kenangan apa yang sudah ia lakukan dengannya. Kenangan manis
yang seharusnya masih tersimpan baik di memori otak laki-laki itu seakan
tergerus oleh ombak waktu yang tiap detiknya tak henti-henti menghujam.
Urin
eojjeom neomu eorinnaie
Seororeul manna gidaenneunji molla
Byeonhaeganeun uri moseupdeureul
Gamdanghagi eoryeowonneunjido
Seororeul manna gidaenneunji molla
Byeonhaeganeun uri moseupdeureul
Gamdanghagi eoryeowonneunjido
(Bagaimana kita di usia
muda
Bagaimana
kita bertemu, aku bahkan tak mengingatnya
Semua
perubahan kita
Sulit
untuk memetakan semua)
‘Apa kau
masih mengingat saat pertama kali ku menyatakan cintaku padamu? Atau saat kita
pertama kali bertemu? Saat kita melakukan kencan pertama? Atau saat kita merayakan
kencan 100 hari kita? Apa kau masih ingat semuanya? Jika masih ingat bisakah
kau mengatakannya kepadaku? Karena aku sudah lupa semua itu.’
Pertanyaan-pertanyaan tiba-tiba saja bermunculan dari kepala laki-laki
bernama lengkap Cho Kyuhyun, laki-laki masa lalu dari gadis bernama Seo Joo Hyun atau yang sering dipanggil Seohyun. Pertanyaan itu hanya
berputar-putar di kepalanya. Namun, ia tak berani berucap sepatah katapun. Ia
hanya bisa memandangi gadis itu dengan raut wajah yang sulit diartikan.
“Aku meminta kita bertemu disini untuk mengatakan sesuatu padamu, Oppa.” akhirnya Seohyun membuka mulut.
Ia sudah tak tahan dengan keheningan ini. Selain itu, ia memang yang mengajak
Kyuhyun bertemu ditempat ini. Aneh rasanya jika ia yang meminta bertemu namun
tak mengucapkan sepatah katapun.
Tak ada jawaban dari lawan bicaranya. Kyuhyun hanya terdiam seribu bahasa
dengan jari telunjuk yang bergerak keatas kebawah ringan di paha kanannya, ia
gugup. Ia tak tau harus menjawab dengan pernyataan ataukah berbalik bertanya
padanya. Ia kini berpikir bahwa, wanita itu sedang melihatnya dengan tatapan
serius. Tatapan wanita itu berhasil membuat jantungnya layaknya di tusuk oleh
jarum. Jarum yang kecil namun menyakitkan. Sudah lama tak bertemu, dan ia
bersikap seserius ini.
Ibyeolhamyeon
apeudago hadeonde
Geureongeotdo neukkilsuga eobseotjyo
Geujeo geunyang geureongabwa hamyeo damdamhaenneunde
Geureongeotdo neukkilsuga eobseotjyo
Geujeo geunyang geureongabwa hamyeo damdamhaenneunde
(Ketika berpisah aku
mendengar kau sakit
Aku
bahkan tak bisa merasakannya
Aku
hanya bisa mengatakan itu dan tetap dingin)
~flashback~
“Mian.” hanya kata-kata itu yang bisa terucap dari bibir
laki-laki berseragam sekolah rapi lengkap dengan sepatu dan tas yang ia bawa
sedari tadi. Laki-laki itu tak berekspresi apapun, saat lawan bicara yang diajaknya bicara mulai meneteskan
air mata. Air mata yang sudah lama tak ia lihat, kini ia sendiri yang
penyebabnya.
Datar, raut wajah laki-laki itu hingga wanita yang dihadapannya semakin
sakit dan sakit melihatnya. Sakit, hingga tak ingin melihat wajah laki-laki itu
lagi. Namun, hati dan pikirannya berbeda. Ia masih mencintai Kyuhyun. Hatinya
sakit, ketika kata-kata perpisahan ia ucapkan langsung dari bibirnya.
“Bukankah kita bisa menjadi teman, Seohyun-ah?” kata-kata
terucap lagi dari bibir Kyuhyun. Dengan guratan senyuman yang dipaksakan,
ia menepuk-nepuk bahu wanita berwajah
cantik itu. Seohyun tak menjawab. Matanya tertuju pada tanah yang ia pijak.
Seakan ia sedang melihat sesuatu yang penting disana hingga ia tak bisa bepaling
sedikitpun.
“Em.” jawab Seohyun singkat sembari menganggukkan kepalanya ringan.
Meski ia tau jawaban ini mungkin akan menjadikan sebuah penyesalan terbesar
didalam kehidupannya yang hampir sempurna. Sempurna, jika ada Kyuhyun di sana.
~flashback end~
Ureotjyo
uuu sigani gamyeonseo naegejun
Aswiume geuriume naetteutgwaneun dareun
Naui mameul bomyeonseo
Cheoeumen chinguro daeumeneun yeoninsairo
Heeojimyeon gakkaseuro chingusairaneun
Geu mal jeongmal matneunde
Aswiume geuriume naetteutgwaneun dareun
Naui mameul bomyeonseo
Cheoeumen chinguro daeumeneun yeoninsairo
Heeojimyeon gakkaseuro chingusairaneun
Geu mal jeongmal matneunde
(Aku menangis, dengan
berjalannya waktu memberiku
Selain
penyesalan dan kerinduan
Ku lihat
hatiku
Berawal
dari teman kemudian pacaran
Jika
kita berpisah kita akan tetap sebagai teman
Kata-kata
benar-benar sesuai)
‘Kita
menjadi teman. Teman yang hanya bisa kusesali. Teman, aku benci sebutan itu ditujukan
kepadaku. Teman? Jangan pernah mengucap kata itu didepanku jika mengenai gadis
ini.’
“Sebagai teman, kurasa kau harus tau ini.. Kyuhyun Oppa.”
Seohyun mengucap kata yang tak disukai oleh Kyuhyun. Teman? Ia sangat benci
itu. Apalagi jika berhubungan dengan Seohyun. Otot-otot wajah Seohyun mulai
mengendur dari keseriusannya. Ia berulang kali menghembuskan napas pelan.
“Mwoga?” Kyuhyun kini juga membuka mulutnya. Namun, ekspresinya
masih datar. Ia tak menunjukkan rasa penasaran sedikitpun. Ia hanya menatap
Seohyun. Menatap gadis cantik itu dengan perasaan yang membuat Kyuhyun gila.
“Gomawo. Sudah lama aku ingin mengucapkan kalimat itu. Oppa,
apa kau tau seberapa berharganya dirimu bagiku?” ucap Seohyun tersenyum pada
Kyuhyun yang masih melihatnya lekat-lekat. Seohyun segera meraih secangkir kopi
dan meminumnya kasar. Ia ingin menutupi rasa gugupnya setelah mengatakan hal
tersebut pada Kyuhyun.
“Sebagai teman... bukankah seperti itu?” celetuk Kyuhyun yang berhasil
membuat Seohyun menghentikan aktivitas minumnya. Ia melihat Kyuhyun lekat-lekat
sembari meletakkan cangkir kopinya pelan ke meja di depannya. Kristal-kristal
air mulai menghiasi kedua bola matanya. Ia tak tau harus merespon apa
pertanyaan dari Kyuhyun.
Geu
huro samnyeoneul bonaeneun donganedo
Gakkeumssik seoroege yeollageul haesseotjyo
Dareun han sarameul manna ttodasi
Saranghage doeeosseumyeonseodo nan
Seulpeulttaemyeon hangsang jeonhwalgeoreo
Sorieobsi nunmulman heulligo
Neodo joheun saram mannaya doenda
Maeumedo eomneun mareul hamyeonseo
Ajik nareul johahana gwaenhi dollyeo malhaetjyo
Gakkeumssik seoroege yeollageul haesseotjyo
Dareun han sarameul manna ttodasi
Saranghage doeeosseumyeonseodo nan
Seulpeulttaemyeon hangsang jeonhwalgeoreo
Sorieobsi nunmulman heulligo
Neodo joheun saram mannaya doenda
Maeumedo eomneun mareul hamyeonseo
Ajik nareul johahana gwaenhi dollyeo malhaetjyo
(Sejak itu, 3 tahun setelah
berpisah
Kita
terkadang saling menghubungi
Bahkan
jika bertemu dengan orang lain lagi
Tetapi
aku mencintaimu lagi
Setiap
sedih aku selalu menghubungimu
Aku
menangis diam-diam
Kau
harus bertemu orang yang baik
Aku
berpikir dalam hati tanpa kata-kata
Apa kau masih menyukaiku dengan perkataan yang sia-sia)
‘Apa aku akan membuatmu menangis lagi, Seohyun-ah?’
Kyuhyun bertanya pada dirinya sendiri tentang apa yang baru saja ia
katakan pada Seohyun. Setelah mengucap kalimat itu, tiba-tiba saja mata indah
Seohyun berkaca-kaca. Ia tak tau harus bagaimana. Setiap melihat Seohyun
menangis, Kyuhyun tak bisa melakukan apa-apa selain diam.
“Apa kau masih mencintaiku, Oppa?” itu merupakan pertanyaan yang
paling mengerikan dari semua pertanyaan yang diucapkan Seohyun kepada Kyuhyun.
Kyuhyun menelan salivanya. ‘Iya’ Kyuhyun ingin sekali mengucap kalimat itu.
ingin sekali. Namun, semuanya tertahan di tenggorokannya. Ia tak bisa menjawab
pertanyaan itu.
“Selama 3 tahun ini, apa yang kau lakukan?” Seohyun bertanya lagi. 3
tahun? Ya 3 tahun sudah Kyuhyun menjalani hubungan bukan sebagai kekasihnya. 4
tahun berpacaran dan 3 tahun bukan sebagai kekasihnya. Mengenaskan. Bagaimana Kyuhyun
bisa melupakannya, sedangkan hubungan ia dengannya saja lebih lama dibandingkan
dengan hubungan pertemanan mereka.
‘Aku memang
bodoh. Tak bisa menyadari perasaanku yang besar terhadapnya dan membiarkannya
pergi begitu saja dari hidupku. Dan sekarang aku hanya menyesalinya. Menyesal
melepas gadis yang teramat berarti didalam kehidupanku.’
Arayo
uuu seoro gajang sunsuhaesseotdeon
Geuttae geureon sarang dasi hal su eopdaneun geol
Chueogeuro nameulppun
Geuttae geureon sarang dasi hal su eopdaneun geol
Chueogeuro nameulppun
(Aku tahu, kita memiliki
cinta yang murni
Saat itu
kita berpikir tak ada yang bisa dilakukan lagi dengan cinta ini
Hanya
tinggal kenangan)
Mata Kyuhyun berkaca-kaca. Ia tak tau harus berkata apa. Yang ada
dipikirannya hanya Seohyun, Seohyun, dan Seohyun. Kata-kata itu sesak memenuhi
seisi otak nya sekarang.
“Kenangan... apa kah kita bisa mengulang lagi kenangan itu lagi,
Seohyun-ah?” air mata yang sudah tak bisa dibendung Kyuhyun lagi kini
mengeruak. Mengakibatkan butiran-butiran air mata yang deras membanjiri kedua
pipinya. Sontak, ia segera menenggelamkan kepalanya ke bawah. Ia tak ingin
Seohyun melihat air matanya yang mengalir deras. Ia tak ingin Seohyun
mengetahui betapa lemahnya dia.
“Kenangan yang kita miliki... sekarang berakhir sampai disini saja, Oppa”
Hajiman ijeneun amugeotdo yoguhal su
Eopdaneun geol jal aljyo
Na ije gyeolhonhae geu aeui maldeutgo
Hanchameul amumaldo hal suga eobseotjyo
Geurigo ureotjyo geu ae majimak mal
Saranghae deutgosipdeon geu hanmadi ttaemune
Eopdaneun geol jal aljyo
Na ije gyeolhonhae geu aeui maldeutgo
Hanchameul amumaldo hal suga eobseotjyo
Geurigo ureotjyo geu ae majimak mal
Saranghae deutgosipdeon geu hanmadi ttaemune
(Tapi sekarang aku tak bisa
meminta apapun
Aku tak
tahu apapun
“Aku akan menikah” itu
kata yang ku dengar
Untuk
waktu yang lama aku tak bisa mengatakan apapun
Lalu aku
menangis, itulah kata-kata terakhirku
Karena
ingin mendengar aku mencintaimu sekali lagi)
“Kenangan kita, tidak boleh dilanjutkan lebih jauh lagi, Oppa.”
Air mata bergulir juga di kedua pipi Seohyun. Sebilah pisau berhasil
mencabik-cabik tiap urat jantungnya. Ia benar-benar terluka dengan kalimat yang
ia ucapkan sendiri. Sakit. Sakit sekali, hingga semburat merah berada di
wajahnya. Bukan karena malu atau pun marah, tapi karena menahan tangisan yang
akan semakin meluap jika tak segera dihentikan.
“Aku akan menikah dengan seseorang yang mencintaiku juga. Ia laki-laki
yang baik. Ku harap, Oppa dapat menghadiri acara pernikahanku.” Seohyun
mengeluarkan undangan dari tas yang ia bawa. Dengan tangan gemetar, ia
menyerahkan undangan itu kepada Kyuhyun yang masih menundukkan kepalanya
dalam-dalam. Ia tak sanggup memandang wajah Kyuhyun. Ia hanya bisa melihat
undangan yang ia pegang dengan perasaan getir.
Luapan tangisan Kyuhyun semakin menjadi-jadi. Ia menangis karena bukan
kata-kata itu yang ingin ia dengar dari wanita yang sangat ia cintai itu. melainkan kata-kata bahwa ‘Aku
mencintaimu’ atapun yang lain-lain. Kata-kata yang selalu ia harapkan selama 3
tahun ini.
“Apa kau akan benar-benar menikahi dia?” Kyuhyun bersuara setelah
berusaha mengatur napasnya untuk berbicara lagi. Namun Seohyun berbalik tak
bersuara. Ia hanya melihat Kyuhyun dengan tatapan penyesalan. Ia tahu, di dalam
hatinya masih ada ruang untuk Kyuhyun tinggal disana. Masih ada ruang yang
cukup luas untuk dapat mencintai Kyuhyun lagi. Sangat luas.
“Ne.” jawab Seohyun getir. Ia benar-benar tak tau harus
bagaimana mengatur jalannya napas dan pikirannya yang benar-benar kacau.
Kenangan-kenangan bersama Kyuhyun tiba-tiba saja berputar dibenaknya layaknya
film kuno. Cuplikan-cuplikan bahagia yang berhasil ia jaga baik-baik di
dalamnya. Cuilan kenangan yang berhasil membuatnya berdiri hingga sekarang.
“Tapi, aku tidak ingat apapun tentang hubungan kita. Bagaimana jika aku
rindu padamu esok hari nanti? Apakah aku boleh menemuimu? Aku pasti sangat tersiksa
jika rindu kepadamu.” Kyuhyun mengucap kembali. Ia benar-benar ingin meluapkan
segala rasa yang sudah terlambat ia katakan kepada wanita pujaannya. Kata-kata
yang seharusnya sudah dari dulu ia katakan.
“Ak-ku.. ak-kan pergi ke.. Am-merik-ka.” Seohyun tak bisa mengatur
tangisnya lagi. Kini ia juga terisak. Ia harus pergi ke luar negeri dan tak tau
kapan akan kembali ke Korea. Ia akan ikut suaminya nanti juga sudah menikah. Ia
berulang kali menepuk dadanya dengan kepalan tangan kanannya. Jantungnya seakan
sakit sekali mengetahui kenyataan yang begitu menyakitkan ini.
Kyuhyun menghembuskan napas kasar. Ia meremas celana yang ia pakai di
kedua pahanya. Sebilah pisau berhasil memotong tiap urat-urat nadinya. Rentetan
pemikirannya dipatahkan oleh perasaannya sendiri. Sakit. Apakah sakit akan
seperti ini jika Kyuhyun merelakan gadisnya. Sayangnya, perasaan itu bertambah
parah ketika ia benar-benar tak bisa melakukannya.
“Aku harus bagaimana? Aku pasti akan merindu—” kalimat Kyuhyun tak ia
lanjutkan lagi. Perasaanya terlalu sakit untuk meneruskan kalimat itu lagi.
Semua deretan kata-kata yang ingin ia katakan hilang. Hilang dengan berlalunya
air mata yang ia keluarkan. Kepalan tangan kirinya berhasil membuat paha
kirinya mungkin memerah karena memukulnya berkali-kali.
“Maafkan aku, Oppa. Aku sudah tak bisa bersamamu lagi. Menjadi
kekasih maupun teman.”
-The End-
A/N:
Uwaahh~~
akhirnya selesai juga nih Songfic-nya. Bagaimana? Adakah yang menangis?
Hohoho.. maafkan author ya kalau tidak bisa nge-FEEL gitu ceritanya. Selain itu
juga ini merupakan songficku yang pertama. Jadi dimaklumi aja kalau jelek. Mungkin
lain kali akan jauh-jauh-jauh-jauh lebih baik. So keep stay tune with
Aydipal author! :D Jangan
lupa comment nya ya? Ditunggu looh ma author! :) :D :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar ^^